Selasa, 10 Mei 2011

Anggota Komisi X Berkelit Soal Kunker Ke Spanyol (Real Madrid)

Kunjungan kerja (kunker) para Dewan Perwakilan Rakyat ke luar negeri ternyata menjadi sorotan masyarakat, selain insiden ditertawakanya para anggota DPR Komisi VIII yang membidangi masalah agama dan kesejahteraan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia, 30 April lalu. Karena tak tahu soal surel resmi komisinya.

kali ini giliran para Angota Dewan komisi X yang berkunjung KE spanyol untuk kunjungan kerja, namun apakah pantas urusan kunjungan kerja disana diwarnai dengan kegiatan mendatangi Stadion Santiago Bernabeu milik klub Real Madrid dan Stadion Camp Nou milik Barcelona.

Menanggapi kabar tersebut, Raihan Iskandar Anggota Komisi X dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengakui bahwa ada sekitar 12 anggota komisi yang mendatangi stadion Tersebut
"Pada 26 April, sekitar 12 orang masuk ke Real Madrid,"kata Raihan saat dihubungi wartawan, Jakarta, jum’at (06/05/11)

Namun dirinya membantah Tujuan ke stadion itu untuk menonton pertandingan El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona pada 27 April lalu. Menurutnya tujuan awalnya ia di stadion tersebut awalnya ingin menemui Presiden Real Madrid Florentino Perez.

"Enggaklah, tiketnya mahal, sekitar Rp 10 juta. Kita ke sana juga bukan untuk itu, Karena sibuk, banyak pertandingan, tidak bisa ketemu. Itu tadinya sudah diagendakan," jelasnya.

Menurut Raihan, Negara Spanyol menarik untuk dipelajari kemajuan sepakbola di Spanyol tersebut. "Karena ada wisatawan 70 juta setiap tahun. Itu lebih banyak daripada warga Spanyol yang hanya berjumlah 40 juta. Sangat menarik," katanya

Anggota Komisi X, Raihan Iskandar, mengakui, rombongan komisinya yang melakukan kunjungan kerja ke Spanyol, akhir April lalu, sempat mampir ke Stadion Santiago Bernabeu, markas klub elite Spanyol, Real Madrid. Mereka berkunjung ke stadion itu tanggal 26 April lalu, atau sehari sebelum laga Champions 2011 antara Real Madrid dan Barcelona.

"Itu (kunjungan ke Stadion Real Madrid) tanggal 26 April. Sekitar 12 orang masuk ke Real Madrid, kami berusaha untuk bisa mendapatkan masukan persepakbolaan yang berkembang di Real Madrid dan ternyata mereka menata sepak bola dengan baik," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (5/5).
Politisi PKS ini mengatakan, di stadion seharusnya mereka dijadwalkan bertemu dengan pengelola stadion. Namun, sayangnya, karena kesibukan pengelola dalam mempersiapkan laga keesokan harinya, anggota komisi tak bisa menemuinya.

"Seharusnya ketemu sama pengelolanya. Itu dijadwalnya ketemu, tetapi pada saat bersamaan sibuk persiapan pertandingan, jadi tidak bisa ketemu. Sudah diagendakan dengan pengelola stadion manajemennya," ujarnya.

Gagal bertemu pengelola stadion, Raihan mengatakan, akhirnya rombongan hanya berkeliling ditemani oleh anggota staf Kedutaan Besar RI setempat. Menurut dia, stadion ini memang didesain oleh pemerintah Spanyol sebagai tujuan wisata. Oleh karena itu, para pengunjung bisa membeli tiket untuk ikut dalam tur ke dalam stadion.

Raihan mengaku takjub dengan gagasan Pemerintah Spanyol yang mengelola stadion menjadi bagian dari kunjungan wisata. Hal ini, lanjutnya, berbeda dengan yang terjadi di Indonesia. Dengan kebijakan ini, turis atau wisatawan juga berpeluang bertemu para pemain terkenal Real Madrid pula.

"Ini dilakukan semenjak tahun 1902, arsipnya terpampang sampai segala macam kaus dan sepatu bola. Tingkat peradaban sebuah sejarah betul-betul dijaga dengan baik," tambahnya.

Sebelumnya, seorang warga negara Indonesia yang berdomisili di Spanyol mengirimkan sejumlah foto kepada redaksi Kompas.com. Dalam surat elektronik yang dikirimkannya, ia mengatakan bertemu dengan rombongan anggota DPR yang tengah mengantre tiket tur Stadion Bernabeu seharga 16 euro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tulis Komentar Anda