Sabtu, 18 Juli 2009

Dicari, Kaos WKMM 2001 bertuliskan FUCK TERRORIST!!

Isu dari teroris global sudah menjadi hal penting sejak serangan teroris di Pusat Perdagangan Dunia AS dan Pentagon di September 11, 2001. Di dalam menanggapi serangan teroris itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dipimpin oleh AS, sudah melaksanakan suatu kampanye untuk membawa semua negara-negara bersama-sama kepada teroris serangan balasan global yang adalah suatu ancaman keamanan dunia. bahkan WKMM telah mengkampanyekan gerakan anti terorisme walau hanya lewat kaos bertuliskan FUCK TERRORIST yang dikenakan panitia band competition se-SulSel di Soppeng 2002

Jauh sebelum 11 September bahwa Indonesia telah menderita serangan teroris karena satu rangkaian tindakan-tindakan teroris yang terjadi dari 2000-2001. Ini yang dimasukkan satu rangkaian ledakan-ledakan dalam tujuh kota yang besar yang menargetkan gereja-gereja di Malam Hari Natal pada tahun 2000 dan beberapa wilayah umum yang lain (seperti pusat perbelanjaan dan alun-alun, dan bangunan Jakarta Stock Exchange). Ada banyak korban, walau tidak sejumlah yang sama pada serangan teroris 11 September.

Pada kampanye anti teroris, beberapa negara-negara, termasuk negara-negara ASEAN, secara langsung bertanggung jawab dalam penangkapan teroris dengan menggolongkan dan menerapkan tindakan keamanan internal pada setiap negara masing-masing. Pada waktu yang sama, Indonesia juga telah mencurigai dalam hubungan pemboman, tetapi mereka yang tidaklah disebut teroris karena istilah "teroris" tidak terdapat di perundang-undangan Indonesia dan perundang-undangan Anti-Subversion telah dihapuskan selama "Zaman Reformasi" (post-Suharto administrasi).

Permulaan, banyak dari masyarakat Indonesia belum menyadari akan ancaman teror bahwa bisa terjadi pada setiap waktu, dan tidak pandang pada target atau tempat. Usaha-usaha dari pemerintah di dalam menetralkan kelompok-kelompok yang terlibat, sering kali bertemu kelompok-kelompok tertentu dengan menuduh pemerintah tentang memecahkan Islam dengan menggambarkan dan menyamaratakan bahwa teroris digolongkan Islam. Dari hasil tersebut, pemerintah menjadi lebih berhati-hati secara representatif dalam bertindak. Dalam waktu itu, negara-negara lain bertindak melawan kelompok teroris dan menangkap informasi dengan mengumpulkan aktifitas kelompok teroris di Indonesia.

Pengaruh dari hal ini bahwa Indonesia, pada waktu itu, dituduh tidak serius dalam menangani terorisme. Di sana masih banyak peristiwa teroris dan para pelakunya masih bebas dan belum ditangkap. Pandangan negatif pada Indonesia, bagaimanapun, berubah secara total setelah Bali Bombing di Oktober 12, 2002 bahwa telah terbunuh 202 orang dan terluka 235 orang. (kebanyakan korban-korban berasal dari Australia, Eropa dan Asia).

Tragedi di Bali menimbulkan banyak dukungan penawaran negara-negara lain ke Indonesia dalam membantu korban-korban, di dalam membongkar kasus, dan di dalam memburu orang yang dicurigai. Oleh karena dukungan dari banyak negara dalam bentuk peralatan dan keahlian profesional, kerjasama yang baik, dan yang disertai oleh para anggota yang bermotivasi tinggi, kasus bom Bali terbongkar kurang dari satu bulan. Lebih dari itu, jaringan dari pemboman telah terungkap.

Dari perspektif yang lain, kasus Bom Bali menyebabkan kerusakan pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Itu mempengaruhi dalam Industri pariwisata dunia yang tidak bisa memberi jaminan keselamatan wisatawan di Indonesia. Sebaliknya, penanganan yang sukses kasus bom Bali menjadi langkah menguntungkan seperti:

1. Menciptakan satu kesadaran di dalam masyarakat Indonesia dari ancaman teroris yang ada di Indonesia.
2. Kembalinya kepercayaan internasional dan kepercayaan domestik pada Pemerintah Indonesia dalam menangani teroris.
3. Alir simpati dan dukungan dari negara-negara lainnya untuk mengalahkan efek bom Bali.
4. Penawaran bantuan dari banyak negara untuk memperbaiki infrastruktur anti teroris indonesia dalam bentuk peralatan, pelatihan dan keuangan.

Sukses dalam membongkar kasus bom Bali dan menangkap banyak penjahat yang terlibat kasus-kasus teroris, yang terjadi bersamaan sebelum dan setelah tragedi Bali dalam 2002 maupun di dalam 2003 (seperti kasus-kasus di Makasar, Markas besar kepolisian, Airport, Parliament Building dan JW Marriott) sudah mengubah pandangan negatif dari satu gambaran negara yang tidak serius menindaki teroris menjadi negara yang sukses melawan teroris.

Sukses dalam membongkar teroris tidak berarti bahwa Indonesia bebas dari ancaman teroris. Dari satu analisa dari trend teroris di Indonesia, beberapa faktor-faktor menunjukkan bahwa Indonesia sangatlah rentan terhadap ancaman dari teroris. Sedikitnya tiga masalah pokok yang perlu di perhatian sebagai usaha untuk melumpuhkan teroris di Indonesia ada :
1. Menyerang teroris global memerlukan kerjasama antara negara-negara.
2. Semua kasus terorisme harus ditangani serius untuk mengungkap jaringan mereka. Hal ini harus dilakukan sesuai hukum yang ada.
3. Usaha-usaha represif, diperlukan langkah-langkah untuk mencegah tindakan-tindakan teroris yang akan terjadi. Ini bukan hanya tanggung jawab segi keamanan tetapi harus seluruh aspek institusi yang terkait termasuk masyarakat sendiri.

Untuk mendiskusikan permasalahan teroris dan usaha-usaha untuk mengalahkannya, beberapa materi yang harus dibahas secara lebih detil:
1. Trend dalam pengembangan dari teroris di Indonesia.
2. Hasil dalam penanganan permasalahan teroris.
3. Satu analisa dari aktivitas jaringan teroris di Indonesia.
4. Usaha di dalam menanggulangi teroris.

Trend di dalam Pengembangan dari Terorisme di Indonesia

a. Pengembangan dari penyelidikan Terorisme di Indonesia
Pengembangan dari terorisme di Indonesia dapat dilihat dari data dari peristiwa-peristiwa di mana material bahan ledak digunakan yang mengalami peningkatan dari segi tekhnologi, daya ledak dan bahan yang digunakan, metode dan strategi aksi yang kian 'kreatif' serta dampaknya yang semakin besar pasca peledakan

b. Peristiwa Terorisme Profil tinggi di Indonesia
Diantara kasus-kasus teroris yang menggunakan material bahan daya ledak tinggi dapat digolongkan berdasarkan tingkat keseriusan/perhatian oleh publik dan internasional.

Hasil-hasil dari Ukuran-ukuran Teroris
Usaha-usaha penting telah diambil untuk tempat teroris yang konter dan ini adalah hasil-hasil dari operasi dalam memburu orang yang dicurigai dari kasus Bom Bali Oktober 2002. Operasi ini diselenggarakan oleh suatu regu khusus yang terbentuk setelah pemboman. Pada awalnya, tugas utama dari regu itu untuk memburu orang yang dicurigai yang terlibat dalam pemboman Bali, selama keadaan operasi, regu itu sukses dalam menangkap orang yang dicurigai dan membongkar jaringan yang terlibat dalam peristiwa teroris lain di Indonesia karena 2000 (terutama di Malam Hari Natal 2000).

Oleh karena; berhubungan dengan suksesnya operasi, tugas regu itu diperluas untuk melanjutkan dengan pemburuan dan penangkapan tersangka yang terlibat dalam Pemboman Bali dan peristiwa teroris lain. Selama operasi Pemboman Bali, 80 anggota teroris telah ditangkap dari banyak lokasi ke seberang Indonesia.

Ketika pernyataan dari orang yang dicurigai yang ditangkap langsung diuji dan yang disambungkan ke lokasi keterlibatan mereka di dalam aktivitas, itu telah jelas bahwa kebanyakan dari kasus-kasus teroris yang penting di Indonesia dapat terbongkar, kecuali ledakan di Kantor Kejaksaan Agung pada 2001.

Sukses dalam membongkaran jaringan teror JI dan pengalaman selama operasi sangatlah penting di dalam meningkatkan kemampuan penyelidik dalam membongkar peristiwa teroris setelah Bali dibom. Informasi mengumpulkan dari tersangka dan pengalaman memperoleh di kemudian, itu sangat jelas bahwa peristiwa-peristiwa teroris yang terjadi dikemudian, seperti bom Makasar , bom Markas besar kepolisian dan beberapa kasus pengeboman yang lain termasuk bom JW Marriott Hotel yang dapat dipecahkan dan yang diungkapkan dalam waktu singkat.

Lebih dari itu, dari menangkap/menghentikan tentang banyak analisa lebih baik sudah diselenggarakan yang mampu mengantisipasi kejadian lebih lanjut dari peristiwa-peristiwa teroris dan mencegah setiap serangan-serangan yang direncanakan. Penemuan dari sejumlah besar material perlengkapan senjata dan bahan ledak pada beberapa lokasi persembunyian teroris merupakan hal penting dalam mencegah rencana teroris yang dirancang oleh kelompok teroris.

Jaringan Teroris di Indonesia
a. Golong Teroris
Dasar pembongkaran peristiwa teroris di Indonesia, teroris dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok :
1. GAM (Gerakan Aceh Merdeka -bebas Aceh Movement) : orang yang dicurigai dari Kelompok Aceh Separatist yang menyelesaikan tindak teroris di luar Nangroe Aceh Darussalam (NAD) wilayah teritorial. Sasaran dari tindak teroris untuk menciptakan kekacauan dan menyebabkan ketidakstabilan snegara dari Republik Indonesia. Targetnya: Bangunan pemerintah, kantor-kantor, dan instalasi-instalasi hal penting; wilayah umum dan pusat belanja.
2. Kelompok Islam Radikal (JI) : Para anggota Jemaah Islamiah, yang ditemukan oleh Abdullah Sungkar di Malaysia dan lalu dilanjutkan oleh Abu Bakar Basir. Tujuan mereka untuk menerapkan Islam Sharia Hukum (untuk membentuk suatu Greater Islamic State). Sasaran dari teroris mereka bertindak untuk mengira pembalasan dendam, perawatan yang tidak adil menghubungkan dengan Islam. Target-target :
a. Pada awalnya, tempat beribadat, gedung-gedung/perkantoran/kedutaan wakil-wakil yang asing (yang disebut 'Target-target Sulit')
b. Ini sudah berubah 'Target-target lembut': tempat-tempat publik, pusat belanja, hotel-hotel, kelab malam, dan gedung-gedung/kedutaan dengan koneksi-koneksi AS.
3. Kelompok lain dengan alasan-alasan yang individu: Target : Orang-orang atau bangunan, dengan alasan pembalasan dendam yang berkenaan dengan keluhan yang individu.

b. Struktur Organisasi
Salah satu teroris paling aktif yang sudah melaksanakan banyak aktivitas di Indonesia adalah Jemaah Islamiyah (JI) yang dipimpin oleh Abu Bakar Basyir (seperti ketika pemimpin rohani Amir). Organisasi tersebut tidak secara resmi ada.
Tujuan utama dari JI adalah perwujudan suatu Golongan Grater Islamic meliputi : bagian dari Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia dan Negara Pilipina.
Langkah-langkah keterlibatan dalam memperkuat tekad para anggota dengan pemahaman :
1. visi dan misi JI
2. kumpulan perencanaan strategis
3. Implementasi
4. Pembentukan atau penciptaan unit-unit
5. memutuskan target-target operasional
6. ketetapan peralatan
7. menyelesaikan aktivitas.

c. Daerah kerja Wilayah
Untuk persyaratan-persyaratan dari strategi mereka, JI membagi daerah kerja mereka yang wilayah ke dalam empat bidang (Mantiki). Ini adalah :
1. Mantiqi Ula/I :Singapura perlindungan wilayah ekonomi dan Malaysia. Pemimpin pembentuk adalah HAMBALI dan lalu diubah ke MUKLAS
2. Mantiqi Sani/II :Konflik Area perlindungan bagian dari Indonesia dan yang dipimpin oleh ABU IRSYAD
3. Mantiqi Thalid/III: Pelatihan Area perlindungan selatan Pilipina bidang dari Mindanau, dan yang dipimpin oleh MOHNASIR
4. Mantiqi Ukhro/IV perlindungan Australia, dan yang dipimpin oleh ABD ROHMI AYUB
Setiap Mantiqi yang dibagi menjadi Wakalah
Setiap Wakalah mensupervisi suatu Chatibah Qirdas
Setiap Qirdas mensupervisi Fiah.

d. Pembagian kerja Aktivitas
Untuk menyelesaikan pembagian kerja aktivitas teroris mereka mulai dengan :Perencana Strategis, Kelayakan Study/Penelitian, Ladang Observer, pembuat keputusan target, penyedia logistik/transportasi, Pembuat pengeboman, asisten dan bomber.

e. Penyaluran Dasar
Sumber dari pembiayaan JI adalah dari:
1. Sumbangan dari para anggota +5% dari pendapatan mereka
2. Sumbangan dari masyarakat
3. Sumbangan dari Fisabililah
4. Sumbangan Wajib dari pendapatan
5. Sumbangan Wajib pada akhir Ramadhan (puasa bulan) perayaan-perayaan
6. Al Qaeda
7. Sumbangan dari Parties
8. FA'I (uang yang diperoleh dari non-islam oleh apapun yang digunakan untuk kemajuan dari Islam)

Funds yang dikumpulkan digunakan untuk aktivitas untuk membantu Muslim dalam konflik, untuk pelatihan, karena membeli senjata-senjata dan karena membiayai teroris activities/ledakan yang dieksekusi oleh unit-unit mereka yang khusus. Sebagai contoh dana digunakan untuk :
1. Untuk membiayai bidang-bidang dari konflik : Ambon, Poso
2. Membeli senjata dan mengirimkan mereka ke bidang-bidang konflik
3. Mengirimkan anggota untuk menyelesaikan Jihad dan untuk pelatihan di Afghanistan
4. Membiayai untuk pelatihan militer dalam Islam Akademi Militer traing Camp, di Moro.
5. Malam Hari Natal 2002 membom : Medan, Siantar, Pekanbaru, Batam, Jakarta, Bandung, Sukabumi, Mojokerto, Palopo dan Mataram.
6. Membom selama 2001 di Jakarta (Atrium Senen, Santa Ana dan HKBP gereja-gereja), Kerinci dinding jangkar/biaya labuh, Pekan Baru dan Medan.
7. Bali Bombing dalam 2002 (US$35,500)
8. Membom gerai McD di Mal Ratu Indah Makassar.
9. Kegiatan-Kegiatan Perencanaan di Singapura (Bernyanyi $ 50,500)
10. Membom JW Marriott Hotel

Meningkatkan Usaha-Usaha Menghapuskan Teroris

Kesuskesan sampai saat ini di dalam menangkap/menghentikan tentang teroris-teroris tidak berarti bahwa Pemerintah Indonesia telah mampu menghapuskan ancaman dari terorisme di Indonesia. buktinya teroris seakan ingin mengatakan bahwa mereka masih ada, ketika pada jumat 17 Juli 2009 mereka meluluh-lantakkan Ritz Carlton dan J.W Marriot Jakarta, saat semua tertuju pada hiruk pikuk politik pilpres dan jelang kedatangan Manchester United (MU) yang kemudian batal ke Jakarta.
a. Instability itu kepada Threat dari Terrorism.
Faktor-faktor yang menguatkan ancaman dari terorisme di Indonesia termasuk :
1. Masih ada banyak anggota Islam radikal yang secara langsung terlibat dalam tindakan-tindakan teroris yang masih dicari oleh kepolisian. Mereka memiliki gerak dan mampu melintasi provinsi-provinsi, pulau-pulau dan bahkan negara-negara. Mereka bersifat militan dan tidak takut tentang ancaman dari hukuman mati.
2. Terorisme global sejauh ini sukses di dalam menerapkan suatu strategi tentang manipulasi isu-isu yang religius dan mengambil keuntungan dari dendam atau kesetiakawanan religius untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Strategi ini adalah sangat efektif ketika yang diterapkan di Indonesia karena masyarakat Indonesia itu mempunyai suatu kultur dari "gotong-royong" dan kesetiakawanan antar Muslim sangat baik. Kondisi-kondisi ini membantu teroris untuk bersembunyi dibalik persaudaraan muslim
3. tindakan-tindakan AS dalam melawan teroris dengan memecahkan negara Islam seperti Afghanistan dan Iraq sudah menyebabkan satu reaksi yang antipathetic kepada AS. Reaksi ini dipertajam oleh pengembangan dari AS sedang berkomplot dengan teroris untuk mengambil alih ladang minyak, perilaku AS kadang-kadang menciptakan standar ganda yang mengakibatkan ketidakadilan-ketidakadilan yang dilaksanakan terhadap Muslim seluruh dunia.
4. Pernyataan dari kebanyakan dari orang yang dicurigai dan tertangkap menunjukkan keteguhan hati mereka di dalam pemahaman jihad mereka yang membenarkan tindakan-tindakan mereka yang kejam atau bahkan tindakan-tindakan teroris (ideologi)
5. Pasca Pemilihan Presiden 2009, sebuah pilihan yang politis untuk menentukan masa depan islam indonesia kedepan

Meningkatkan Usaha-usaha untuk Menghapuskan Teroris di Indonesia

Mempertimbangkan lingkungan, dalam memerangi teroris di Indonesia perlu dipertimbangkan bahwa usaha-usaha akan efektif ketika itu bukanlah hanya mengarahkan pada tindakan-tindakan yang represif (penangkapan dan memburu teroris-teroris). Hal yang paling penting adalah : bagaimana caranya mencegah tindakan-tindakan melalui peningkatan dari kewaspadaan sehingga tidak ada peluang untuk teroris-teroris, seperti juga usaha-usaha untuk memberi informasi kepada masyarakat sehingga mereka tidak dirintangi atau yang terjerat oleh strategi teroris yang mengolah Islam. pengajaran-pengajaran ilmu islam yang benar untuk menghindari penyesatan pemaknaan jihad!

Pada saat yang sama, polisi Indonesia seharusnya meningkatkan usaha-usaha dan kemampuan mereka kepada melawan terorisme, seperti ;
1. Menciptakan dan Increasing Capabilities dari Anti Terrorist Unit.
a. Pembentukan Anti Terrorism Coordination Desk menempatkan di kantor dari Coordinating Minister untuk Politics dan Security.
b. Meningkatkan koordinasi kecerdasan(inteligen dan berhubungan lembaga; institusi termasuk: BAK/PETI (Tubuh Kecerdasan(Inteligen Nasional), BIK (Menjaga ketertiban Intelligence Body), Intelligence milik jaksa agung, National Army Intelligence Indonesia, Departemen dari Finance/Customs, Bank dari Indonesia, Departemen dari State Affairs, dll.
c. Pembentukan Yang Khusus Anti Unit Teroris
1) Pembentukan Direktorat VI Bareskrim (Tubuh Penyelidikan Jahat)
2) Pembentukan Permanent Anti Terrorist Unit pada Markas besar kepolisian dan pada Pos polisi regional.
2. Memperbaharui Perundang-undangan :
a. Pengesahan Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai usaha-usaha untuk [berjuang/ berkelahi] terorisme.
b. Pembekuan asset-asset mencurigai tentang mahluk yang digunakan di dalam aktivitas teroris.
c. Mensahihkan Regulation 15/2003 mengenai penghapusan terorisme
3. Meningkatkan kooperasi internasional dan regional :
a. Mengambil bagian di dalam pertemuan-pertemuan forum regional :ASEAN, ARF, AMMTC, dll.
b. Meningkatkan pertukaran dari informasi kecerdasan(inteligen dengan negara-negara ASEAN, negara-negara tetangga, dan negara-negara lain : Australia, AS, Jerman, Jepang, dll.
c. Pembentukan suatu Joint Task Force dalam satu usaha untuk membongkar kasus-kasus teroris dan di dalam berburu teroris-teroris.
4. Meningkatkan mutu ketrampilan dari Anti Terrorist Unit.
a. Perhebat aktivitas pendeteksian dan pembongkaran jaringan teroris
b. Menemukan dan memaksimalkan dukungan pelatihan untuk kemampuan Anti Terrorist domestik dan latihan bilateral luar negeri: AS, Australia, Jerman, Jepang, dll.
c. Meningkatkan kemampuan anti peralatan teroris teknologi: Telekomunikasi, Identifikasi, mobilitas/transportation)
5. Meningkatkan Kemampuan untuk Pencegahan Terorisme.
a. Meningkatkan sistem keamanan lingkungan kita (RT/RW, lingkungan kerja, lingkungan hotel, pusat belanja dan proyek-proyek penting.
b. Meningkatkan kewaspadaan di antara masyarakat kepada ancaman dari terorisme.
1) Dorong dan maksimalkan pemakaian media massa
2) Dorong peran dari masyarakat yang berpengaruh untuk pengembangan religiusisme yang benar di masyarakat
Mari perangi terorisme!!

Sabtu, 11 Juli 2009

Jika Obama Suka Liat Bokong

Foto yang memperlihatkan Presiden Barack Obama sedang memperhatikan bokong seorang perempuan ramai dibicarakan di media-media. Dalam gambar itu, Presiden Nicholas Sarkozy juga melirik sambil tersenyum. Lalu apa sebenarnya yang terjadi dan siapa perempuan itu?

Seperti dilansir ABC, pencarian di internet pun menjadi populer terutama mengenai Obama sedang melihat bagian belakang gadis tersebut. Rata-rata pencarian tersebut antara lain obama looking at woman's butt," "obama checking out butt," dan the pun-tastic "tail to the chief" menjadi sangat populer.

Dalam tayangan video yang di-upload ke YouTube, Obama sedang melihat langkah seorang perempuan berpakaian hitam dan membantunya naik ke tangga dan bersamaan dengan gadis tersebut melangkah ke undakan lebih tinggi. Tak lama kemudian Obama menerima jabatan tangan dari sejumlah delegasi.

Lalu, yang menarik adalah, Sarkozy yang terus mengikuti arah gadis muda tersebut. Lalu siapa gadis ini? Menurut hasil pencarian, ia bernama Mayara Tavarez, berusia 16 tahun dan mewakili Brasil dalam pertemuan tingkat tinggi Junior 8.

Gadis ini bertugas sebagai peneliti komunitas dengan mewawancarai remaja lain tentang kehidupan mereka dan bagaimana mereka bertumbuh di kawasan miskin Rio de Janeiro. Berikut video yang dimuat di YouTube:
http://www.youtube.com/watch?v=S2CniHD7e68

Minggu, 05 Juli 2009

Mitos Karebosi Dalam Arus Modernisasi

Malam belum larut benar ketika kepanikan terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di basement Karebosi beberapa bulan lalu. Tirai hujan yang deras mengguyur Makassar belum pula usai. Bak bencana tsunami, Basement Karebosi yang terbilang belia malam itu terkisruh oleh banjir yang tiba-tiba mengoyak segalanya. Warga pemilik toko terpaku, pasrah oleh amukan air bah yang melahap lantai dasar di Karebosi tanpa dapat berbuat apa-apa.
Polemik bergulir. Karebosi yang terlanjur dikeramatkan oleh sebagian warga dan puak terpandang Makassar menetaskan keyakinan baru bahwa apa yang terjadi atas Karebosi merupakan tuah akibat keagulan segelintir pejabat yang ingin mendapatkan sesuatu dari proyek besar revitalisasi ini.
Menyoal misteri keberadaan Lapangan Karebosi di tengah jantung Kota Makassar, memang senantiasa menguak berbagai kisah: Antara mitos, dan sejarah. Sebagai generasi yang masih diberi kesempatan hidup di abad 21 ini, polemik menyoal muasal tanah lapang yang terletak di tengah Kota Makassar ini bak menuai tanya tak berjawab. Apakah hanya sekedar tanah kosong atau memiliki makna berunut sejarah baheula yang secara tidak langsung berbaur dengan epos rakyat?
Selama ini tidak ada sejarawan maupun budayawan yang dapat mengartikulasi Karebosi dengan tepat. Saat lahirnya Kota Makassar, lapangan yang merupakan lahan relaksasi warga Makassar ini telah ada dan melegenda dalam mitos yang dimafhumi turun-temurun dalam masyarakat Bugis-Makassar.
Kini setelah Karebosi mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan tetua dan puak Makassar akibat revitalisasi frontalis yang mengubah wajah lahan kosong itu, maka kisah Karebosi meriak dalam beragam versi. Dan untuk itulah Pecinan Terkini berusaha menelusuri lapak masa muasal Karebosi.

Apa Sebenarnya Karebosi?

Memang terasa benar tak ada koaksal kisah yang benar-benar memfondasir keberadaan Karebosoi. Kisah membola dari bibir ke bibir yang pada akhirnya mengubah klasikis menjadi totemis. Dan bukan hal salah bila Karebosi bak api dalam sekam ketika Pemkot Makassar berupaya mengubah wajah Karebosi menjadi sebuah konsep kota modernis.
Mengaitkan kisah Lapangan Karebosi dengan eposis rakyat memang memerlukan ranting berakar kuat. Baburitas cerita memang akan terasa irasional jika tak disikapi dengan bijak.
Syahdan, awal Karebosi tak terpisahkan dari lahirnya Kota Makassar. Pada zaman pendudukan Belanda (VOC), Makassar bernama Jumpandang. Nama ini merupakan pemberian kolonialisme yang diambil dari harafiah ‘ujung pandangan’ atau ‘batas penglihatan’. Pemberian nama tersebut bukan tanpa sebab. Sewaktu hendak menginvasi Makassar kuno, pihak VOC terbentur kendala dalam spionasis atau pengintaian. Tersebutlah Karebosi yang merupakan hutan nenas dan pandan, yang notabene merupakan penghalang pengintaian mereka terhadap benteng Gowa yang menjadi prioritas penaklukan
Lalu VOC pun menjalankan siasat licik dengan menggunakan strategi lihai yang tak pernah terpikirkan oleh Kerajaan Gowa, yakni menembakkan meriam-meriam yang berisi amunisi ‘gulden’ atau uang emas Belanda. Penduduk sekitar hutan terhipnotis oleh strategi ‘iming’ dan menebas pohon-pohon lebat yang berada di kawasan ‘Karebosi’ untuk mencari dan mengumpulkan ‘gulden’ yang telah menebar di sana. Alhasil, dalam sekejap hutan-hutan pandan menjadi gundul dan memudahkan Belanda mengintai Kota Jumpandang.
Setelah leluasa mengintai Kota Jumpandang, maka terlihatlah sehamparan sawah yang dilintasi anak sungai yang menyambung ke benteng Fort Roterdam dan kemudian bermuara ke laut di depan benteng. Menurut narasumber yang berinisial Syaf (62), Karebosi dulunya disebut ‘parang lampe’, dalam bahasa Indonesia dapat diartikan ‘lapangan panjang dan lebar’. Saat Lapangan Karebosi di revitalisasi dan diadakan galian untuk pondasi bangunan, air yang berasal dari dalam tanah bukanlah air endapan hujan, melainkan air yang menyambung ke laut.

Karebosi sebagai Pasamuan Para Raja

Menurut Syaf, salah satu penduduk yang memiliki temurun yang pernah bermukim di pinggir Karebosi, kisah muasal Lapangan Karebosi ia peroleh dari kakeknya yang telah meninggal dalam usia 100 tahun lebih. Ia juga mengungkapkan bahwa Karebosi dulunya dijadikan alun-alun pasamuan para raja se-Sulawesi Selatan sebagai tempat berkumpul untuk bermusyawarah dalam mengambil suatu kebijakan maupun keputusan, atau melakukan acara besar tertentu.
Kerajaan Tallo merupakan cikal bakal Makassar disinyalir merupakan kerajaan yang pertama kali di ranah Anging Mammiri, karena kerajaan Tallo-lah yang mengundang kerajaan-kerajaan lainnya untuk berkumpul di alun-alun seperti Somba ri Gowa, Mangkau ri Bone, dan Payungnga di Luwu. Semua kerajaan tersebut juga disinyalir ada hubungan pertalian darah dan persaudaraan dengan Kerajaan Tallo pertama.

Karaeng Bunga Rosina Tallo

Merunut epos masyarakat Makassar, konon dalam Kerajaan Tallo pernah lahir seorang gadis aristokrat dari keturunan Raja Tallo yang sangat cantik, pintar, bijak bertutur, serta santun dan ramah. Gadis tersebut bergelar Karaeng Bunga Rosina Tallo atau Raja Bunga Mawar Tallo.
Berkat kecerdasannya, Karaeng Bunga Rosina Tallo-lah yang senantiasa memimpin musyawarah antarpuak dan raja. Ia sigap dan tanggap terhadap permasalahan rakyat. Keputusannya selalu dilandasi kearifan sehingga ia dikenang sebagai tokoh panutan. Setelah mangkat, namanya terus dikenang. Dan Lapangan Karebosi yang dulunya merupakan alun-alun kerajaan Tallo merupakan singkatan dari namanya, Karaeng Bunga Rosina sebagai aplikasi penghargaan terhadap jasa dan kebijaksanaannya.
Menurut duga Syaf pula, pohon besar yang ada di dalam Lapangang Karebosi, dulunya adalah pohon kecil yang ditanam sebagai tanda tempat dikuburkannya Karaeng Bunga Rosina Tallo. Penanda tersebut menguat sebagai bukti jika menilik penyebab hanya ada satu pohon besar di sana.
“Kalau kita berpikir secara logika, kenapa cuma satu pohon besar yang tumbuh di sana? Kenapa tidak dua atau tiga dan seterusnya selayaknya sebuah taman?” ungkap Syaf diplomatis.
Senada dengan pengungkapan Syaf, saat ini juga sering didapati kuburan dimana kuburan tersebut sengaja ditanami pohon pelindung oleh keluarga yang ditinggalkan. Jadi benarlah adanya jika Karebosi merupakan singkatan dari Karaeng Bunga Rosina Tallo.
Seiring perjalanan waktu, kemungkinan kuburan Karaeng Bunga Rosina Tallo telah sirna karena rusak oleh pertumbuhan pohon tersebut dari abad ke abad.

Revitalisasi Karebosi

Melihat pengembangan Karebosi yang melalui proyek revitalisasi oleh Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Ilham Arief Sirajuddin, maka Karebosi pun berubah bentuk ke wajah baru dengan format sentra bisnis metropolitan.
Namun demikian, polemik bergulir di antara mitos dan sejarah. Pembangunan yang terasa terburu-buru, yang baur bersama hakam masyarakat tentang ‘keramat’ Karebosi telah menetaskan sebuah kesimpulan baru. Bahwa banjir akibat jebolnya tanggul gedung bawah tanah di pusat niaga Karebosi akibat tuah cuai ‘pelanggaran’ orang-orang yang berpihak pada salah satu mega proyek Pemkot Makassar.
Kisruh yang mencuat dalam kontradiksi Karebosi tersebut, dirasionalisasi akibat lemah dan belum kuatnya pondasi tanggul menahan beban endapan air hujan. Menurut Syaf, penyebabnya tak lain lantaran di kedalaman Karebosi sebenarnya merupakan bekas arus sungai dan terowongan air, yang pada zaman dulu dilalui kapal-kapal kecil maupun perahu sebagai transportasi air menuju Ford Rotterdam yang bermuara ke laut. Itulah sebabnya di samping Poldair (Polisi Perairan Makassar) terdapat sejenis bekas kanal yang terputus.

Sabtu, 04 Juli 2009

Tim Sukses SBY Blunder, Elektabilitas Menurun

Iklan satu putaran yang digerakkan oleh tim sukses capres Susilo Bambang Yudhoyono dianggap telah membangunkan ‘macan tidur’ karena mendorong rekonsolidasi kekuatan lawan-lawan SBY.

Salah satu faktor penyebabnya adalah gencarnya publikasi iklan pilpres satu putaran yang dilakukan oleh Denny JA. Demikian ujar peneliti LSI Burhanuddin Muhtadi di Jakarta.

"Iklan satu putaran yang digerakkan Denny JA telah membangunkan macan tidur karena mendorong rekonsolidasi kekuatan lawan-lawan SBY. Buktinya tren elektabiltas SBY malah turun pasca Denny dan kawan-kawannya mengampanyekan gerakan satu putaran itu," katanya.

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia menunjukkan elektabilitas SBY mengalami penurunan. Iklan itu terlanjur dipersepsikan milik SBY, meski capres incumbent itu membantah.

Dari data survei LSI terakhir menunjukkan, dalam tempo 20 hari, SBY-Boediono mengalami penurunan sebesar 3%, dari 7o% ke 67%. Mega-Prabowo cenderung stagnan dikisaran 16%, sedangkan JK naik dari 7% menjadi 9%.

Burhan mengatakan, selain karena iklan satu putaran, blunder politik tim kampanye SBY-Boediono yang dikendalikan oleh Mallarangeng bersaudara juga akan berpotensi besar kembali menurunkan elektabilitas SBY. Sebab, migrasi pemilih rasional SBY ke JK karena adanya konsolidasi pendukung primordial JK di Sulsel.

"Sentimen-sentimen Mallarangeng potensial membuat terjadinya konsolidasi kekuatan JK yang berbasis kesukuan. Blunder yang dilakukan Mallarangeng soal orang Bugis mempunyai peluang menurunkan elektabilitas SBY. Itu membuat citra SBY sedikit tercoreng terutama di konteks Sulawesi Selatan," ungkapnya.

Senada, analis politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) juga menilai blunder politik Mallarangeng bersaudara, akan sangat berpengaruh terhadap jumlah pendukung SBY nantinya.

“Sentimen SARA berpotensial membuat terjadinya konsolidasi kekuatan tim Jusuf Kalla. Pendukung SBY kemungkinan juga beralih ke kebu JK, dan bisa saja suara JK melampaui SBY,”ujar Warjio mengingatkan kepada Waspada Online, siang ini.

Ini harus menjadi catatan untuk tim SBY, agar tidak terlalu mengeluarkan kontroversi yang tidak perlu menjelang 8 Juli ini. “Lebih baik bermain aman dari pada memancing blunder," pungkasnya lagi.

Propaganda berbau Rasisme, Silakan Cermati...

Andi Mallarangeng membantah pernyataanya saat kampanye Tim SBY-Budiono di Makassar bermaksud untuk melarang orang Bugis menjadi Presiden. Ia meluruskan maksud pernyataannya ialah sebagai tanggapan soal sms yang beredar, bahwa orang Bugis harus memilih orang sedaerahnya

"Itu adalah respons saya terhadap sms yang beredar yang bersifat primordial bahwa orang Bugis atau orang Sulsel harus memilih orang Bugis atau Sulsel. Bagi saya, orang Bugis atau Sulsel harus memilih yang terbaik," papar Andi ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (02/7).

Dia menjelaskan bahwa apa yang disampaikannya dalam kampanye Cawapres Boediono di Makassar, Rabu (01/7) bukanlah upaya mengarahkan atau menyudutkan etnis tertentu. Saat itu, ia mengatakan alasannya memilih SBY-Boediono.

"Karena, 'maradeka to Ugi'e, adekmi ripopuang'. Orang Bugis merdeka, hanya adat yang dipertuan. Hanya hukum yang dipertuan, hanya prinsip, nilai, dan obyektifitas yang dipertuan," kata Andi "Bukan kekuasaan, bukan orang per orang," sambungnya.

Berkenaan tentang kemungkinan orang Bugis menjadi Presiden, Andi mengatakan. "Bisa, dan banyak orang Sulsel yang bisa menjadi pemimpin bangsa, tapi ada waktunya" Ia lantas menjelaskan kenapa jawabannya demikian.

Menurutnya, sekarang ini, untuk tahun 2009-2014 yang terbaik dalam penilaiannya adalah SBY-Boediono. "Karena itu, saya memilih yang terbaik. Apapun pilihan politik kita, kita tetap bersaudara"

Andi menekankan, begitulah yang dimaksudkan dalam pernyataannya. Dia berharap, ucapannya benar-benar didengar secara utuh. "Kalau saya bicara bahwa ada waktunya untuk orang Sulsel menjadi Presiden, karena saya berpendapat bahwa yang terbaik adalah SBY-Boediono untuk 2009-2014."