Sebuah gambar kabur, yang diambil dari helikopter, muncul untuk menunjukkan sosok pria berambut pirang mengenakan seragam gelap tengah memegang benda seperti senapan. Di kakinya, tampak seperti sejumlah tubuh manusia mengambang di air.
Pria itu diyakini bernama Anders Breivik Behring, seorang pembunuh maniak yang ditangkap atas serangan bersenjata kepada sekumpulan pemuda Partai Buruh Norwegia yang berkemah di Pulau Utoya dan bom yang menewaskan di Oslo, terhadap 92 orang pada Jumat (22/7/2011) siang.
Kepada kepolisian setempat, Breivik mengakui pembunuhan tersebut, namun menolak dikatakan melanggar hukum. Ia juga mengakui bahwa aksi brutal terhadap puluhan nyawa orang itu dilakukan sendirian. Kepolisian menjeratnya dengan pidana terorisme dan terancam pidana penjara selama 21 tahun. "Dia (Breivik) telah mengaku fakta-fakta dari kedua pemboman dan penembakan, meskipun ia tidak mengakui bersalah atas tindakan kriminalnya," kata Kepala polisi Sveinung Sponheim, seperti dilansir The Sun, Sabtu (23/7/2011).
Pengacaranya mengatakan bahwa Breivik percaya tindakannya itu 'mengerikan' tetapi 'diperlukan'. Ia mengklaim bahwa ia termotivasi oleh keinginan untuk membawa sebuah revolusi dalam masyarakat Norwegia.
Berpakaian seperti seorang polisi, pria bersenjata membantai 85 pemuda yang berkemah di Pulau Utoya, dan dua jam setelah itu sebuah bom mobil besar meledak dan merusak gedung-gedung pemerintah di ibukota Oslo yang menewaskan tujuh orang. Ledakan bom juga merusak Kantor Perdana Menteri Norwegia, Jens Stoltenberg.
Seorang saksi mengatakan bahwa suasana mencekam terjadi bagaimana seorang pria bersenjata bermata biru memanggil-manggil mereka ke arahnya dan langsung menembak membabi buta dengan dingin. Si pembunuh itu berteriak, "Kalian semua harus mati."
Adrian Pracon, korban selamat yang ditembak di bahu kiri, mengatakan adegan di pulau itu seperti sebuah "film Nazi".
Berbicara dari tempat tidur rumah sakit, Adrian menceritakan pelaku menembaki orang-orang dari jarak dekat. "Dia berdiri pertama 10 meter dari saya dan menembaki orang-orang di dalam air," ujarnya.
"Dia punya (senjata) M16. Itu terlihat seperti senapan mesin. Ketika aku melihatnya dari tepi, saya berteriak bahwa dia akan membunuh kita. Dia tampak seperti dari film Nazi atau sesuatu," ungkapya.
"Dia mulai menembaki orang-orang ini. Jadi, aku berbaring dan bertindak seolah-olah aku sudah mati. Dia mungkin berdiri dua meter jauhnya dari saya. Saya bisa mendengar suara napasnya. Aku bisa merasakan panas dari senapan mesin," cerita Adrian.
"Dia mencoba memastikan semua orang, dengan menendang mereka, untuk melihat apakah mereka masih hidup, atau dia hanya menembak mereka."
Lain halnya cerita yang disampaikan korban selamat lainnya, Jorgen Benone.
Jorgen mengaku berhasil menyelematkan diri karena berenang dan diselamatkan oleh sebuah perahu. Ia juga menyaksikan sejumlah anak muda lainnya mencoba menyelamatkan diri dengan bersembunyi di balik batu. "Aku melihat orang ditembak. Saya coba melakukan yang terbaik untuk tetap tenang, untuk tidak lari ke terbuka," ujarnya.
"Saya melihat (pria bersenjata itu) sekali hanya 20 sampai 30 meter dariku," imbuhnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda