1. Memuja Kekerasan.
Diktator adalah pemerintahan yang memaksa. Ia memiliki sifat dasar kekerasan. Fascist dan komunis memperoleh kekuatan mereka dari kekerasan atau tindak kekejaman, keduanya memuliakan paksaan sebagai metode aksi politik. Diktator lebih mengutamakan kekuatan fisik, paksaan dan kekerasan, dimana mengabaikan cara intelektual dan moral. Intimidasi, penyiksaan, penjara dan eksekusi merupakan cara diktator dalam menyelesaikan masalah, atau bisa dikatakan untuk mengatasi para pembangkangnya.
2. Totaliter.
Diktator modern tidak memberikan perbedaan antara Negara dan masyarakat. Ia menghargai atau mengakui aksi Negara yang tidak terbatas. Namun, Totaliter inilah yang mengatur dan mengontrol seluruh aspek kehidupan, termasuk agama, sastra, seni dan pendidikan. Diktator tidak menerima kebebasan kata hati, dan ia tidak memihak kepada sifat individual komunitas.
3. Otoriter.
Diktator merupakan musuh bagi kebebasan individual. Ia menganut peraturan satu partai atau semata- mata peraturan militer. Ia merupakan bentuk kezaliman yang sesat. Keinginan atau kemauan diktator merupakan hukum partai. Ia juga tidak bertanggung jawab kepada siapa saja.
4. Diktator Bersifat Agresif.
Diktator mencela dengan adanya ide- ide perdamaian dunia dan keharmonisan internasional. Diktator menganggap paham perdamaian adalah pengecut. Diktator fascist seperti Hitler dan Mussolini, secara terbuka mengundang perang dan akhirnya mencelupkan manusia pada perang dunia ke II. Begitu juga dengan halnya diktator seperti Zia-Ul-Haq yang memiliki sifat senang untuk berperang.
5. Diktator terpisah dari yang lain.
Diktator memiliki karakter ekclusive atau terpisah dari yang lain. Diktator adalah penyokong kesucian agama, ras dan bahasa. Akan tetapi Hitler membenci kaum Yahudi, bahkan membunuh jutaan bangsa Yahudi. Begitu juga Zia dari Pakistan merupakan ahli pokok islam. Sedangkan Khomeini dari iran bukan merupakan musuh bagi non-islam, akan tetapi juga lawan bagi muslim dari aliran sunni atau non-si'ah.
6. Merendahkan Kepribadian Manusia.
Semua definisi yang tersebut diatas akhirnya menimbulkan pengaruh mengucilkan dan merendahkan personalitas manusia. Manusia pada umumnya tidak merasa puas, jika keinginannnya secara pribadi tidak terpenuhi. Manusia umumnya memiliki sifat spiritualisme dan pasti akan mencari spiritual tersebut. Sedangkan diktator memiliki sifat dasar yang menentang sifat spiritual yang dimiliki manusia. Dibawah kekuasaan diktator manusia tidak memiliki kebebasan, bahkan tidak bisa mengungkapkan atau memberikan kontribusi yang dimilikinya, walaupun bertujuan untuk kebaikan bersama. Disinilah terletak pelecehan terhadap personalitas. Disisi lain juga, diktator menolak sistem self-government atau pemerintahan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda