Selasa, 29 November 2011

Media Asing ; Indonesia Itu BlackBerry Nation

Indonesia mendapat julukan baru sebagai "BlackBerry Nation" oleh sejumlah media asing. Julukan tersebut merujuk pada rusuh pembelian produk BlackBerry Bellagio setengah harga Jumat (24/11/2011).

Ricuh tersebut membuat Jakarta yang menjadi lokasi penjualan perdana Blackberry 9790 (Bellagio) makin "dikenal" masyarakat dunia. Sejumlah media asing ikut memberitakan insiden memalukan tersebut.

RIM sengaja memilih lokasi Jakarta sebagai tempat peluncuran Blackberry Bellagio pertama di dunia. Seminggu setelah peluncuran khusus bagi media, RIM juga sudah membuat geger karena membagikan Blackberry Bellagio kepada seluruh undangan secara gratis. Sepekan kemudian, RIM kembali membuat gempar dengan menyediakan Blackberry Bellagio yang didiskon 50 persen kepada 1.000 orang pembeli pertama.

Seperti dikutip Slashgear, RIM sukses membuat Blackberry begitu populer bagi masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta gara-gara diskon besar ini. Masyarakat tumpah ruah untuk mengantre dan sempat ada pembeli yang cedera serta pingsan. Sekitar 200 anggota polisi dan mobil ambulans pun ikut berjaga-jaga mengamankan penjualan ponsel tersebut.

Media Phonesreview di Inggris menulis penjualan ponsel Blackberry di seluruh dunia mengalami penurunan. Namun, penjualan ponsel tersebut di Indonesia justru mengalami kenaikan.

Selain itu, media tersebut menulis masyarakat di negara lain sudah berpindah membeli iPhone dan ponsel Android, tapi Indonesia ternyata masih menjadi pasar terbesar bagi penjualan Blackberry. Atas dasar itu Indonesia mendapat julukan "Blackberry Nation".

Analisis Kegagalan Konstruksi Jembatan Kutai Kartanegara

Jembatan Kutai Kertanegara adalah salah satu jembatan yang dirancang dengan menggunakan cable-suspension sebagai konstruksi utamanya yang berfungsi sebagai penahan sekaligus penyalur tegangan-tegangan yang terjadi yang diakibat beban-beban statis ataupun juga beban-beban dinamis. Dimana dalam perhitungan konstruksi jembatan biasanya diistilahkan dengan Beban Mati ( Dead Load ) dan Beban Hidup ( Live Load ).

Selain kedua istilah beban tersebut masih ada istilah lain untuk beban-beban yang juga biasa terjadi dan harus diperhitungkan antara lain adalah Beban Angin ( Wind Load ) dan Beban yang disebabkan oleh Gempa ( Seismic Load ) serta masih ada lagi tapi jarang diperhitungkan yaitu Resonansi Load yang disebabkan pengaruh dari suatu bunyi yang cukup keras dan bisa menimbulkan getaran pada konstruksi jembatan, terjadi pada tempat-tempat tertentu yang sering dilanda angin kencang atau badai. Dalam analysis perhitungannya beban-beban tersebut harus dikombinasi kan antara satu dengan yang lain berdasarkan aturan-aturan yang sudah baku dan telah ditetapkan sebagai Peraturan-peraturan yang harus diikuti dan dilaksanakan.

Adapun yang dimaksud beban mati diatas adalah semua bagian komponen atau material konstruksi yang bersifat tetap dan terus menerus membebani keberadaan kontruksi tersebut. Untuk beban hidup umumnya merupakan beban segala macam kendaraan yang melintas dan mempengaruhi konstruksi tersebut sewaktu-waktu pada saat berada diatasnya. Sedangkan beban angin dan beban gempa sifatnya temporary tetapi tetap harus ada dalam analysisnya.

Mengamati dan mencermati dari insiden kegagalan kontruksi pada jembatan kutai kertanegara yang terjadi pada hari sabtu tiga hari yang lalu berdasarkan keterangan saksi-saksi pada saat terjadinya insiden kegagalan kontruksi, secara teoritis ada 2 hal yang bisa menyebabkan hal itu. Pertama akibat adanya pengaruh maintenance atau pemeliharaan ( saat insiden terjadi maintenance/pemeliharaan sedang berlansung ). Dan kedua adanya peningkatan beban hidup yang bisa menjadikan terjadinya kelebihan beban ( over load ). Untuk alasan pertama kemungkinannya sangat kecil karena umumnya maintenance atau pemeliharan dilakukan tidak mengganti atau merubah kontruksi utama jembatan.

Bagaimana dengan kemungkinan kedua, hal ini terjadi secara tidak langsung akibat dari adanya maintenance/pemeliharaan dikarenakan adanya buka tutup salah satu sisi jalan pada jembatan sehingga menyebabkan perlambatan dan bahkan bisa kemacetan kendaraan yang berpengaruh pada peningkatan beban pada salah satu sisi yang lain hal ini bisa membuat lantai jembatan miring tegak lurus sisi arah jalan pada jembatan hal ini sesuai dengan keterangan salah seorang saksi yang melihat terjadinya kemiringan sisi jembatan pada saat insiden. Mungkinkah hal ini penyebabnya?

Sesungguhnya yang menarik dan bisa dilihat untuk diperhatikan yaitu pada bagian-bagian utama konstruksi pasca-insiden, kita coba perhatikan satu persatu bagian demi bagian konstruksi utama. Pertama pondasi dan pilar utama sekalipun ada cacat tapi tetap kokoh berdiri dalam hal ini tentunya bukan sebagai faktor utama kegagalan struktur jembatan. Kedua Block beton penahan angkur cable tetap ada serta masih kokoh dan demikian pula cable suspensionnya tetap menempel serta tergantung pada pilar utama, sekalipun ada informasi block beton sedikit ada keretakan dan pergeseran tapi hal itu sudah terjadi beberapa waktu sebelumnya indikasi itu bisa dicermati pernah adanya perlebaran pada perletakan girder salah satu sisi yang terletak di tenggarongnya.

Andaipun hal itu terjadi karena kegagalan end blok tentunya konstruksi rangka tetap tergantung pada tempatnya dan tidak sedramatis secepat hitungan detik jatuh bersamaan ke sungai serta adanya bekas dari pergeseran tersebut. Dalam suatu kesempatan sertifikasi kontruksi pada tahun 2004 dikota Samarinda, salah seorang mentor nya yang cukup mengetahui dalam perancangan jembatan tersebut menyebutkan secara teknis bahwa untuk system pembagian distribusi pembebanan pada jembatan Kutai Kertanegara, terbagi 2, yaitu : Rangka baja dengan bentang 270 meter tersebut merupakan konstruksi penahan untuk semua beban mati yang disalurkan kepilar utama dan selanjutnya kepondasi. Dan cable suspension utama sebagai penahan konstruksi semua beban hidup untuk disalurkan kepilar dan seterusnya ke pondasi.

Pada saat sebelum terjadinya keruntuhan adanya peningkatan jumlah kendaraan yang melintas dalam ini merupakan beban hidup. Tentunya akan diterima calbe suspension-nya sebagai penyalur utama tegangan yang timbul dari akibat hal itu. Yang sangat menarik kiranya untuk dicermati adalah semua beban hidup dari kendaraan yang akan disalurkan ke cable suspension harus melewati kontruksi yang biasa disebut tie-rod/hanger atau penggantung, dari pengalaman penulis titik terlemah pada konstuksi tie-rod/hanger ini terletak pada derat bautnya dan pada clampnya. Jika kita mengamati keruntuhan dilokasi insiden, hampir-hampir tidak tampak dari sisa-sia kontruksi tie-rod/hanger atupun penggantung tersebut, jika disebabkan derat bautnya dapat dipastikan sekurang-kurangnya masih tetap tergantung dan berada pada tempat terkoneksinya di cable-suspension, sementara clamp-clampnya juga tidak tersisa. Sangatlah sayang jika hal ini dikesampingkan begitu saja, terutama pada kekuatan material clamp-nya yang pantas untuk dicurigai sebagai penyebabnya. Penulis merupakan praktisi pelaksana kontruksi dan anggota Himpunan Pengembangan Jalan Indonsia ( HPJI ).

Sabtu, 26 November 2011

Mengakhiri Impunitas, Menyudahi Ketakutan Jurnalis

Impunitas adalah satu keadaan ketika pelaku penghilangan nyawa lolos dari investigasi.

Asia Tenggara punya reputasi buruk di kalangan wartawan. Ancaman selalu mengintai dengan bentuk beragam. Contohnya, ada jurnalis yang dipenjara karena tuntutan usang pencemaran nama serta fitnah; penahanan tanpa menjalani proses pengadilan; korban kekerasan; serta impunitas dalam kasus pembunuhan jurnalis.

Bukan hal kebetulan bahwa jurnalis yang menempuh risiko itu adalah mereka yang mengungkap kelemahan struktur pemerintahan, ketimpangan distribusi sumber daya, dan ketiadaan akuntabilitas serta keterbukaan pemerintah. Beragam kelemahan yang diungkai itu mempengaruhi warga negara untuk bisa menikmati hak-hak mendasarnya seperti, antara lain, hak untuk hidup, hak atas tempat tinggal, hak atas kesehatan, hak atas pendidikan, dan hak atas penghidupan.

Saran yang biasanya disampaikan kepada para jurnalis adalah tak ada kisah yang layak dihargai dengan nyawa mereka. Akan tetapi, para jurnalis telah menyaksikan banyak nyawa melayang sepanjang pengalaman mereka bekerja. Namun, tak banyak pelaku pembunuhan yang bisa dihadirkan di meja hijau karena impunitas sudah mengurat-mengakar.

Impunitas adalah satu keadaan ketika pelaku penghilangan nyawa - baik yang menjadi korban adalah jurnalis, aktivis, atau pengacara - lolos dari investigasi maupun proses pengadilan. Impunitas dan kekerasan mendapat tempat di negara dengan demokrasi damai. Kita tak bisa berdiam diri dan menghentikan mereka kini, dan di sini.

Sebuah zero sum game: tiap penjahat yang tak mendapatkan hukuman jadi pemenang. Hal ini mewakili para pribadi yang punya kuasa, negara, atau bahkan pengusaha. Masyarakat tak mendapatkan apa-apa. Nihil. Hak publik mendapatkan informasi dirampas.

Pembunuhan sadis Marlene Esperat di Filipina pada tahun 2005 merupakan salah satu misal.

Esperat merupakan anggota Ombudsman setempat, selain bekerja sebagai jurnalis. Ia kukuh dengan perjuangannya memerangi korupsi. Ia berada terlalu dekat dengan kebenaran yang dicarinya. Pernah bekerja dengan Departemen Pertanian di Mindanao Tengah, Filipina, ia lantas menjadi wartawan dan kerap memuat tulisannya di Midland's Review.

Ia mengungkap penyelewengan pupuk serta bermacam kejahatan lain yang melibatkan Departemen Pertanian. Ia dihabisi di depan anak-anaknya ketika sedang menikmati makan malam pada tanggal 24 Maret 2005. Para tersangka pembunuh mengaku bahwa mereka dibayar US$3 ribu untuk membunuhnya.

Setelah enam tahun proses pengadilan yang pelik, otak di balik pembunuhan Esperat akhirnya akan dibawa ke hadapan hakim. Bagi keluarganya, penantian akan akhir sidang mungkin masih lama. Namun setidaknya kasus ini menuju ke arah yang diharapkan.

Hari paling kelam dalam sejarah media adalah pembantaian brutal atas 58 orang, termasuk 32 pekerja media, di Provinsi Maguindanao, Filipina Selatan. Mereka dibunuh di tengah upaya mendaftarkan calon mereka dalam pemilihan umum oleh kelompok paramiliter Klan Ampatua.

Kita tahu bahwa dua tahun setelah tragedi berdarah terburuk dalam sejarah Filipina itu, 196 orang ditangkap. 93 orang dari jumlah itu, termasuk beberapa anggota keluarga Ampatua, ditahan dan 64 lainnya diseret ke pengadilan. Namun, proses pengadilan terhambat oleh kematian satu-per-satu saksi, dugaan suap dan ancaman kepada pihak penggugat. Harapannya, tuntutan kepada para terdakwa ditarik.

Selepas peristiwa 23 November 2009, tak hanya bangsa Filipina belaka yang dituntut melihat akibat yang ditimbulkan dari kekerasan terhadap media, namun juga komunitas internasional.

Keluarga korban dan masyarakat umum terkena dampaknya selama bertahun-tahun kemudian. Mereka dengan mantap terkungkung dalam budaya ketakutan.

Namun, tak hanya Filipina semata yang terantai dengan impunitas. Keadaan yang menyebabkan impunitas terjadi - korupsi yang merajalela, peradilan yang lemah, penegakan hukum yang mandek, dan kerangka hukum yang lunglai - merayap di seluruh kawasan Asia Tenggara.

Di Thailand, dua jurnalis asing, yakni Hiro Muramoto dan Fabio Polenghi, dibunuh ketika sedang meliput konflik politik di negara itu pada tahun 2010. Namun, pelaku yang seharusnya bertanggung jawab atas kejahatan itu belum lagi dituntut.

Kasus penghilangan orang dan pembunuhan ekstrajudisial atas pengacara HAM, aktivis lingkungan dan buruh menunjukkan adanya masalah besar di Thailand. Selain itu, negara dan lembaga penegak hukum seperti tak memiliki kehendak politik untuk mengadili para kriminal.

Di Indonesia, dari sejumlah kasus yang dicatat sampai 2010, 63 persen jurnalis yang tewas, dipercaya dienyahkan oleh tangan para pejabat pemerintah. Menurut data dari Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), 75 persen dari kasus-kasus semacam itu belum terungkap.

Solusi dari ancaman impunitas itu tak hanya ada di pundak pemerintah dan elit politik, meski mereka memiliki otoritas terbesar. Pemilik media juga punya tanggung jawab besar dalam melindungi karyawannya. Pun, jurnalis partikelir dalam melindungi dirinya. Di atas itu semua, perjuangan mengakhiri impunitas adalah perjuangan rakyat meminta pertanggungjawaban pemerintahnya atas nama keadilan.

--

Gayathry Venkiteswaran adalah Direktur Eksekutif Aliansi Jurnalis Asia Tenggara (SEAPA). Tanggal 23 November diperingati sebagai Hari Internasional Melawan Impunitas. Ini adalah kali pertama komunitas internasional mengupayakan peringatan ini. Tanggal 23 menandai terjadinya Pembantaian Maguindanao.

Jumat, 25 November 2011

Inilah 40 Pengusaha Terkaya Indonesia

Majalah ekonomi terkemuka, Forbes, kembali mengeluarkan daftar orang-orang terkaya di Indonesia. Sebanyak 40 pengusaha dianggap layak dinobatkan sebagai orang terkaya di jagat nusantara.

Seperti dikutip dari laman Forbes.com, Kamis, 24 November 2011, urutan tiga besar orang terkaya di Indonesia masih dihuni oleh keluarga Hartono, Susilo Wonowidjojo, dan Eka Tjipta Widjaja. Tambahan kekayaan ketiga pengusaha itu ditaksir mencapai US$7,5 miliar atau menguasai lebih dari setengah total kekayaan 40 orang kaya di Tanah Air.

Dalam daftar kali ini, sebanyak 22 orang kaya mampu menambah pundi-pundi kekayaannya, sedangkan 11 pengusaha lainnya harus tergelincir dari posisinya tahun lalu. Sementara itu, tujuh orang sama sekali keluar dari daftar 40 orang terkaya Indonesia.

Forbes menilai kekayaan para orang kaya Indonesia ini dengan menggunakan perhitungan harga saham yang berakhir pada 11 November 2011 dan nilai tukar rupiah. Sementara itu, untuk perusahaan tertutup dinilai dengan membandingkan dengan perusahaan serupa yang sudah mencatatkan saham di bursa saham.

Tak seperti daftar kekayaan miliarder yang dikeluarkan Forbes yang berfokus pada kekayaan individu, daftar orang terkaya Indonesia ini merefleksikan kekayaan dari sebuah keluarga.

Berikut ini daftar 40 orang terkaya Indonesia yang dikeluarkan Forbes:

1. Budi & Michael Hartono (US$14 miliar).
2. Susilo Wonowidjojo (US$10,5 miliar).
3. Eka Tjipta Widjaja (US$8 miliar)
4. Low Tung Kwok (US$3,7 miliar)
5. Anthoni Salim (US$3,6 miliar)
6. Sukanto Tanoto (US$2,8 miliar)
7. Martua Sitorus (US$2,7 miliar)
8. Peter Sondakh (US$2,6 miliar)
9. Putera Sampoerna (US$2,4 miliar)
10. Achmad Hamami (US$ 2,2 miliar)
11. Chairul Tanjung (US$2,1 miliar)
12. Boenjamin Setiawan (US$2 miliar)
13. Sri Prakash Lohia (US$1,7 miliar)
14. Murdaya Poo (US$1,5 miliar)
15. Tahir (US$1,4 miliar)
16. Edwin Soeryadjaya (US$1,35 miliar)
17. Kiki Barki (US$1,3 miliar)
18. Garibaldi Thohir (US$1,25 miliar)
19. Sjamsul Nursalim (US$1,22 miliar)
20. Ciliandra Fangiono (US$1,21 miliar)
21. Eddy William Katuari (US$1,2 miliar)
22. Hary Tanoesoedibjo (US$1,19 miliar)
23. Kartini Muljadi (US$1,15 miliar)
24. Theodore Rachmat (US$1,14 miliar)
25. Djoko Susanto (US$1,04 miliar)
26. Harjo Sutanto (US$1 miliar)
27. Ciputra (US$950 juta)
28. Samin Tan (US$940 juta)
29. Benny Subianto (US$900 juta)
30. Aburizal Bakrie (US$890 juta)
31. Engki Wibowo & Jenny Quantero (US$810 juta)
32. Hashim Djojohadikusumo (US$790 juta)
33. Soegiarto Adikoesoemo (US$770 juta)
34. Kuncoro Wibowo (US$730 juta)
35. Muhammad Aksa Mahmud (US$710 juta)
36. Husain Djojonegoro (US$700 juta)
37. Sandiaga Uno (US$660 juta)
38. Mochtar Riady (US$650 juta)
39. Trihatma Haliman (US$640 juta)
40. Handojo Santosa (US$630 juta)

Kamis, 24 November 2011

Teologi Tawuran

Ada banyak pemicu kenapa tawuran dikalangan masyarakat terdidik (Mahasiswa) kerap kali terjadi, mungkin diantarnya karena ego kelembagaan yang terbagi kedalam sejumlah fakultas. Bahwa fakultas "A" jauh lebih superior dibanding fakultas "B" atau "C" dan lainnya. Kemudian dengan pola pikir yang singkat dilakukanlah agresi kekerasan untuk mempertahankan diri (manusia dan paham dasarnya), yang mungkin juga untuk mempertahankan ego kelembagaan tadi. Menguatnya keidentitasan yang terjal ini membuat kelompok mahasiswa harus membedakan kalau "kita" bukan "mereka". Sehingga rasionalitas kekerasan menjadi sesuatu yang harus ditegakkan untuk membuktikan keidentitasan itu.
Secara holistik, bom pemicu tawuran dapat dilihat pada pola pendidikan yang begitu mengekang dengan segala tetek bengek aturan kampus yang membosankan, kemudian adanya budaya senioritas yang terus terpelihara secara kikuk, yakni hubungan senior dengan junior yang sebatas hormat semata dan bukan sebagai panutan yang harus diteladani. Hasil akhirnya disaat ada pemicu konflik sedikit saja, maka ramai-ramai turun mengatasnamakan kelompok untuk saling berseteruh sebagai bagian dari akumulasi kekecewaan dan kegelisahan yang dialami dalam kultur akademik dan kultur komunitas.
Membaca Teologi
Fokus analisis ini berusaha mengetengahkan tingkah laku keseharian manusia yang terkait dengan pahaman teologi yang terimplementasikan dalam kehidupan yang berhadapan dengan berbagai konteks permasalahan dilapangan (kehidupan sehari-hari).
Di wilayah ini (lapangan) bila ada pihak yang bertikai maka masing-masing mangatasnamakan kebenaran. Mengingat repotnya mendamaikan kasus yang terjadi di lapangan bila sudah merasa benar sendiri, dan diperunyam lagi dengan adanya korban diantara dua belah pihak yang bertikai. Olehnya itu perlu melacak kembali pola-pola kebertuhanan (teologi) yang selama ini dianggap sudah tuntas apabila berakhir di rumah-rumah ibadah atau terjebak pada ritual simbolik semata.
Kata teologi berasal dari Yunani yaitu, Theos yang berarti Tuhan dan Logos yang berarti ilmu. Kesimpulan sederhananya menyangkut pemahaman manusia tentang Tuhan.
Secara umum dapat dikategorikan kedalam dua pola teologi yang terus berseteru dalam masyarakat, lalu dijadikan pandangan dasar atas berbagai masalah. Yang pertama. Pola teologi konservatif yakni tradisi kepercayaan masyarakat yang turun temurun diwariskan dari leluhur yang dijadikan pandangan hidup dan nilai-nilai sosial ditengah masyarakat. Bagian-bagian ini kemudian dicampurbaurkan atau sengaja dicocok-cocokkan terhadap pandangan agama. Yang kedua. Pola teologi liberal atau tepatnya simbol kaum rasionalis dengan diktum pemahaman otentik terhadap Tuhan yang mencakup. Zat, Sifat, dan Perbuatan (Husein Herianto, 2000).
Pandangan teologi konservatif bekerja dengan menempatkan sifat Tuhan seperti maha adil, maha bijak, maha pengasih, dan maha penyayang. Doktrin ini dipertahankan dengan posisi Tuhan yang maha berkuasa dan maha berkehendak, sehingga implikasinya diwilayah sosial berubah menjadi, orang yang jahat bisa saja masuk surga lalu sebaliknya orang yang alim bisa saja masuk neraka. Karena baik dan buruk semuanya ciptaan Tuhan dan tidak mungkin Tuhan mengingkari ciptaannya sendiri. Ajaran teologi seperti ini menjadi sangat mudah untuk dimanfaatkan. Maka tak jarang banyak orang melakukan tindakan apa saja untuk memperkaya diri seperti korupsi atau memukuli orang seenaknya dan tindak kejahatan lainnya dengan sesuka hai tanpa beban. Karena untuk menebusnya cukup dengan mengucap kata Asthagfirullah al Azim saja atau membangun rumah-rumah ibadah (masjid). Toh Tuhan juga yang menentukan baik buruknya.
Simpulan akhir dalam memberikan jawaban dan menawarkan solusi terhadap kasus semisal tawuran, menjadi sangat menapikan manusianya sebagai pelaku dalam permasalahan konflik yang terjadi. Sebab tawuran yang terjadi dimaknai sebagai suatu permainan yang sudah diskenariokan oleh Tuhan, jadi posisi para pelaku tawuran tak lebih sebagai pemain-pemain yang tidak tahu masalah karena itu semua sudah menjadi takdir.
Paham teologi yang kedua dalam menawarkan solusi ialah pola teologi liberal (rasionalis) ini merupakan pola teologi yang lebih menekankan batasan permasalahan pada diri manusia. Apa saja yang menjadi tindak tanduk manusia dalam kesehariannya itu lahir dari manusianya sendiri. Jadi, untuk menengarai kasus tawuran misalnya, solusinya ada pada si pelaku sendiri (manusia). Karena manusianya tidak memahami Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan. Jadi agresi terhadap sesama manusia tidak dapat dielakkan.
Jadi manusia menjadi yang tersudut dan menapikan sebab-sebab lainnya dalam kenyataan dilapangan. Karena Sifat Tuhan yang maha pengasih tak terpahami sehingga muncul agresi untuk mempertahankan diri.
Mencari Teologi Alternatif
Kedua pola teologi diatas sudah berdalih dengan segala analisisnya dalam menanggapi dan menawarkan solusinya. Tapi bagaimana dengan hasil akhirnya, dan bagaimana pula dengan kondisi pola pikir manusia.
Kegiatan kebertuhanan yang selama ini dijalani sangatlah sempit sehingga muncul keterpisahan dalam segala hal. Ketakwaan tak lebih sebagai kesalehan individu. Dan hubungan sosial merupakan aktifitas lain yang terpisah dari aktifitas keagamaan.
Sebagaimana diketahui bersama kalau kedua pola teologi ini sudah bekerja sepanjang atau mungkin sebaya dengan sejarah hidup manusia. Namun solusi yang ditawarkan malah kewalahan dengan sendirinya dan konflik horizontal (tawuran) hari ini masih terus terjadi.
Teologi alternatif atau teologi kritis merupakan antitesis dari kedua paham teologi diatas. Pola teologi ini memfokuskan pada upaya menyingkap nama-nama dan sifat Tuhan dalm keseluruhan eksistensi. Mengingat Tuhan bukan hanya ditempat ibadah saja tapi harus diimplementasikan kedalam aktifitas keseharian kita sebagai manusia. Agar hubungan manusia dengan Tuhan bukan hubungna antara majikan dan budak, kemudian hubungan manusia dengan manusia adalah sebagai parnet yang harus saling melengkapi. Hal ini dimaksudkan agar derajat kemanusiaan kita tidak jatuh ketitik terendah, karena manusia merupakan ciptaan yang paling mulia diantara ciptaan-ciptaaNya.
Sudah waktunya kita semua bangkit membenahi diri dengan memikirkan ulang pola-pola kebertuhanan yang kita terapkan selama ini didalam kehidupan bermasyrakat. Orang yang mukmin bukan sekedar percaya kepada Tuhan, jika tidak ada kesadaran sosialnya ia masih tergolong kafir. Kuranga lebih seperti itulah peringatan yang diteriakkan oleh Asghar Ali Engineer. Seorang pemikir Islam modern dari India. Benarkah kita manusia, benarkah kita bertuhan.
***

Oleh;
F. Daus AR
Komite Komunitas Demokrasi Pangkep

Selasa, 22 November 2011

Bangunan 'Piramida' Tertua Ditemukan di Garut

Tim katastropik purba menduga ada bangunan berbentuk piramida di Desa Sadahurip dekat Wanaraja Garut, Jawa Barat. Dari temuan itu, ada fakta yang cukup mengagetkan. Apa itu?

Dari hasil penelitian intensif dan uji karbon dipastikan bahwa umur bangunan yang terpendam dalam gunung tersebut lebih tua dari Piramida Giza.

“Dari beberapa gunung yang di dalamnya ada bangunan menyerupai piramid, setelah diteliti secara intensif dan uji karbon dating, dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza,” terang Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief dalam rilils kepada detikcom, Minggu (22/11/2011).

Sekedar catatan, Piramida Giza selama ini dikenal sebagai piramida tertua dan terbesar dari 3 piramida yang ada di Nekropolis Giza. Dipercaya bahwa piramida ini dibangun sebagai makam untuk firaun dinasti keempat Mesir, Khufu dan dibangun selama lebih dari 20 tahun dan diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun 2560 sebelum Masehi.

Andi menerangkan, dalam beberapa waktu ke depan, Tim Katastropik Purba akan melakukan paparan ke publik tentang temuan-temuannya tersebut. Tak hanya soal temuan piramida di Garut tersebut, tim ini nantinya juga akan memaparkan temuan istimewa di kawasan Trowulan, Batu Jaya, beberapa lokasi menhir di Sumatera dan lain-lain.

“Ada temuan mencengangkan tentang uji karbon dating pada 3 lapis kebudayaan di kawasan Trowulan yang terlanjur kita sebut Majapahit pada zaman sejarah masehi itu. Juga tentang temuan-temuan lapisan sejarah di Lamri Aceh dan sekitarnya,” terang Andi.

Terhadap temuan ini, sambung Andi, Tim Katastropik Purba juga akan terus berkoordinasi dengan bidang kepurbakalaan, antropologi, arkeologi, pakar budaya, ahli sejarah dan lainnya. D isamping akan terus berkoordinasi lintas ilmu kebumian sehubungan dengan temuan-temuan sejarah bencana-bencana lokal dan global untuk dicari mitigasinya.

Sekedar catatan, beberapa hasil penelitian Tim Katastropik Purba ini telah disampaikan kepada publik. Diantaranya, rekomendasi agar 3 gunung di Jawa Barat yakni Gunung Kaledong, Gunung Putri, dan Gunung Haruman dijadikan sebagai cagar budaya.

Rekomendasi itu atas dasar penelitian melalui metoda ilmu kebumian, meneliti sumber-sumber bencana alam dan melacak informasi dari masa lalu yang berkaitan dengan kejadian bencana alam katastropik.

Obyek penelitian lain yang berada pada jalur-jalur patahan gempabumi dan gunung api di sepanjang Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan sampai Papua, terus dikaji secara ilmiah.

“Hasil penelitian-penelitian lanjutan tentang ini akan disampaikan ke publik,” pungkas Andi.

Minggu, 20 November 2011

Heboh, Facebook Tuntut Pembajakan Blogger Indonesia 2 Milyar

Seorang blogger Indonesia yang bernama Ainun Nazieb tersandung masalah dengan raksasa penguasa jejaring sosial Facebook. Perusahaan tersebut melayangkan surat tuntutan terhadap Nazieb.

Apa masalahnya?

Surat tuntutan ini bermula ketika Nazieb membuat blog pribadi yang beralamat di nazieb.com dan membuat tema blog bernama 'Smells Like Facebook' yang mirip dengan tampilan Facebook versi pertama. Nazieb dituntut facebook sebesar 2 Milliar. (Lihat template Blog Nazieb tersebut DISINI)

Berawal dari ke-iseng-an untuk membuat tema blog pribadi yang mirip tampilan Facebook, akhirnya ada beberapa teman yang meminta dia menyediakannya sebagai tema yang bisa dipakai oleh orang banyak karena dinilai menarik.

"Jujur saya tidak berniat mencari keuntungan, karena saat itu saya hanya berniat share saja," tutur Nazieb, ketika dihubungi okezone, Kamis (17/11/2011).

Tema blog tersebut memang sudah distop untuk diunduh dari blog pribadinya, namun peredarannya belum tentu berhenti. Orang lain masih mungkin bisa melakukan share melalui blog mereka.

Themes Yang mirip tampilan facebook.

Upaya yang sedang dilakukan Nazeib saat ini ialah berkonsultasi dengan kuasa hukumnya yang disediakan oleh pimpinan perusahaan di mana dia bekerja sekarang. Bersama kuasa hukumnya dia akan memenuhi panggilan pihak Facebook Indonesia pada hari Senin, 21 November atau Rabu, 23 November 2011.

Saat ini dia masih mengkonsultasikan masalah ini dengan kuasa hukum yang disediakan oleh pimpinan perusahaan tempat dia bekerja, kemudian dia dan kuasa hukumnya akan mendatangi panggilan perwakilan Facebook pada hari Senin atau Rabu mendatang, untuk mengetahui apa yang sebenarnya dituntut pihak Facebook.

Apa yang dilakukan Ainun Nazieb memang lebih dari sebuah kreatifitas biasa. Memanfaatkan ilmu untuk sebuah karya memang sangat diharapkan ada di setiap individu generasi penerus bangsa, namun sebaiknya memperhatikan juga karya orang lain. Jangan sampai menimbulkan masalah yang lebih besar karena masalah hak cipta.

Kiranya kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita yang bergelut di dunia digital, khususnya sebagai blogger atau web desainer / developer. Karya orang wajib untuk dihargai. Kebiasaan buruk yang sering dilakukan beberapa blogger adalah menghapus credit / copyrigth yang biasanya terletak di footer setiap template.

Bahaya Perang Cyber

Sabtu, 12 November 2011. Sebuah ledakan dahsyat terdengar di pangkalan misil Alghadir di Bid Ganeh, barat Teheran. Guncangannya terasa hingga 30 mil jauhnya. Ledakan itu membunuh 17 anggota pasukan elit Iran, termasuk Mayor Jenderal Hassan Tehrani Moghaddam, arsitek program misil negeri tersebut.
Meski investigasi belum digelar, buru-buru Iran menegaskan bahwa ledakan itu bukanlah akibat sabotase yang dilakukan oleh musuh bebuyutan mereka. “Kasus tersebut murni kecelakaan, saat petugas tengah memindahkan amunisi. Tidak ada kaitannya dengan Israel ataupun Amerika Serikat,” kata Mayor Jenderal Hassan Firouzabadi, kepala staf militer Iran.
Padahal, dunia kini mafhum, itulah salah satu contoh yang menunjukkan betapa perang siber (cyberwar) bukan lagi sekadar dongeng fiksi, tapi telah menjadi bagian nyata dari percaturan dunia ini.
Dan Iran adalah salah satu negara yang kerap menjadi sasaran serangan siber Israel--yang mendapat dukungan penuh Amerika Serikat--khususnya terkait upaya Iran memperkaya uranium, salah satu komponen utama nuklir.
Serangan malware Stuxnet pada instalasi pengayaan nuklir Iran di Natanz pada tahun 2009 lalu adalah salah satu buktinya. Stuxnet mampu menyusup masuk dan menyabot sistem dengan cara memperlambat ataupun mempercepat motor penggerak, bahkan membuatnya berputar jauh di atas kecepatan maksimum. Kecepatan ini akan menghancurkan sentrifuse atau setidaknya merusak kemampuan alat itu untuk memproduksi bahan bakar uranium.
Malware paling canggih dan paling hebat yang pernah dibuat sepanjang sejarah itu diakui banyak kalangan sebagai serangan paling cerdas. Pengakuan itu bukan datang dari sembarang orang, tapi dari kalangan industri aplikasi pengamanan terkemuka dunia seperti Symantec (Amerika Serikat), Kaspersky (Rusia), dan F-Secure (Finlandia).
Satu catatannya: serangan ini hanya bisa dilakukan hanya dengan dukungan dari pemerintah negara tertentu. Ini karena Stuxnet terdiri dari program-program komputer kompleks yang pembuatannya memerlukan beragam keterampilan. Ia sangat canggih dan membutuhkan dana sangat besar untuk menciptakannya. Tidak banyak kelompok yang mampu melancarkan serangan seperti ini.
Para pakar Symantec memperkirakan pengerjaan Stuxnet membutuhkan tenaga 5 hingga 30 orang dalam waktu enam bulan. Selain itu, dibutuhkan pengetahuan sistem kontrol industri dan akses terhadap sistem itu untuk melakukan pengujian kualitasnya. Sekali lagi, ini mengindikaskan bahwa Stuxnet adalah sebuah proyek yang sangat terorganisir dan dibekingi dana besar.
“Kami benar-benar belum pernah melihat worm seperti ini sebelumnya,” kata Liam O’Murchu, peneliti Symantec Security Response. “Fakta bahwa worm ini dapat mengontrol cara kerja mesin fisik tentunya sangat mengkhawatirkan.”
Stuxnet sendiri 100 persen merupakan serangan siber terarah yang ditujukan untuk menghancurkan proses industri di dunia nyata. Banyak pakar keamanan bersepakat: Israel dan Amerika Serikat terlibat dalam serangan maya itu.
Dan benar saja.
Februari 2011, Daily Telegraph, harian asal Inggris, memberitakan dalam sebuah upacara perpisahan di Israel Defense Forces (IDF), Gabi Ashkenazi, sang mantan kepala staf IDF, mengatakan Stuxnet merupakan salah satu keberhasilan utama dia saat memimpin lembaga itu.
Pada Mei 2011, Need To Know, sebuah program mingguan stasiun TV PBS, Amerika Serikat, juga menayangkan pernyataan Gary Samore, Koordinator Gedung Putih untuk Pengendalian Senjata dan Senjata Pemusnah Massal. “Kami gembira bahwa mereka (Iran) mengalami masalah dengan mesin sentrifuse mereka dan kami–Amerika Serikat dan sekutunya–akan melakukan apapun yang kami bisa untuk memastikan bahwa mereka akan menghadapi masalah yang lebih rumit,” kata Samore.
Matra kelima
Jagat cyber kini bahkan telah didudukkan sebagai matra perang kelima--setelah darat, laut, udara, dan angkasa luar. Inovasi di bidang teknologi telah mengubah taktik dalam konflik di zaman modern dan membuat dunia maya menjadi medan perang terbaru.
Banyak perangkat mutakhir telah dibuat untuk keperluan ini. Dibantu oleh kemajuan teknologi elektromagnetik serta teknologi komunikasi dan informasi, sebuah bentuk pertempuran elektronik telah tercipta dan membuat pemerintahan berbagai negara melihat perang dunia maya sebagai ancaman terbesar di masa depan.
Alon Ben David, analis militer dari Channel 10 Israel menyebutkan: “Jika Anda punya beberapa orang pintar dan sebuah komputer yang bagus, Anda bisa melakukan banyak hal. Anda tidak perlu pesawat udara, tank, pasukan tentara. Anda bisa memasuki negara lain, menciptakan kerusakan besar tanpa perlu meninggalkan kursi empuk Anda,” ucapnya.
Dalam sebuah laporan eksklusif di harian Le Monde Perancis, jurnalis Nicky Hager berhasil menguak keberadaan instalasi Urim milik Unit 8200, yang merupakan salah satu instalasi pengintaian terbesar di dunia, setara dengan instalasi milik Amerika Serikat di Menwith Hill, Yorkshire, Inggris.
Instalasi yang dibangun sejak satu dekade yang lalu itu awalnya hanya bertugas memonitor percakapan internasional di jaringan satelit Intelsat dan stasiun relay telepon antar negara besar. Tapi kini ia juga bertugas mengawasi percakapan via satelit Inmarsat, juga menyadap kabel-kabel bawah laut.
Menurut sumber orang dalam, komputer-komputer di instalasi Negev diprogram untuk dapat memilah-milah kata serta berbagai pesan di percakapan telepon, email, dan data yang diintersepnya. Pesan-pesan yang berhasil disadap itu langsung dikirim ke markas besar Unit 8200 di Camp Glilot di kota Herzliya, sebelah utara Tel Aviv.
Di tempat itulah pesan-pesan dari berbagai bahasa itu diterjemahkan dan diteruskan ke agen-agen Mossad di negara lain maupun berbagai badan lain yang berkepentingan.
Yang harus dicatat dari Unit 8200 adalah kekuatan pasukan elite sibernya. Upaya dan obsesi Israel untuk memiliki kekuatan siber yang handal, telah dimulai sejak 1990-an. Saat itu para peretas (hacker) Israel cuma disodori dua pilihan: masuk bui atau bergabung dengan The Unit.
Kini, hasilnya tak main-main. Sebuah konsultan di AS memperhitungkan The Unit sebagai salah satu ancaman siber terbesar dunia, di samping China, Rusia, Iran, dan Perancis. Stuxnet adalah salah satu bukti konkretnya.
Angkatan perang siber
Kekuatan sebuah angkatan perang siber ditentukan oleh kemampuan serangan, pertahanan, serta ketergantungan suatu negara terhadap Internet. Dalam buku “Cyber War”, pakar keamanan komputer asal AS dan profesor di Universitas Harvard Richard A. Clarke dan Robert A. Knake memetakan kekuatan negara-negara dalam menghadapi perang siber.
Amerika Serikat, meski punya kemampuan serangan yang baik, tidak punya kemampuan untuk memutuskan jaringan Internet saat diserang, mengingat sebagian terbesar jaringan Internet di negara ini dimiliki dan dioperasikan oleh swasta. Sebaliknya, China memiliki kemampuan memutus seluruh jaringan Internet di negaranya bila suatu saat diserang. China juga mampu membatasi utilisasi trafik, dengan memutus koneksi dari para pengguna yang tak terlalu berkepentingan.
Namun negara yang dinilai paling mampu bertahan jika terjadi perang dunia maya, menurut Clarke, adalah Korea Utara. Negara ini mampu memutus koneksi Internetnya dengan lebih mudah ketimbang China. Bisa dibilang Korea Utara tak akan mengalami kerugian akibat serangan siber musuh, karena tak ada infrastruktur kritikal seperti pembangkit listrik, jalur kereta, atau jalur pipa yang tersambung ke Internet.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Muhammad Salahuddien, Wakil Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure known (Id-SIRTII) menyebutkan, perang siber di negeri ini juga bukanlah hal baru. Sebagaimana perang-perang siber lain yang mewarnai tensi politik dan hubungan antara Indonesia dengan negara-negara lainnya, Indonesia sudah mulai terlibat perang siber sejak satu dekade yang lalu--mulai dari perang siber dengan Portugal pada 1999, dengan Australia, hingga cyberwar dengan Malaysia beberapa tahun terakhir.
Sayangnya, menurut salah satu pentolan kelompok peretas Antihackerlink, Arief Wicaksono, kemampuan para aktivis siber Indonesia bisa dikatakan masih belum mumpuni. Pasalnya, daya peretas di suatu negara biasanya sangat dipengaruhi oleh kualitas infrastruktur Internet serta tarifnya.
“Dari sisi kuantitas mungkin memang banyak insiden yang berasal dari Indonesia. Namun dari sisi kualitas, skill hacker Indonesia masih kurang optimal,” kata Arief yang kini menjadi koordinator Research and Development Antihackerlink.
Karenanya, menurut dia, perang siber di Indonesia masih sebatas serangan defacing atau mengubah tampilan desain sebuah laman web. Serangan jenis ini bisa dibilang hanya untuk mempermalukan, tapi terbilang tidak membahayakan.
Tapi, seiring dengan pertumbuhan Internet di Indonesia yang begitu cepat, dia percaya akan lebih banyak lagi infrastruktur strategis dan layanan publik yang akan semakin bergantung pada sistem informasi, teknologi, dan jaringan Internet, sehingga rentan terhadap serangan siber.
Menurut Salahuddien, kini pelanggan Internet reguler Indonesia ada sekitar 60 juta. Sekitar 90 juta pengguna ponsel juga telah mengakses Internet. Dalam dua tahun ke depan, kata Didien, diperkirakan pengguna Internet Indonesia akan mencapai sekitar 150 juta orang.
Jika sudah begitu, dia mengingatkan, “Ancaman perang informasi dan serangan cyber akan semakin meningkat dan menjadi medan pertempuran utama di masa mendatang, termasuk di Indonesia.”

Minggu, 13 November 2011

Kenapa ISL diganti IPL? Inilah Kebobrokan ISL

Inilah alasan pergantian ISL ke IPL, dan pergantian PT. Liga Indonesia dengan PT. Liga Primer Indonesia Sportindo.

Jauh hari sebelum dibuka, sudah terasa Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia di Hotel Pan Pacific Nirwana Bali Resort, Tanah Lot, Bali, bakal berlangsung panas. Sehari sebelum acara, petugas keamanan hotel menghalau siapa pun yang tak berkepentingan. Polisi bertebaran di mana-mana. Belasan wartawan bahkan sempat diusir karena tak punya kartu izin meliput Kongres PSSI. Organisasi yang dipimpin Nurdin Halid itu memang sedang gonjang-ganjing, antara lain, karena lahirnya kompetisi tandingan Liga Primer Indonesia (LPI).

Pertikaian klub pendukung Liga Super Indonesia, yang bernaung di bawah PSSI, dengan klub yang "hijrah" ke Liga Primer menambah ketegangan kongres. Ada kabar ratusan suporter Bonek-pendukung klub Persebaya Surabaya, yang pindah ke LPI-akan menggelar unjuk rasa di Bali. Bonek memprotes kebijakan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid yang membekukan keanggotaan Persebaya dan melarang eks Ketua Persebaya Saleh Ismail Mukadar menghadiri kongres. "Begini jadinya kalau PSSI dipimpin orang seperti Nurdin," ujar Saleh pedas. Bersama sejumlah pendukungnya, Saleh diam-diam sudah masuk arena kongres di hotel milik keluarga Bakrie itu. "Nurdin selalu bikin aturan sendiri," kata Saleh dengan kesal.

PSSI juga membekukan keanggotaan PSM Makassar, Persis Solo, Persibo Bojonegoro, dan Persema Malang. PSM sendiri bertengger di posisi 3 kelasemen ISL setelah membungkam Persib 1-2 di Siliwangi, lalu memutuskan mundur karena sering dicurangi. Selain Persis Solo, tiga klub itu sudah pindah ke Liga Primer Indonesia. Sejak awal Januari lalu, meski tidak direstui PSSI, liga yang digagas Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional dan pengusaha Arifin Panigoro itu memang sudah bergulir. Meski tak diundang, semua klub yang dicoret PSSI sudah merapat ke Bali. "Kami menganggap surat pembekuan ini tidak sah," kata Ketua Umum Persibo Taufik Risnendar.

Dari luar arena kongres, serangan terhadap PSSI tak kalah gencar. Sejumlah mantan pengurus PSSI-antara lain Sumaryoto, Tondo Widodo, dan Abu Bakar Assegaf-menggugat kepengurusan Nurdin Halid di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. "Mereka cacat hukum dan harus mundur secepatnya," kata Harjon Sinaga, kuasa hukum para penggugat.

Meskipun PSSI dirundung setumpuk masalah, sepak bola Indonesia dua bulan terakhir ini mendadak jadi buah bibir masyarakat. Ditangani pelatih asing Alfred Riedl, tim nasional mencapai final Piala Federasi Sepak Bola ASEAN, Desember lalu. Ketika tim nasional "tewas" di tangan negeri jiran Malaysia, publik kembali menyorot kepemimpinan buruk Nurdin Halid.

Selama tujuh tahun Nurdin memimpin PSSI, boleh dikata tak ada prestasi membanggakan. Indonesia tak sekali pun merebut Piala ASEAN. Satu dekade terakhir, Indonesia cuma jadi penggembira di panggung sepak bola dunia. Kompetisi kacau-balau, diwarnai kericuhan, baku hantam, juga dugaan pengaturan hasil pertandingan.

Pada pertengahan 2010, sebuah kantor auditor internasional diundang mencari tahu apa yang salah dengan pengelolaan klub-klub di Indonesia. Auditor itu memeriksa 16 klub-sebagian besar bertarung di Liga Super Indonesia, kompetisi divisi utama di negeri ini-dan menemukan fakta memprihatinkan. Meski menelan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sampai puluhan miliar setiap tahun, hanya tiga klub yang punya laporan keuangan teraudit. Bahkan hanya empat klub yang berbadan hukum. Selebihnya tak jelas bentuk organisasinya.

Semua klub tidak punya sistem pembukuan standar. "Laporan keuangan hanya dibuat dengan program Excel dan bisa diakses siapa saja tanpa proteksi memadai," tulis laporan itu. Semua klub tidak punya aset. Stadion, asrama, dan kendaraan merupakan pinjaman pemerintah daerah. Manajemen dan pemain datang dan pergi. Sebagian pemain dan pelatih tak punya kontrak hitam di atas putih. Laporan setebal 165 halaman itu menunjukkan betapa kacau manajemen sepak bola di negeri ini.

Tak mungkin prestasi lahir dari keadaan runyam begini. Ada indikasi, dalam kompetisi, semua bisa diatur. Segala cara dianggap halal, termasuk mengatur wasit, kartu kuning dan merah, juga skor pertandingan. Bahkan pengaturan diduga sampai pada penentuan klub juara. Kemenangan diraih lewat jalan apa saja, demi mempertahankan kucuran anggaran (APBD) dan prestise daerah.
Stadion seakan segera meledak. Teriakan dan nyanyian puluhan ribu suporter kedua kesebelasan memecahkan telinga. Minggu ketiga Februari tahun lalu itu Persebaya Surabaya bertamu ke kandang Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, dalam kompetisi Liga Super. Aremania dan Bonek "bertempur" adu keras suara, memberi semangat kedua tim yang menyerang silih berganti.

Tak ada yang aneh sampai menjelang menit terakhir. Tiba-tiba, hanya semenit sebelum peluit panjang ditiup wasit, ketika pemain Persebaya, Anderson da Silva, berebut bola dengan pemain lawan, pemain Arema jatuh di kotak penalti Persebaya. Prittt.... Wasit Olehadi dari Tangerang menunjuk titik putih: penalti untuk Arema. Stadion seperti pecah oleh gemuruh teriakan Aremania. Kapten Arema, Pierre Njanka, mengeksekusi tendangan "12 pas" itu dengan mulus. Arema unggul satu gol.

Seusai pertandingan, Saleh Ismail Mukadar, yang ketika itu masih menjabat manajer, tak sanggup menahan marah. Dia menuntut polisi memeriksa dan menahan wasit Olehadi. Saleh menduga ada "faktor nonteknis" yang membuat Persebaya kalah. Wasit tak akan memberikan penalti jika tak ada pelanggaran yang mencolok mata. "Sejak itu saya mulai curiga kepada pemain saya sendiri," kisah Saleh tentang kejadian buruk itu.

"Faktor nonteknis" dalam sepak bola Indonesia merupakan istilah sopan pengganti "pengaturan" dari luar lapangan-sesuatu yang tak ada urusannya dengan keterampilan menggocek bola atau melesakkan bola ke gawang lawan. Klub yang hebat dalam menyerang bisa sangat frustrasi jika wasit terus-menerus meniup peluit tanda penyerang berdiri offside-berdiri di belakang barisan pertahanan lawan ketika bola dioper. Di menit-menit penghabisan, klub yang andal bisa kalah dengan konyol bila wasit mendadak memberi lawan hadiah penalti untuk pelanggaran kecil. Pemain juga punya sejuta trik untuk "mengundang" wasit memberikan kado penalti.

Penyelidikan Saleh Mukadar akhirnya mengungkap kebusukan itu. Seorang pemain tim "Bajul Ijo"-julukan Persebaya-mengaku ada lima pemain di tim itu yang bisa "dibeli" di Liga Super. Pemain belakang tim itu terkenal spesialis membuat blunder alias kesalahan fatal-yang ternyata merupakan "pesanan". Dari 22 pertandingan paruh pertama musim lalu, gawang Persebaya kemasukan 36 gol. "Kami akhirnya sepakat merombak tim," kata Saleh.

"Perdagangan gol" bukanlah barang baru. Sejumlah sumber yang dihubungi Tempo mengaku sub-agen pemain atau bahkan pemain sendiri sering datang menawarkan diri untuk bermain "sandiwara". Biasanya mereka datang sehari sebelum pertandingan. Setelah deal, manajer tim lawan akan berhubungan melalui pesan pendek. Bahkan sumber Tempo mengungkapkan, sebuah klub cukup mendapat tiket pesawat pulang untuk mau menerima kekalahan dengan selisih gol tipis.

Isi pesan pendek untuk mengatur pertandingan itu lucu-lucu. Ada yang menawarkan, "Ini ada lima kambing siap disembelih, tertarik atau tidak?" Tarif "kambing" alias pemain yang bersedia membuat timnya kalah itu bervariasi antara Rp 5 juta dan Rp 10 juta. "Besarnya tergantung tim dan penting atau tidaknya pertandingan," kata sumber itu. Pemain sering kepepet, karena gaji bulanan sering terlambat. Nilai kontrak pun kadang disunat.

Akhir Februari 2010, Persebaya akhirnya memecat pelatih Danurwindo. Pelatih senior Rudy William Keltjes masuk. Namun itu bukan akhir nasib buruk Persebaya. Dua bulan kemudian, Persebaya makin terpuruk di zona degradasi. Mereka terancam jatuh ke Divisi Utama. Pada pertandingan menentukan, melawan Persik Kediri, akhir April 2010, terjadilah insiden yang praktis membunuh peluang Persebaya.

"Empat hari sebelum pertandingan di Kediri, izin polisi tidak turun," kisah Saleh Mukadar. Alasannya, pertandingan terlalu dekat dengan pemilu. Panitia lalu memindahkan laga ke Yogyakarta sepekan kemudian. Lagi-lagi pertandingan batal. "Sesuai keputusan Komisi Disiplin, seharusnya kami menang walk-out 3-0," ujar Saleh. Dengan begitu, Persebaya lolos dari degradasi. Namun Persik meminta banding. Komisi Banding PSSI memutuskan pertandingan itu ditunda sampai Agustus. Lokasinya pun ditetapkan di Palembang. Frustrasi dengan keputusan PSSI, Persebaya menolak bertanding dan dinyatakan kalah.

Saleh pun meradang. Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan ini dengan lantang menyatakan, "Kami memang sengaja disingkirkan untuk menyelamatkan tim lain." Tim yang lolos dari zona degradasi ketika itu adalah Pelita Jaya-klub milik Grup Bakrie. Ketika ditanya, Manajer Pelita Jaya, Lalu Mara Satriawangsa, menampik tudingan Saleh. "Biasa, kalau kalah pasti marah-marah," katanya santai.
April 2010. Musim kompetisi tinggal sebulan lagi. Arema masih kokoh bertengger di pucuk klasemen, ditempel ketat Persipura Jayapura. Klub asal Papua ini siap menyalip jika Arema kalah dalam pertandingan berikutnya.

Laga yang menanti Arema tidak sembarangan. Mereka harus menghadapi Persiwa Wamena di kandang lawan, Stadion Pendidikan, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Selama kompetisi Liga Super berlangsung, tak ada satu pun tim sepak bola yang bisa mengalahkan Persiwa di kandangnya.

"Persiwa Wamena ini tim aneh, karena selalu mendapat penalti di menit-menit akhir," kata pelatih Arema, Robert Alberts, sebelum berangkat ke Papua. Gol ajaib akibat keputusan wasit yang ganjil memang kerap terjadi pada pertandingan Liga Super di Papua. Walhasil, Arema seperti menjalani misi mustahil.

Pemain Arema juga "terteror" insiden kasar dalam pertandingan dua pekan sebelumnya di Wamena. Pemain-pemain Persiwa tak hanya mengalahkan Persisam Samarinda dengan satu gol, tapi juga memukuli enam pemain Persisam. Manajer Persiwa Jhon Banua bahkan turun ke lapangan dan memukul pemain hanya karena ada pemain Samarinda yang memprotes gol tunggal Persiwa yang dianggap offside. Jhon sudah meminta maaf atas insiden memalukan itu.

Tapi, di luar dugaan banyak orang, Arema justru menang 2-0. Lewat pertandingan yang bersih, Arema bermain cantik. Dua gol Arema dicetak Muhammad Ridhuan dan Roman Chomelo.

Ketika dihubungi dua pekan lalu, Jhon Banua mengaku masih ingat betul pertandingan menentukan itu. "Saya marah sekali," kata Wakil Bupati Jayawijaya itu. Itulah kekalahan pertama dan satu-satunya Persiwa di kandang sendiri. "Sepertinya PSSI memang memberi kesempatan kepada Arema untuk juara pada musim lalu," ujar Jhon bersungut-sungut.

Apa rahasianya? Arema mengaku meminta tim khusus PT Liga Indonesia memantau pertandingan di Wamena. "Kami ingin mengantisipasi semua faktor nonteknis," kata Manajer Arema Mudjiono Mudjito. "Apa salahnya menghubungi semua pihak terkait untuk berjaga-jaga?" Artinya, Arema menang justru ketika pertandingan tidak diganggu "keanehan" macam-macam.

Menurut sumber Tempo, kejadian di Wamena itu indikasi bahwa Arema memang "dikawal" petinggi PSSI. Di Liga Super dan divisi-divisi di bawahnya, memang sudah jamak dikenal pentingnya sebuah klub membeli "pengawalan" khusus dari "bapak asuh". Biasanya mereka adalah petinggi PSSI.

Di Kalimantan, tim Divisi I seperti Persepar Palangkaraya, misalnya, pernah menghabiskan Rp 400 juta untuk urusan ini. Sigit Wido, Wakil Sekretaris Umum Persepar, mengaku menyerahkan fulus itu dalam beberapa tahap kepada Subardi, Ketua Badan Liga Amatir Indonesia, dan anggota Komite Eksekutif PSSI. "Itu harga paket untuk mengantarkan kita naik ke divisi berikutnya," kata Sigit.

Dihubungi terpisah, Subardi membantah cerita ini. "Itu pembunuhan karakter," katanya. Menurut dia, yang ada di PSSI adalah pembagian wilayah untuk pembinaan klub. Sejumlah anggota Komite Eksekutif PSSI mendapat tugas dari Nurdin Halid untuk mengawasi wilayah tertentu.

Subardi, misalnya, ditugasi mengawasi klub-klub di Jawa. Anggota lain, Mafirion dan Muhammad Zein, bertanggung jawab mengawasi Sumatera. Nurdin sendiri mengawasi langsung klub di Sulawesi dan Kalimantan. "Pembagian ini berdasarkan kedekatan kami dengan kultur setempat," kata Subardi.

Singkat cerita, pada Mei 2010, setelah bermain imbang 1-1 dengan PSPS Pekanbaru, Arema resmi menjadi juara. Ribuan suporter Aremania membanjiri pertandingan terakhir Arema di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Di sana, Arema mengempaskan Persija 2-1. Lengkap sudah kesaktian tim Singo Edan.
Kalau dirunut ke belakang, Arema sesungguhnya bukan tim andalan. Ketika musim dimulai, September 2009, mereka nyaris bubar. Pemilik Arema, PT Bentoel Indonesia, mendadak menarik diri. Perubahan kepemilikan di Bentoel adalah biang keladinya. British American Tobacco, pemilik baru perusahaan rokok itu, melarang Bentoel mengurus klub olahraga.

Arema pun kelimpungan. Apalagi orang-orang Bentoel di Arema mundur satu per satu. Darjoto Setyawan, Ketua Yayasan Arema, dan Gunadi Handoko, Direktur Utama PT Arema, mengundurkan diri. Berbagai skenario penyelamatan pun dicoba. Mereka bahkan pernah menjajaki merger dengan klub sepupunya, Persema Malang. Tapi gagal.

Ketika krisis itulah ikatan lama antara keluarga Bakrie dan Arema hidup lagi. Di masa awal pendiriannya, pada 1987, Arema pernah mendapat bantuan Rp 61 juta dari Nirwan Dermawan Bakrie. Ini jumlah yang lumayan besar untuk zaman itu. Andi Darussalam Tabusalla, ketika itu menjabat Sekretaris Galatama, juga terhitung pendiri Arema.

Kini Nirwan dan Andi jadi orang penting di PSSI dan PT Liga Indonesia. Nirwan adalah Wakil Ketua Umum PSSI dan Komisaris Utama PT Liga. Sedangkan Andi Darussalam-orang kepercayaan keluarga Bakrie dalam penyelesaian krisis Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur-adalah Presiden Direktur PT Liga.

Nama keduanya tercatat dalam akta notaris pendirian PT Liga, tertanggal 8 Oktober 2008. Dalam akta itu tertulis bahwa pemilik mayoritas saham PT Liga adalah PSSI, yang diwakili Ketua Umum Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Nugraha Besoes.

Sumber Tempo di dalam manajemen Arema membenarkan adanya bantuan Bakrie. "Jumlahnya lebih dari Rp 7 miliar," katanya. Ketika mulai berlaga di musim ini November lalu, klub itu memang masih berutang Rp 7,1 miliar.

Peran Andi Darussalam tak kalah besar. Dia turun tangan langsung ketika Arema mengalami krisis keuangan. "Saya punya ikatan batin yang kuat dengan Arema," ujarnya ketika itu. Menurut Andi, Arema harus diselamatkan untuk menjadi proyek percontohan bagaimana sebuah klub profesional dikelola dan sukses. Tak hanya soal dana, Andi juga mencarikan pelatih dan pemain asing terbaik.

Keterlibatan Andi dan Nirwan inilah yang-mau tak mau-membuat Arema disegani klub lain. "Mana ada yang berani mengganggu Arema?" kata seorang pengawas pertandingan. Ketika sebagian klub lain berjibaku, kasak-kusuk kanan-kiri menyiasati "faktor nonteknis", Arema bisa melenggang. Gelontoran dana Rp 4,5 miliar untuk Arema dari Ijen Nirwana-perusahaan pengembang perumahan milik Grup Bakrie-di awal musim ini mempertegas kedekatan antara Arema dan keluarga Bakrie.

Sumber Tempo menyebutkan ada deal lain di balik kemenangan Arema di Liga Super. Bank Rakyat Indonesia kabarnya sudah dijajaki untuk jadi sponsor utama jika Arema juara. Nilai kontrak itu mencapai Rp 20 miliar. Tapi batal. "Arema memang pernah memberi presentasi di hadapan manajemen BRI. Tapi kami menolak karena sudah berkomitmen membantu basket dan karate," kata Muhamad Ali, Sekretaris Korporat BRI.

Joko Driyono, Direktur Utama PT Liga, menegaskan tidak pernah ada skenario mengangkat Arema jadi juara. "Itu hanya ungkapan kekecewaan tim yang kalah," ujarnya. Andi Darussalam hanya berkomentar singkat, "Soal itu tanya Pak Nugraha saja. Kami sudah sepakat dia juru bicaranya."

Ketika dihubungi, Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes hanya tertawa dan menolak berkomentar panjang. "Itu ribut-ribut lama," katanya. Sama seperti Joko, dia menilai kabar ini hanya isu yang diembuskan pihak yang kecewa.

Nirwan Bakrie sendiri menanggapi tuduhan ini dengan ringan. "Saya juga dengar itu," katanya sambil tersenyum. Tapi dia membantah punya andil memenangkan Arema jadi juara Liga Super. "Arema memang bagus. Mereka jadi juara ya karena menang terus," ujarnya.

Ketua Satgas Anti-Suap dan Mafia Wasit PSSI Bernhard Limbong mengakui memang tak mudah menembus mafia pertandingan dan membongkar praktek suap-menyuap di tubuh PSSI. "Ini seperti bau kentut. Semua mencium dan merasakan, tapi sulit dicari buktinya," katanya.

Koteka dan Kambing Pinggir Lapangan

Permainan atraktif dan dinamis yang dulu disebut sepak raga ini selalu menyedot perhatian. Banyak kepentingan pun menungganginya: dari urusan judi sampai politik. Jalan pintas kerap ditempuh agar tim yang dijagokan menang, termasuk menggelontorkan suap. Pemain, manajer, pelatih, wasit, dan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia pernah tercemar rasuah. Sebagian terungkap, tapi lebih banyak yang lolos.

Inilah sejumlah modus yang kerap digunakan untuk mengatur skor pertandingan.

Manajer/pelatih:
Manajer klub menelepon atau mengirim pesan pendek ke manajer klub lawan, baik secara langsung maupun lewat perantara. Ia menawarkan pemainnya yang bisa dibeli. Saya punya lima koteka, nih. Mau beli?" Atau, Ini ada lima kambing siap disembelih."

Wasit:
Sebelum hari pertandingan, manajer klub memesan wasit tertentu yang telah dikenalnya. Tarifnya Rp 20-50 juta, tergantung tawar-menawar dan penting-tidaknya pertandingan. Di kamar ganti, klub akan mengirim orang untuk menjaga wasit agar tidak digarap" tim lain. Saat pertandingan, wasit bisa menghadiahkan penalti, menghujani pemain lawan dengan kartu kuning/merah, dan tutup mata terhadap pelanggaran tim yang membayar.

Pemain:
Untuk mengamankan kemenangan, cukup “membeli" minimal tiga pemain klub lawan: kiper, bek, dan penyerang. Menurut seorang pengurus klub, penyerang ditugasi terus-menerus menendang bola ke luar lapangan saat mendekati gawang lawan. Pemain belakang diorder mengendurkan penjagaan dan melakukan pelanggaran kasar di kotak penalti. Sedangkan kiper diminta gagal menangkap bola.

Tarif suap
Rp 5-25 juta per pemain per pertandingan
Periode Nurdin Halid 2003-sekarang

Juni 2007
Ketua Komisi Disiplin PSSI Togar Manahan Nero dan Wakil Sekretaris Jenderal Kaharudinsyah dituduh menerima suap Rp 100 juta dari klub Penajam. Sekretaris Umum Penajam Syawal Rifai dan Asisten Manajer Arismen Bermawi dihukum tak boleh mengurus sepak bola selama lima tahun. Togar dan Kaharudinsyah lolos dan sampai sekarang menjadi pengurus PSSI.

Oktober 2010
Pelatih Persibo Bojonegoro, Sartono Anwar, mengaku dimintai Rp 10 juta oleh wasit ketika bertanding melawan Persema Malang di Stadion Gajayana. Satgas Anti-Suap dan Mafia Wasit PSSI memanggil wasit Iis Permana, hakim garis Trisnop Widodo dan Musyafar, serta wasit cadangan Hamsir. Tak ada sanksi buat para pengadil. Sartono justru didenda Rp 50 juta karena berkata kasar kepada wasit.

Uang Saku Jago Kandang
Menjadi tuan rumah adalah keuntungan, baik ada suap maupun tidak. Tapi di Liga Super Indonesia sungguh luar biasa. Hampir tak ada tuan rumah yang kehilangan poin pada pertandingan kandang. Resepnya sederhana: Kita kasih uang saku ke wasit," kata satu manajer klub. Kalau tim tamu ngotot bertahan, hadiah penalti di menit-menit terakhir siap diberikan, dan yang terakhir, begitu dipaksanya Bontang FC degradasi setelah wasit menutup mata atas penalti pemain Persidafon saat babak Play-off

Selasa, 08 November 2011

Napoleon Bonaparte Keturunan Makassar??

Ini bukan bagian sas sus, kabar burung, atau cerita mulut kemulut tanpa bukti. Tapi, cerita ini dipercaya oleh banyak orang-orang di Makassar.

Tapi, kepercayaan terhadap sas-sus tersebut makin menguat setelah membaca buku buah karya Nasarrudin Koro yang berjudul “Ayam Jantan Tanah Daeng”. Saya mulai berharap cerita itu benar adanya. Bangga juga sih, sebagai orang Indonesia, tentu cerita-cerita hebat para penduduk Nusantara akan turut membanggakan kita yang hidup di Indonesia ini.

Alkisah, I Yandulu Daeng Mangalle, salah satu putra atau pengeran keturunan Sultan Hasannudin, setelah dikalahkan Belanda pergi ke Siam dan meminta suaka kepada Raja Siam (sekarang Thailand). Permintaan suaka tersebut dikabulkan oleh Raja Siam yakni Raja Narai. Bukan hanya diberi suaka, pangeran Daeng Mangalle beserta para pengikutnya ini diberikan tempat di ibukota raja yang kelak dikenal sebagai Makkasan. Baru-baru ini, kisa Daeng Mangalle ditulis di harian kompas beberapa hari yang lalu.

Tak lama kemudian, Daeng Mangalle bersama adik raja terlibat rencana pemberontakan untuk menjatuhkan tahta Raja Narai. Sayang rencana ini keburu bocor, dan rencana pemberontakan pun dibatalkan. Meskipun demikian, Daeng Mangalle dan Adik Raja Narai diampuni diampuni oleh sang raja.

Rupanya, Daeng Mangalle tak menyerah begitusaja, masih berkobar dalam dirinya niat untuk melakukan pemberontakan. Ia kembali terlibat persekongkolan dengan dua pangeran Champa yang kebetulan juga tengah mendapatkan suaka dari Raja Narai di negeri Siam.

Mereka bersekongkol untuk kembali menjatuhkan Raja Narai dan kemudian akan menyerahkan tahta kepada sang Adik Raja Narai. Sebab, para pangeran penerima suaka ini menyadari jika tahta kerajaaan dipegang kepada adik raja, maka sesungguhnya secara defacto merekalah yang menguasai kerajaan. Sayang, adik raja ini entah tidak berminat dan membocorkan rencana ini kepada Raja.

Mendengar rencana kudeta ini, kerajaan sudah siap dengan pasukannya. Sehingga, sebagian besar pendukung kudeta kembali meminta ampun menyatakan setia kepada Raja.

Daeng Mangalle tidak meminta ampun, sehingga ia dan ratusan pengikutnya dihancurkan oleh pasukan Raja. Meskipun tumpas, jumlah mereka jauh lebih sedikit ternyata dapat membuat repot ribuan pasukan Siam. Akhirnya, sikap gagah berani yang mereka perlihatkan membuat tentara kerajaan dan tentara asing yang disewa oleh Kerajaan Siam angkat topi.

Dua putra I Yandullu Daeng Mangalle diampuni Raja Siam dan dibawa oleh Kapten tentara Perancis menghadap raja dan menetap di Perancis. Kedua putra Daeng Mangalle yakni Daeng Tulolo dan Daeng Ruru kemudian dikirim ke sekolah akademi tentara di perancis. Daeng Ruru kemudian berganti nama menjadi Louis Pierre de Macassart, sementara Daeng Tulolo menjadi Louis Dauphin. Mereka dibaptis tanggal 7 Maret 1687 oleh uskup kota Le Mans dengan ayah baptis Raja Louis.

Percaya gak, mereka inilah kakek moyangnya si Napoleon. Dan, itulah sebabnya, Napoleon itu kecil dan tidak tinggi. Juga, menurut buku ini kedua cucu Sultan Hasannudin itulah yang mengenalkan Perancis dengan binatang kesayangan ayam jago. Sama persis dengan ayam jagonya Sultan Hasannudin.

Ah, anda baca sendirilah buku Ayam Jantan Tanah Daeng karya Nasarrudin Koro.

Senin, 07 November 2011

Kota Misterius "Wentira" di Palu

Konon hanya orang yang mampu melihat hal-hal gaib-lah yang bisa melihat kalau ternyata ada sebuah jembatan mewah yang merupakan pintu gerbang untuk masuk ke Kerajaan mistis Wentira.
Untuk masuk ke Wentira, tidak sembarangan, hanya yang dikehendaki dan diizinkan oleh penghuni Wentira yang boleh masuk. Nah paman teman saya ini termasuk orang yang diizinkan, karena dia melakukan ritual-ritual ditemani oleh orang2 pintar di sekitar daerah itu.

Sementara kalau orang yang dikehendaki biasanya orang yang katanya kalau lewat tidak permisi (kulo nowon) dulu, lewat dengan sombongnya, dan biasanya yang seperti ini tidak pernah lagi kembali keluar. Pernah ada kejadian mobil melintas di tengah jembatan tetapi sebelum sampai diujung jembatan sudah keburu menghilang, kata penduduk skitar masuk kedalam Wentira.
Menurut cerita paman teman saya itu alam di dalam Wentira didominasi warna kuning keemasan dimana penghuninya hidup sangat sejahtera dan tidak ada yang miskin, kehidupan disana laiknya kehidupan normal, semua ada baik gedung, kendaraan dll tapi semuanya serba mewah.
Menurut cerita orang2 di sekitar pegunungan Sulawesi Barat yang katanya juga masuk kedalam area Wentira, kadang2 ada penghuni Wentira yang keluar untuk berbelanja di pasar2 tradisional, ciri-cirinya tidak ada garis pemisah diatas tengah bibir seperti layaknya manusia normal, kalau mereka muncul tetap dilayani tetapi tidak ada yang berani mengganggu.
Mungkin nama ‘Wentira’ di kota-kota lain dianggap biasa, namun berbeda hal nya apabila nama ini di dengar oleh masyarakat yang berada di Pulau Sulawesi Tengah.
Wentira merupakan lokasi yang berada di Kebun Kopi (lintas Trans-Sulawesi). Wentira sendiri menurut beberapa kesaksian orang-orang yang mengaku pernah ke sana mengatakan kalau Wentira merupakan suatu kota yang sangat teramat indah dengan ciri khas warna kuning.
Namun yang sebenarnya sesuai dengan yang saya lihat langsung, Wentira sebenarnya hanya daerah berhutan lebat, jauh dari mana-mana, di antara Palu-Parigi, di lintas jalan yang disebut orang sebagai Trans-Sulawesi. Pohon-pohon raksasa tumbuh di pinggir jalan, dengan bentuk batang besar, putih, cenderung lurus, menjulang sangat tinggi seakan ingin menggapai langit. Batang pohon itu begitu lurus, dan baru di bagian sangat atas di ketinggian, tumbuh dahan dan cabangnya dengan daun-daun yang menjadi sangat kecil-kecil kalau dilihat dari bawah.
Konon, tak ada seorang pun berani menebang pohon seperti itu.
Sebenarnya banyak sekali kesaksian-kesaksian dari orang-orant yang mengaku pernah jalan-jalan ke Wentira, misalnya salah satu contoh yang paling terbaru yang saya dengar adalah ada seseorang yang memesan sebuah mobil BMW i series warna kuning dengan memberikan alamat “WENTIRA”.
Dan hebohnya, yang memesan itu adalah “seorang pria tua” tanpa ada keanehan sama sekali menurut sales promotion perusahaan tersebut.
lalu setelah di mobil tersebut di antar, ternyata tempat yang mereka datangi hanyalah hutan lebat.
Banyak juga warga di sekitar Wentira mengatakan, apabila ada kendaraan lewat daerah tersebut harus membunyikan klakson 3X agar perjalanan mereka lancar sampai tujuan.
Walaupun cerita ini seperti tak mungkin, namun saya sarankan agar kalian jalan-jalan untuk melihat langsung lokasi dari Wentira ini & kalian akan merasakan sendiri kengeriannya.

Cerita mengenai keberadaa komunitas “jin” Uwentira beredar cukup luas di kalangan masyarakat Palu. Mendengar kata Uwentira atau Wentira, mereka merujuk pada cerita, kisah maupun mitos soal keberadaan komunitas yang tak kasat mata ini. Hanya sedikit orang yang bisa melihatnya bahkan bisa berkomunikasi dengan warga Uwentira yang sering muncul bahkan di pasar-pasar di Palu dan sekitarnya. Kawasan Wentira ini oleh kalangan paranormal di Indonesia, memang dikenal sebagai salah satu wilayah paling angker di seluruh pelosok nusantara
Demi menjawab rasa penasaran banyak pengunjung, saya ingin membagikan cerita 3 teman saya berikut ini. Kebetulan mereka saya kenal karena bertemu langsung.
1. Cerita Sulwan Dase
To Wentira (ditulis Uwentira), demikian masyarakat Palu menyebut komunitas ini. Terletak disebuah kawasan yang bernama Wentira. Orang Toraja kuno menyebutnya To Wae Ntira. Menurut beberapa kawan menceritakan pengalaman mereka saat bertemu dgn orang2 To Wentira. Katanya, kita seolah-olah terombang-ambing diantara dunia nyata dan dunia maya, rasionalitas, dan supranatural. Bingung bercampur takjub. Antara percaya dan tidak percaya.
Menurut mereka yang pernah ke “Kota Wentira”, kota itu sangat modern, dgn peradabana yang sangat luar biasa. Semua jenis kendaraan ada disana (termasuk MRT). Masyarakatnya makmur dan serba berada. Yang menjadi persoalan adalah, pintu masuk ke kota tsb. Hampir tak satu orang pun bisa menjelaskn secara pasti lokasi jalan masuk. beberapa menjelaskan bahwa pintu masuk degan kendaraan roda dua dan mobil adalah melalui sebuah jembatan beratap. Jembatan ini sebenarnya menjembatani sebuah sungai yang membentang. Secara logika, bila kita masuk ke ujung satu pastilah bisa tiba di ujung satunya. Namun keanehan terjadi. Kadang2 ketika sebuah mobil memasuki ujung jembatan, mobil itu tdk pernah lagi keluar di ujung satunya. Beberapa hari kemudian, biarlah pengendara mobil itu bercerita bahwa mereka baru saja pulang dari Kota Wentira, di mana segala sesuatunya ada disana.
Wow…persoalannya, di bagian mana dari jembatan itu yg menjadi pintu masuknya? Sebab mobil tsb ketika memasuki jembatan, menghilang begitu saja dari pandangan mata….Sewaktu saya bertanya kepada beberap kawan yg pernah kesana, mengatakan, tempat itu sangat luar biasa. Namun tdk ada lagi yg berani kesana…
2. Cerita LES Kala’tiku
Saya ingat suatu kejadian aneh yang saya dengar dari bapak saya sendiri. Waktu itu Bapak mempunyai proyek di daerah lokasi wentira. niatnya sih jalan2 di jembatan itu tapi pas memasuki mulut jembatan menurut teman proyeknya mobil truk yang pakai teman saya dan supirnya tiba2 hilang seakan2 di telan oleh jembatan itu. terus terang ini tidak masuk di akal tapi kenyataan terjadi. tapi sayang teman kantor sya ini tidak mau menceritakannya pak jadi jujur saya juga jadi penasaran dengan cerita teman saya yang katanya kota itu luar biasa modern. yah antara kenyataan dan fiksi..
3. Kesaksian PS Patandung
To wentira menurut orang Kaili (Suku asli di Sulteng) ada di sekitar kebun kopi ( Jl poros tawaeli – Toboli ) di jalan poros tersebut ada satu jembatan yang masih ada sampai sekarang. Konon katanya, masih buatan Belanda. Di sampingnya ada satu jembatan jembatan beton yang digunakan konon tahun 1980-an setiap kendaraan yg lewat wajib memberi kode lampu atau setidaknya klakson sebagai tanda permisi mau lewat.
Saya sudah beberapa kali melewati kawasan Kebun Kopi yang disebut-sebut dua teman terakhir ini. Kawasan ini dikenal cukup berat, menanjak dengan kemiringan tajam. Belum lagi sering terjadi longsong. Jembatan itu masih ada, dan bahkan sekarang ada sebuah tugu berwarna kuning bertuliskan NGAPA UWENTIRA. Ngapa dalam bahasa Kaili berarti Kampung,Negeri atau Kota. Uwentira berarti tidak kasat mata. Jadi NGAPA UWENTIA berarti Kota UWENTIRA.

Pengakuan !!

SESEORANG yang mengaku baru pulang dari tanah paling suci tiba-tiba muncul di kantor Andy. Dengan tutur kata memikat tiada tara yang membuat semua lawan bicara kehilangan kata-kata, ia meminta Andy untuk mengunjungi Wentira, daerah yang dipastikan bakal membuatnya jatuh cinta.
Anda boleh percaya atau tidak, tetapi hampir semua orang di wilayah Palu, Parigi, termasuk kabupaten baru bernama Parimot (Parigi Motong), tempat dalam lintas daerah-daerah tersebut Wentira berada, percaya bahwa kisah ini benar-benar terjadi. Mereka percaya, Wentira, daerah paling wingit di wilayah setempat -sebagaimana beberapa kali pernah terjadi- lagi-lagi mengirimkan makhluknya muncul dari alam maya, dan kali ini yang disatroni rupanya Andy, seorang arsitek, urban designer atau perencana kota yang dikenal dengan proyek-proyeknya yang modern.
Wentira sebenarnya hanya daerah berhutan lebat, jauh dari mana-mana, di antara Palu-Parigi, di lintas jalan yang disebut orang sebagai Trans-Sulawesi. Pohon-pohon raksasa tumbuh di pinggir jalan, dengan bentuk batang besar, putih, cenderung lurus, menjulang sangat tinggi seakan ingin menggapai langit. Batang pohon itu begitu lurus, dan baru di bagian sangat atas di ketinggian, tumbuh dahan dan cabangnya dengan daun-daun yang menjadi sangat kecil-kecil kalau dilihat dari bawah. Konon, tak ada seorang pun berani menebang pohon seperti itu.
Di antara kesenyapan hutan, rimbunnya semak-semak di pinggir jalan, terdapat jembatan tak seberapa besar. Persis jembatan berikut jurang dan ngarai tajam di sekitar situlah dipercaya orang sebagai "pusat Wentira", negeri jin dan para lelembut, yang lewat berbagai cerita, dikatakan penghuninya sering keluar dari dunia mayanya, masuk dan menyatu dalam kehidupan manusia sehari-hari.
"Wentira..." Orang terkesiap ketika Andy menunjukkan kartu nama, yang memang tertulis "Wentira" sebagai alamat si empunya nama. Semua orang yang mengenal Wentira termangu-mangu, merinding mendengar cerita Andy yang begitu yakin, bahwa dia bukan saja berhubungan langsung dengan orang yang mengaku dari Wentira, tetapi beberapa kali ia mengunjung Wentira, tinggal di sana beberapa waktu, bahkan telah menyelesaikan proyek yang tiada terkira artinya baginya.
"Tahukah Mas Andy apa itu Wentira?"
"Ya, saya tidak mengira bahwa di Palu ada daerah seramai dan semodern itu," kata Andy.
Mati, Mas Andy telah percaya pada eksistensi dunia maya sebagai benar-benar ada, tangible seperti kartu nama yang dipegangnya. Lanjut Andy, seperti mimpi, "Tak ada dalam bayangan saya, bahwa saya bakal bisa menjumpai kota abad 21 seperti Paris-La Defense di situ. Taman kotanya mengingatkan saya pada Parc Culturel Urbain de la Villette, dengan monumen berupa tangga merah melingkar yang oleh orang sana disebut Folies. Sejarah masa depan arsitektur seakan telah dimulai dari situ, dalam bentuk arsitektur virtual, arsitektur maya, sesuatu yang hanya dimungkinkan perencanaannya setelah kemajuan proses komputer..."
Pendengarnya takjub, sekaligus makin tidak paham. Mereka geleng-geleng kepala. "Anak ini benar-benar telah dibawa jin ke Wentira..."
***
BEGITULAH, konon orang yang mengaku baru pulang dari tanah paling suci tadi, meminta Andy untuk datang ke Wentira, untuk membangunkan rumah baru baginya.
"Saya tidak pernah membangun rumah tinggal pribadi Pak...," kata Andy sopan, menolak secara halus tawaran orang itu.
"Tapi Pak Andy arsitek?"
"Ya, tetapi kegiatan saya lebih banyak pada perencanaan kota," ujarnya. Ia ingin menerangkan lebih lanjut, bahwa dia adalah urban designer, dengan proyek-proyek begitu luas lingkupnya, dari penataan kembali ruang kumuh bagi masyarakat miskin sampai pembangunan kota modern untuk lokasi perkantoran dan bangunan-bangunan komersial, tetapi ia pikir itu semua kurang ada gunanya.
Yang diajaknya bicara, tersenyum arif. "Kalau begitu tidak apa-apa. Pak Andy tidak perlu merasa punya beban atas permintaan saya. Saya selalu merasa, bisa berkenalan dengan seseorang saja sudah suatu berkah, melebihi apa saja, apalagi hanya dibanding rumah. Oleh karenanya saya akan mengundang Pak Andy ke Wentira saja. Nanti seseorang akan menyediakan tiket. Pak Andy bisa berangkat kapan saja, pokoknya tinggal beri tahu kami, dan nanti kami akan menjemput di airport. Belum pernah kan, ke Wentira? Anggaplah ini hanya ajakan berpiknik dan berteman, tidak ada yang lain...," ucap tamunya santun.
Andy yang halus perasaannya, tidak berkutik. Dia tarmangu-mangu memandang tamunya yang datang seperti angin, dan berlalu sebagai angin pula. Langkahnya begitu ringan seperti rase terbang. Bau tubuh yang ditinggalkannya adalah wangi hutan ketika dunia -dalam bahasa Andy sendiri-masih terjaga oleh matriks pusat-pusat kosmos yang sakral. Ia teringat aurora alam yang membesarkan dirinya, berupa candi-candi yang sebenarnya merupakan Mehru -pusat kosmos yang merupakan sumbu bumi yang menjulang ke atas menggapai surga tertinggi. Pesan hidup seperti itulah yang telah membawanya menjadi seorang arsitek, yang urusannya kemudian bukan membangun rumah, melainkan ingin membawa manusia menuju ke kemuliannya lewat lingkungan yang terjaga keseimbangan kosmosnya.
Mendadak dia menangkap suatu hawa yang seakan menyedotnya untuk segera hadir di Wentira. Entah nyata atau tidak ini semua, ia sendiri merasa datang ke Wentira dengan naik pesawat dengan tiket yang sudah disediakan, dan di airport sudah tersedia mobil bagus barikut sopir menjemputnya.
Pengalaman berikutnya dirasakannya sebagai mimpi. Ia nyaris tak mempercayai penglihatannya, bahwa Wentira adalah daerah ultra modern yang padanannya hanya bisa dia dapat pada referensi baik ketika ia sekolah mengenai sejarah urban dan desain di Wisconsin, Amerika, ataupun pada perencanaan urban dan regional di Glasgow, Inggris.
Dia melihat piramid kaca dengan konstruksi besi yang dibangun dengan berani dan manis, sebagai bagian pintu masuk dari bangunan besar yang kata si sopir, tempat menyimpan barang-barang berharga, dari patung Medusa karya Gericault, sampai ke maket sebuah museum di Berlin karya Daniel Libeskind yang merupakan tonggak bangunan paska-modernisme. Seketika Andy merasa kecil, dan menyesali belaka atas impresi yang hendak ia tunjukkan pada tamu yang telah mengundangnya ke Wentira ini.
"Siapa sebenarnya dia? Dan daerah apa pula ini?" kata Andy dalam hati.
Tempat tinggal orang yang mengundangnya itu sendiri berupa bangunan dengan facade boleh dikata terdiri hanya dari tiga elemen: kaca, besi, dan sesuatu yang serba putih, entah apa materinya, ia kurang mengenalinya. Sepintas ia teringat Georges Pompidou Centre di Paris. "Semua bentuk ini mengambil primary form. Ia mengonsepkan bangunan ini dalam era modernisme," ucap Andy, lagi-lagi hanya dalam hati. Ia mengamati segalanya dengan gumun. Bisiknya, "Benar, primary form. Yang ada hanya bentuk kotak-kotak seperti lukisan Picasso, serta warna-warna dasar seperti dipakai Mondrian."
Pikirannya masih melayang ke mana-mana, ketika dia dikejutkan oleh sambutan tuan rumah yang luar biasa hangat.
"Sampai juga kan, di sini. Jangan merasa sebagai tamu, dan jangan sungkan untuk menunjuk atau melakukan apa saja yang Pak Andy suka," kata si tuan rumah. Di rumah yang seperti "miniatur Georges Pompidou Centre' ini rupanya tinggal keluarga besar. Tuan rumah mengenalkan istri, anak, saudara istri, keponakan, dan lain-lain yang sulit diingat Andy satu-persatu. Yang jelas, wajah mereka tampan-tampan dan cantik-cantik.
Ia dijamu berbagai makanan, yang katanya merupakan makanan khas setempat. Ada sup sumsum sapi yang bernama kaledo, minuman yang sangat mengesankan rasanya, disajikan dalam keadaan hangat, bernama saraba, dan lain-lain. Belum lagi lobsternya, yang terasa tak ada duanya. Benar-benar santapan raja. Berangsur-angsur Andy merasa betah. Ada proses sedemikian rupa yang tidak dia pahami, dimana dia kemudian merasa seperti di rumah sendiri.
Pagi hari, seiring sarapan, kepadanya disajikan juice buah-buahan seperti wortel, jeruk, yang kesegaran buah-buahannya lagi-lagi mengingatkannya ketika dia bersekolah di Amerika dan Inggris. Akhirnya, dia tak bertanya-tanya lagi, di mana dia ini sebenarnya. Ia hanya tahu, ini Wentira -sebuah daerah ultra modern yang untuk sebagian orang barangkali hanya dianggap mimpi. Dia menerima Wentira dengan segenap jiwa, menerimanya sebagaimana adanya...
***
DUNIA wadag manusia dan dunia maya entah alam mana, gagasan paling scientific dan mimpi, bertaut-taut menjadi satu. Para staf dan pegawainya di kantor agak heran setiap kali "bos"-nya itu memberi briefing mengenai proyek di Wentira. Tidak seperti pada proyek-proyek yang lain, setiap kali bicara mengenai Wentira, si bos berubah menjadi pendongeng, dengan dongeng yang memukau. Sampai-sampai, staf andalannya, arsitek wanita paling cantik sekantor, mengaku terbawa mimpi tentang Wentira.
"Pak, saya ingin ikut ke Wentira, menginap di sana," kata staf tersebut.
"Hush...," Andy menukas.
Sekian waktu kemudian proyek tersebut terselesaikan. Ketika ia menyerahkan bangunan yang telah selesai kepada pemesannya, sebenarnya Andy masih ditahan untuk tidak meninggalkan Wentira. Diam-diam, keluarga besar itu ingin menjodohkan Andy dengan putri setempat, salah satu kerabat mereka, yang belum menikah.
"Dia cantik, seperti bintang film Maggie Cheung," katanya. "Namun saya tidak tertarik, karena wanita semacam itu terkesan galak di mata saya. Suka menggampar, menyiram air ke muka orang, bahkan seperti dalam film, diceritakan dia hendak membunuh raja. Saya tidak suka wanita yang galak. Saya mencari wanita yang romantis...," kenang Andy sambil tertawa.
"Untung Mas Andy tidak mau dijodohkan di situ. Kalau mau, Mas Andy tidak akan pernah kembali ke dunia nyata," komentar orang yang mendengar ceritanya.
Semua orang menganggap, dunia yang diceritakan Andy adalah dunia gaib, dunia alam maya yang tidak ada di dunia nyata. Sebaliknya, Andy percaya sepenuhnya, bahwa Wentira adalah dunia nyata, bahkan sampai "Maggie Cheung" tadi pun benar-benar ada.

Perahu Phinisi Raksasa Diluncurkan di Tanah Beru, Bulukumba

Warga Tanaberu, Kabupaten Bulukumba, akan mencatat sejarah baru dalam pembuatan perahu Phinisi. Besok malam, pengrajin perahu Phinisi di daerah itu akan meluncurkan sebuah perahu phinisi dengan ukuran yang jauh lebih besar dari biasanya.

Kali ini, perahu yang akan diluncurkan berukuran panjang 50 meter dan lebar sembilan meter. Ini adalah perahu dengan ukuran terpanjang dan terlebar yang pernah dibuat oleh masyarakat Tanaberu, Buluumba, selama ini.

Kepala Dinas Pariwisata Bulukumba, Andi Nasaruddin Gau, mengatakan, perahu yang dibuat Muslim Baso ini, rencananya akan diekspor ke Polandia. Seorang pengusaha di negeri tersebut telah memesan perahu Phinisi dengan ukuran seperti itu.

Para pengrajin perahu Phinisi di Bulukumba telah beberapa kali memasarkan perahu phinisi ke luar negeri. Negara yang menjadi pasar mereka adalah Singapura, Papua Nugini, Polandia, Australia, Perancis, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya.

Nasaruddin menjelaskan, kendala utama yang dihadapi para pengrajin saat ini adalah masalah bahan baku pembuatan perahu. Bahan baku kayu selama ini didatangkan dari Kalimantan. Kebijakan pemerintah yang membatasi pengadaan kayu dari Kalimantan membuat banyak pengrajin perahu yang pindah ke Kalimantan, Papua, dan Kendari, Sulawesi Tenggara.

"Kalau mereka pindah, jelas yang dirugikan adalah Bulukumba sendiri karena kehilangan orang-orang potensial," kata Nasaruddin. Karena itu,Nasaruddin berharap Pemprov Sulsel turun tangan mencari solusi agar pengrajin Phinisi di Bulukumba tidak punah.

Rabu, 02 November 2011

Usir Freeport dari Tanah Papua!

Massa dari Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), Rabu (2/11/2011) sore ini, akan melakukan aksi di depan kantor PT Freeport. Aksi yang dilakukan, meminta agar Freeport hengkang dari Indonesia.
Ketua DPN Repdem, Masinton Pasaribu menjelaskan, sejarah kehadiran PT Freeport di Indonesia adalah sejarah pengukuhan kembali beroperasinya mesin-mesin penjajahan baru merampok kekayaan alam Tanah Air Indonesia. Dimulai dengan penggulingan presiden Soekarno yang anti kolonialisme dan imperialisme oleh kekuatan kapitalisme internasional melalui Jenderal Soeharto.
"Konsesi pertama yang diberikan oleh Soeharto kepada tuan besarnya adalah diterbitkannya UU Penanaman Modal Asing Nomor 1/1967, dan UU Pertambangan Nomor 11/1967 yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didiktekan David Rockefeller (penasihat CIA), disahkan tahun 1967, maka perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto adalah Freeport. Inilah pertama kali kontrak pertambangan yang baru dibuat," tutur Masinton.
Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, ujar Masinton, maka sejak Soeharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah banyak merugikan Indonesia.Freeport memperoleh kesempatan untuk mendulang mineral di Papua melalui tambang Ertsberg sesuai Kontrak Karya Generasi I (KK-I) yang ditandatangani pada tahun 1967.
"Freeport adalah perusahaan asing pertama yang mendapat manfaat dari KK I. Dalam perjalanannya, Freeport telah berkembang menjadi salah satu raksasa dalam industri pertambangan dunia, dari perusahaan yang relatif kecil. Hal ini sebagian besar berasal dari keuntungan yang spektakuler sekaligus bermasalah yang diperoleh dari operasi pertambangan tembaga, emas, dan perak di Irian Jaya, Papua," tuturnya.
Aktivitas pertambangan PT Freeport McMoran Indonesia (Freeport) di Papua yang dimulai sejak tahun 1967 hingga saat ini telah berlangsung selama 44 tahun. Selama ini, imbuh Masinton, kegiatan bisnis dan ekonomi Freeport di Papua, telah mencetak keuntungan finansial yang sangat besar bagi perusahaan asing tersebut, namun belum memberikan manfaat optimal, tidak adil, tidak transparan dan bermasalahnya pengelolaan sumberdaya mineral itu bagi Indonesia, masyarakat Papua, dan masyarakat lokal di sekitar wilayah pertambangan.
"Dari tahun ke tahun Freeport terus mereguk keuntungan dari tambang emas, perak, dan tembaga terbesar di dunia. Pendapatan utama Freeport adalah dari operasi tambangnya di Indonesia. Bahkan penghasilan Freeport mencapai Rp 70 triliun setiap tahunnya, angka yang sangat fantastis," Masinton menegaskan.

Selasa, 01 November 2011

Camila Vallejo, Mahasiswi Cantik Pimpin Jutaan Demonstran Chile

Muda, cantik, berani. Tiga kata itulah yang tampaknya pantas untuk menggambarkan Camila Vallejo, gadis berusia 23 tahun anggota partai komunis Chile yang juga mengetuai ikatan mahasiswa Universidad de Chile.

Sudah enam bulan ini Vallejo memimpin jutaan mahasiswa dalam sebuah protes terbesar sejak 20 tahun terakhir di Chile, menuntut Presiden Sebastián Pinera yang berhaluan konservatif mundur.
"Selama bertahun-tahun, anak-anak muda Chile telah dicekoki pemerintahan neo liberal yang lebih menekankan konsumerisme dan kepemilikan pribadi. Tak ada empati untuk orang lain," kata dia.

"Pergerakan ini membantu kami para pemuda Chile mencapai pemerintahan negara yang bermartabat, kebalikan dari pemerintahan yang sekarang," kata Vallejo, seperti dimuat CBS News. Gadis kelahiran 28 April memang dikenal vokal menggugat semrawutnya dunia pendidikan di Chile yang dinilainya sangat tidak berpihak pada rakyat kebanyakan.

Vallejo dikenal tak terlalu banyak bicara tentang dirinya, namun dengan kharismanya, ia mampu menggalang lebih banyak massa untuk mendukung gerakannya. Dalam hitungan bulan, gadis yang dijuluki 'Komandan Camila' oleh para pendukungnya ini memiliki 300 ribu pendukung di akun Twitternya, seperti dimuat Guardian.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan September lalu menunjukkan mahasiswi jurusan Geografi ini mendapatkan dukungan 89 persen rakyat Chile atas keberaniannya, sebagaimana dilansir dari Sydney Morning Herald. Pengalaman berkali-kali ditembaki meriam air dan gas air mata oleh polisi saat berdemonstrasi tak membuatnya gentar.

Berkembangnya dukungan untuk Vallejo berbanding lurus dengan berkembangnya ancaman keselamatannya. Setelah berkali-kali menerima ancaman pembunuhan, Vallejo kini berada di bawah pengawasan kepolisian.

Menanggapi tudingan miring yang menyebutkan ia mendapat banyak dukungan hanya karena kecantikannya, gadis bertindik hidung ini cuma tertawa. "Banyak yang bilang saya sok karena kulit saya putih dan mata saya hijau. Absurd sekali! Orang tua saya juga bukan orang kaya, karena mereka juga pekerja," ujarnya.

Ia berkata bahwa ia bertindak karena melihat banyaknya ketidakpuasan di masyarakat. "Anak muda selalu yang pertama kali membuat perubahan. Kami tidak terikat komitmen keluarga, sehingga lebih bebas. Kami yang mengambil langkah awal, namun kami tak sendiri karena generasi di atas kami juga mendukung kami," tandasnya.

Camila Vallejo menyihir publik Amerika Latin. Kecantikan, kepintarannya berbicara serta keberaniannya memimpin demonstrasi mahasiswa di Chile membuatnya menjadi pahlawan baru.

"Sejak masa Subcomandante Marcos dari Zapatista belum pernah lagi Amerika Latin terpesona dengan seorang pemimpin perlawanan," tulis the Guardian, koran dari Inggris.

Bercelana jeans dan berbaju kaos, Camila memimpin ratusan ribu rakyat Chile menuntut perbaikan sistem pendidikan. Camila pun turut menjadi sasaran gas air mata yang dimuntahkan polisi.

Komandan Camila, begitu panggilannya, adalah Presiden Ikatan Mahasiswa Universidad de Chile, universitas paling berpengaruh di negeri tetangga Argentina itu. Selama seabad lebih sejarah universitas ini, Camila perempuan kedua menduduki posisi ini.
"Selama bertahun-tahun, anak muda Chile telah menjadi korban model neoliberal yang mengagungkan konsumerisme dan pencapaian personal; semua tentang saya, saya, saya. Tak ada banyak empati untuk yang lain," kata Camila.

Alasan Menjadi Pemimpin Demontran

Dari sekadar mahasiswi di awal usia 20-an, Camila Vallejo menjelma menjadi tokoh oposisi paling berpengaruh di Chile. Aksinya memimpin demonstrasi jutaan rakyat Chile membuat pejabat di Kementerian Kebudayaan dan Kepolisian dipecat dari posisi masing-masing.
"Sejak masa Subcomandante Marcos dari Zapatista, belum pernah lagi Amerika Latin terpesona dengan seorang pemimpin perlawanan," tulis The Guardian, koran Inggris. Kali ini, pemimpin perlawanan itu tak menggunakan topeng, cangklong, dan senjata, melainkan cincin di hidung.
Komandan Camila, begitu panggilannya, adalah Presiden Ikatan Mahasiswa Universidad de Chile, universitas paling berpengaruh di negeri tetangga Argentina itu. Selama seabad lebih sejarah universitas ini, Camila adalah perempuan kedua menduduki posisi itu.
Terlahir dari pasangan orang tua yang aktif di Partai Komunis, Camila tak butuh lama untuk turut aktif dalam kegiatan politik. Dia terdaftar sebagai kader Pemuda Komunis Chile. Awal tahun ini, Camila memimpin ikatan mahasiswa di negeri yang terkenal kuat dengan tradisi gerakan kiri, setelah lama diperintah diktator militer Augusto Pinochet itu.
"Selama bertahun-tahun, anak muda Chile telah menjadi korban model neoliberal yang mengagungkan konsumerisme dan pencapaian personal. Semua tentang saya, saya, saya. Tak ada banyak empati untuk yang lain," kata Camila di kantornya yang dihiasi foto ukuran besar Karl Marx.
Dari awalnya demonstrasi kecil di dekat kampus, aksi-aksi mahasiswa Universidad de Chile bersama sejumlah mahasiswa universitas lain menggelembung menjadi aksi massa nasional. Dari sekadar isu sederhana meminta pendidikan gratis, demonstrasi kemudian membesar hingga ke tuntutan mundur Presiden Sebastian Pinera. Jadilah ini aksi terbesar di Chile sejak era Pinochet.
Meski dikenal dengan tradisi kiri yang kuat, sistem pendidikan Chile lebih dikuasai oleh sektor swasta yang diwarisi dari era Pinochet. Daily Beast menulis, gelar sarjana adalah milik elite. Banyak pelajar putus sekolah, mencapai 52 persen, sedangkan utang, biayanya harus ditanggung selama satu dekade. Dan Pinera, presiden sekarang yang datang dari kubu kanan, menjadi sasaran empuk dari keputusasaan rakyat Chile hari ini.
Awalnya respons pemerintah dan tentu saja aparatnya, polisi, sangat keras. Kepala kepolisian Chile kemudian dipecat, bahkan seorang pejabat di Kementerian Kebudayaan yang menulis di Twitter "Bunuh perempuan itu dan musnahkan jasadnya" dipecat pula dari posisinya.
Mahasiswa pun diundang oleh Kementerian Pendidikan untuk berdialog mengenai tuntutannya. Namun, aksi massa terus dilakukan, sejak Mei hingga Oktober 2011, sudah lebih dari 30 aksi besar-besaran yang diikuti ratusan ribu orang. Presiden pun akhirnya mengundang Camila bernegosiasi.

Hanya dalam beberapa bulan, Camila menjadi cerita kepahlawanan baru di Amerika Latin, memiliki 300.000 follower di Twitter dan puluhan ribu penggemar di Facebook Page. Di Internet, Camila juga menjadi sensasi sendiri. Di Korea Selatan, penggemarnya membuat akun Twitter khusus mengenai dia. Popularitas bahkan melebihi sang Presiden sendiri.
Wajah cantiknya mempesona rakyat, sampai musisi di Amerika Latin pun memperbincangkannya. Seorang penyanyi ternama Argentina Kevin Johansen sampai menulis di Twitter, "Camila adalah milik saya."
"Kami semua cinta padanya," kata Wakil Presiden Bolivia, Álvaro García Linera. Saat pertemuan pemimpin muda Bolivia, Garcia pun meminta pemuda Bolivia meniru aksi Camila di Chile. "Ada seorang pemimpin muda dan cantik, yang memimpin anak muda dalam perlawanan," kata Garcia.

Camila sendiri sadar dengan kecantikannya. "Dia dapat menjadi pelengkap, mereka datang mendengarkan saya, karena penampakan saya. Namun, lalu saya menjelaskan ide-ide saya. Sebuah gerakan sebagai sebuah sejarah tak bisa dirangkum hanya dalam istilah-istilah permukaan," katanya.
Dan Presiden Chile sudah menawarkan Camila dan kawan-kawannya peningkatan jumlah beasiswa dan anggaran pendidikan. Namun, ternyata bukan ini yang dicari Camila. “Tindakan ini bagus, namun bukan perubahan struktural," kata Camila sambil menghisap sebatang rokok. "Kami ingin mengubah model pembangunan."