Minggu, 15 Agustus 2010

Penulis Buku Best Seller Tentang Holocaust, Mengaku Telah Berbohong

Kebohongan meskipun ditutup-tutupi sedemikian rupa, suatu saat pasti akan terungkap juga. Buku Misha:A Memoir of the Holocaust Years, karya penulis Belgia bernama Misha Defonseca yang menjadi buku mega best-seller, ternyata hanya sebuah buku yang penuh kebohongan dan dan tak lebih dari buku fiktif belaka.

Hal ini diakui sendiri oleh penulisnya, yang kini berusia 71 tahun dan tinggal di Massachusetts, AS melalui pengacaranya. "Itu cerita saya. Cerita itu sebenarnya bukan cerita nyata...saya minta maaf pada semua orang yang merasa dibohongi. Saya minta Anda menempatkan diri pada posisi saya, seorang anak perempuan berusia empat tahun yang sangat tersesat, " tulis Defonseca dalam pernyataannya yang diberikan pada kuasa hukumnya, seperti dilansir Associated Press.

Dalam buku tersebut Defonseca mengaku bahwa pasukan Nazi menangkap kedua orang tuanya ketika ia masih kecil, dan ia terpaksa hidup di hutan-hutan dan berkelana ke desa-desa di Eropa, seorang diri selama empat tahun. Defonseca mengklaim dirinya terperangkap di sebuah perkampungan di Warsawa dan dia dijaga oleh sekelompok serigala.

Saat-saat itu, ujarnya, merupakan saat di mana dia merasa kesulitan untuk membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya merupakan imajinasi khayalannya saja. Sampai akhirnya ia mengakui bahwa isi bukunya hanya merupakan khayalan-khayalannya saja. Dua pengacara Defonseca di Brussel juga mengatakan bahwa kliennya tidak menyebut buku itu sebagai buku autobiografinya.

Dalam pernyataannya, Defonseca mengatakan bahwa ia tidak pernah berkelana di Eropa yang jaraknya jika dihitung mencapai 1.900 mil, untuk mencari kedua orang tuanya. Dan ia juga tidak pernah membunuh seorang tentara Jerman dengan alasan mempertahankan diri. Defonseca bahkan mengaku kalau dirinya bukan seorang Yahudi.

Buku Defonseca sudah diterjemahkan ke dalam 18 bahasa, bahkan sudah difilmkan oleh sineas di Prancis. Defoncesa diduga merasa tertekan oleh kebohongannya sendiri, setelah seorang ahli gineakologi mengungkapkan keganjilan-keganjilan dalam buku tersebut. Holocaust, benarkah benar-benar terjadi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tulis Komentar Anda