Senin, 29 November 2010

Mafia Menjegal PSM Makassar

Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Nurdin Halid, berjanji akan mengusut kepemimpinan wasit Aeng Suarlan yang dianggap merugikan PSM Makassar saat menghadi tim tamu, Semen Padang FC di Stadion Andi Mattalatta, Mattoanging, Makassar, Sabtu (27/11) malam.

Nurdin menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan sejumlah pengelola PSM Makassar di kediamannya di Makassar, Minggu (28/11) malam.
Salah satu yang dilaporkan adalah ucapan wasit Aeng Suarlan yang mengatakan tidak memberikan hadiah penalti kepada PSM saat pemain belakang Semen Padang handsball di kotak penalti karena takut kariernya taman.
Kalimat tersebut terdengar oleh kiper PSM, Deny Marcel, yang kemudian menyampaikan kepada rekan-rekannya dan ofisial PSM (Tribun, 28/11).
"Tolong dipastikan bahwa wasit mengatakan seperti itu. Minta pemain yang mendengar ucapan itu membuat surat pernyataan. Kita menjatuhkan sanksi berat bila memang wasit mengatakan itu," tegas Nurdin dengan manajemen PSM yang diwakili Asisten Manajer Bidang Hukum PSM, Syahrir Cakkari, dan Media Officer PSM, Nurmal Idrus, di kediaman pribadi Nurdin Jalan Mappala, Makassar.
Sementara itu, Ketua Badan Liga Indonesia (BLI), Andi Darussalam Tabusalla, yang dikonfirmasi via telepon mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Nurdin untuk membahas soal kualitas wasit yang banyak dikeluhkan. "Kita sudah berkoordinasi dengan komisi wasit dan sudah diadakan rapat untuk melakukan perbaikan-perbaikan," kata Darussalam yang sering disapa ADS.
Dalam kesempatan terpisah saat menggelar jumpa pers, kemarin, Ketua Umum PSM Makassar Ilham Arief Sirajuddin menyiapkan opsi menghentikan keikusertaan tim Ayam Jantan dari Timur jika menemukan bukti bahwa kerugian-kerugian yang dialami PSM di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) adalah upaya-upaya sistematis dan terencana dari pihak-pihak yang tak ingin melihat PSM berprestasi.
Menurutnya, rusuh suporter saat PSM berlaga melawan Semen Padang di Stadion Mattoanging yang dipicu oleh keputusan-keputusan kontroversial wasit dan hakim garis adalah puncak kekecewaan PSM.
Ke Balikpapan
Untuk menguatkan laporan PSM seputar ucapan wasit Aeng, Sekretaris Tim PSM, Ruslan, diperintahkan ke Balikpapan, Kaltim untuk menemui Deny yang sudah pulang ke rumahnya di Balikpapan untuk liburan.
Deny dan sebagian besar pemain PSM sudah meninggalkan Makassar sejak Minggu pagi kemarin. Tugas Ruslan adalah menyodorkan surat pernyataan pengakuan untuk ditandatangani mantan kiper Persebaya Surabaya itu.
Ilham yang didampingi Kapolrestabes Makassar Kombes Nur Samsul, Dandim 1408 BS Makassar Letkol Agus Prangarso, Manajer PSM Hendra Sirajuddin, dan anggota manajemen PSM lainnya, mengatakan telah meminta tolong kepada kapolrestabes dan dandim untuk ikut mencari tahu penyebab kerusuhan di Mattoanging.
Apakah insiden itu karena spontanitas atau kerusuhan terencana. Sebab, katanya, rusuh kali ini sangat aneh. Seluruh suporter seperti kesetanan dan melempar memakai batu seukuran kepalan tangan orang dewasa.
"Saya melihat ada yang aneh dalam rusuh ini. Suporter seperti kesetanan dan melempar memakai batu besar. Di stadion tidak ada batu sebesar itu sehingga saya menduga batu itu dibawa dari luar dan saya menduga rusuh ini memang terencana," katanya.
Yang membuat calon Ketua DPD Demokrat Sulsel ini sedih dan marah karena rusuh terjadi hanya sehari setelah dia melakukan launcing Visit Makassar 2011 di Gedung Sapta Pesona, kantor Kementrian Pariwisata dan Budaya di Jakarta. Dalam presentasenya, Ilham menjual pariwisata Sulsel untuk mengajak orang ke Makassar. Parahnya, rusuh ini disaksikan jutaan orang Indonesia karena pertandingan ini disiarkan langsung oleh stasiun televisi swasta.
Selain kasus putusan wasit Aeng Suarlan yang kontoversial karena tidak mengesahkan gol Andi Oddang dan tidak memberi PSM hadiah penalti saat pemain Semen Padang handsball di kotak terlarang, pengurus dan manajemen PSM juga akan mengkaji seluruh kasus-kasus yang merugikan PSM selama mengikuti kompetisi LSI musim ini.
Bila diperoleh kepastian bahwa PSM memang sengaja dirugikan agar tim kebanggan masyarakat Sulsel ini tidak bisa berprestasi maka tidak menutup kemungkinan jika tim ini mundur mengikuti kompetisi LSI.
PSM juga akan menuntut janji Ketua Umum PSSI untuk memperbaiki sepakbola Indonesia dan kualitas wasit yang sampai sekarang belum terlihat.
Ilham mengatakan selama jeda kompetisi bulan Desember mendatang, pengurus dan manajemen akan melakukan evaluasi terhadap semua persoalan yang dihadapi PSM selama mengikuti kompetisi. Dari evaluasi inilah, pengurus dan manajemen akan mengambil sikap terkait keikutsertaan PSM di LSI serta opsi mengikuti kompetisi lain yang akan diambil manajemen jika PSM harus mundur dari LSI. Sebab, PSM tidak bisa jika tidak mengikuti kompetisi karena ini adalah tim kebanggaan seluruh masyarakat Sulsel.
Ilham juga menyinggung PSSI yang dinilainya tidak fair dalam memberikan sanksi. Ia mencontohkan begitu cepatnya komisi displin PSSI menghukum Robert Alberts berupa denda uang Rp 50 juta hanya karena laporan sepihak wasit Setiyono yang mengaku dihina oleh Robert usai pertandingan PSM melawan Bontang FC di Stadion Mattoanging 31 Oktober lalu.
Sementara PSM yang lebih dulu melaporkan Setiyono ke PSSI karena sejumlah keputusan kontorversialnya yang merugikan PSM belum ditindaklanjuti.
PSM juga kecewa karena PSSI hanya menghukum wasit Jimmy Napitupulu tidak boleh memimpin pertandingan selama dua pekan, padahal wasit terbaik Indonesia itu membuat kesalahan fatal.
Dia memberi hadiah tendangan penalti untuk tim Sriwijaya FC saat PSM bertandang ke Palembang pertengahan Oktober lalu. Padahal, pelanggaran yang dilakukan pemain PSM Fadli Hariri kepada pemain tuan rumah terjadi di luar kotak penalti.
Terkait sejumlah kejadian yang merugikan PSM ini, Ilham membacakan sikap PSM. Pertama, belum adanya perbaikan mendasar pada kinerja wasit seperti yang dijanjikan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid dan semakin memperburuk citra sepakbola Indonesia.
Kedua, PSM meyakini adanya konspirasi tersembunyi dan kotor untuk menghentikan PSM dan tak menginginkan tim ini berprestasi di LSI. Ketiga, meminta kepada PSSI untuk mengusut tuntas semua laporan PSM terkait dengan kepemimpinan wasit di LSI.
Keempat, meninjau ulang keikutsertaan PSM dalam kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang mulai bergulir 8 Januari tahun depan. Dan yang kelima, akan melapor kepada FIFA dan AFC semua keanehan yang terjadi selama melakoni LSI musim ini termasuk banyaknya keputusan komdis yang merugikan tim ini.

Klub Lain
Sementara itu, Darussalam mengaku menyayangkan jika PSM harus mundur dari kompetisi. Menurutnya, bukan hanya PSM yang mengeluhkan kepemimpinan wasit. Klub-klub lain juga mengeluhkan hal sama.
Terkait banyaknya keluhan klub soal wasit ini, katanya, Nurdin sudah memerintahkan dirinya untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja wasit.
Ipar Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo ini, mengatakan, tidak benar jika ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan PSM jatuh sehingga menggunakan wasit untuk merugikan tim ini. Sebab, LSI dikelola dengan profesional.
Kalau pun ada wasit yang berbuat kesalahan, itu adalah hal yang wajar dan manusiawi karena wasit juga bisa salah dan wasit-wasit yang membuat kesalahan semuanya diproses oleh komdis dan mendapat sanksi jika terbukti salah.
"Sangat disayangkan jika PSM harus mundur. Sebagai Ketua BLI saya harap hal ini tidak terjadi dan mari bersama-sama kita semua memperbaiki sepakbola Indonesia," katanya.(mam/zil)

Goran Sudah Pulang Kampung

Pertandingan PSM Makassar melawan Semen Padang di Stadion Mattoanging, Sabtu (27/11) malam, diwarnai insiden duel udara menyeramkan antara stopper PSM, Goran Subara, dan stopper Semen Padang, David Pagbe. Selesai duel, Goran dan Pagbe terkapar di lapangan.
Pagbe bisa bangkit kembali sementara Goran tak bergerak. Marwan Sayedeh yang melihat rekannya itu dalam kondisi berbahaya karena mulutnya mengeluarkan busa, secepatnya memanggil dokter tim untuk menangani Goran.
Pemain dan ofisial PSM pun panik melihat keadaan Goran yang tak sadarkan diri. Goran kemudian diberi bantuan pernafasan dari tabung oksigen lalu diangkut ke Rumah Sakit Faisal menggunakan ambulans. Kejadian ini, membuat khawatir seluruh pencinta PSM.
Tayangan televisi yang dengan jelas memperlihatkan kondisi Goran yang kritis membuat pencinta PSM mengkhawatirkan keselamatan pemain asal Australia ini.
Usai pertandingan yang berakhir rusuh ini, pesan pendek (SMS) berantai pun, beredar. Isinya, mengabarkan bahwa Goran meninggal.
Padahal, beberapa jam sebelum isu itu beredar, dokter PSM, Ahmad Ashari yang mendampingi Goran saat dibawa ke rumah sakit mengabarkan jika Goran sudah sadar dan kondisinya baik-baik saja.
Bahkan, sebelum tiba di RS Islam Faisal, Goran sudah sadar dan meminta alat bantu pernafasan yang dipasang dimulutnya dilepas.

"Goran mengalami brain shock akibat benturan. Dia sudah sadar. Hasil CT-Scan kepalanya tidak ada kelainan," kata Ashari.
Goran bahkan masih sempat menonton pertandingan PSM melawan Semen Padang lewat televisi di rumah sakit. Usai pertandingan yang berakhir rusuh, Goran dipulangkan ke rumahnya di Kompleks Espana Tanjung Bunga.
Saat ini, Goran dalam perjalanan pulang ke negaranya, Australia untuk mengisi libur latihan yang diberikan pelatih Robert Alberts mulai 28 November hingga 12 Desember mendatang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tulis Komentar Anda