Sabtu, 07 Mei 2011

Panji Gumilang: NII Telah Selesai

Pemimpin Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, Syaykh Abdus Salam Panji Gumilang membantah jika dirinya pemimpin Negara Islam Indonesia (NII). Demikian juga dengan kabar yang mengait-kaitkan Al-Zaytun dengan NII, Panji membantahnya. Sebab kata dia, Al-Zaytun adalah lembaga pendidikan.

"Ketika di bangku SD sudah diajarkan sejarah bahwa NII yang diproklamirkan oleh Kartosuwiryo telah selesai sejak 1962. Sudah selesai. Sama dengan PKI yang telah selesai," kata Panji Gumilang saat ditemui Tribun di Pondok Pesantren Al-Zaytun, Sabtu (30/4) siang.

Menurut pria asal Jawa Timur, itu yang ada saat ini adalah Negara Republik Indonesia yang memiliki UUD 1945 dan Pancasila. Sementara NII hanya bagian dari sejarah lama.

"Mengapa kita harus kembali ke belakang. Pandanglah ke depan, bagaimana bangsa ini bisa maju," kata dia, dengan suara lantang sebagaimana telah menjadi ciri khasnya dalam berbicara.

Disinggung soal kedekatannya dengan sejumlah orang dan pihak, Panji mengaku bersyukur. Bahkan ketika ada orang yang mengklaim kenal dengan dirinya namun dia tidak mengenal orang tersebut, Panji mengaku bersyukur.

Menurut dia, itu artinya dia banyak dikenal orang. Namun kedekatan tersebut, kata lulusan UIN Jakarta, ini sama sekali tidak berdampak padanya. "Mau dekat, saya tidak merasa bangga, tapi sekalipun mereka benci, saya tidak peduli. Mau dijelekkan saya begini-begini saja. Saya jelek menurut orang, bagi saya tidak ada ruginya karena saya punya jiwa toleran. Seorang yang berjiwa toleran tidak akan merasa untung atau rugi," kata Panji.

Panji juga mengaku tidak sakit hati jika ada orang yang menjelek-jelekkan dirinya. Sebab baginya, orang mau bicara apapun tentang dirinya itu adalah hak mereka.

"Yang jelas saya harus berjalan pada track yang benar. Tampilkan yang terbaik," katanya.

Pandangan orang tentang dirinya yang disebut-sebut terkait NII KW 9, Panji mengibaratkan kodok yang ramai bernyanyi ketika hujan turun. "Asyik kan ada suara yang indah setiap kali turun hujan. Ini juga sama, anggap saja sedang turun hujan ada kodok ramai bernyanyi," ujarnya.

Panji mengaku sama sekali tidak sedih. Sebab menurutnya, sedih tidak akan ada gunanya. Yang jelas, dia hanya akan terus berpikir positif.

"Untuk apa sedih, untuk apa takut hanya karena dikatakan orang macam-macam. Takutlah hanya oleh Allah," katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tulis Komentar Anda