Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis mengumumkan badan dunia itu takkan lagi menggunakan istilah flu babi (swine flu)" dalam merujuk wabah saat ini, dan memilih untuk menyebut virus influensa baru tersebut sebagai "influensa A (H1N1).
"Mulai hari ini (30 April), WHO akan menyebut virus influensa baru tersebut sebagai influensa A (H1N1)," kata lembaga PBB itu dalam pemberitahuan singkat yang disiarkan oleh jaringan internetnya.
WHO telah berulang-ulang menegaskan bahwa orang tak dapat terinfeksi oleh virus baru ini melalui konsumsi daging babi yang dimasak dengan baik atau terpajan pada babi.
"Bahkan sekalipun virus tersebut berasal dari babi, kami tak percaya bahwa orang akan terinfeksi oleh babi," kata Asisten Direktur Jenderal WHO, Keiji Fukuda, yang bertugas pada lingkungan hidup dan keamanan kesehatan.
"Ini benar-benar merupakan virus yang menular dari manusia ke manusia. Oleh karena itu, kami kira dengan tindakan penanganan makanan, memakan daging babi tak menimbulkan bahaya buat manusia," kata Fukuda kepada wartawan.
Sebelumnya dari Washington diberitakan para pejabat AS menyampaikan argumentasi bagi perubahan nama flu babi.
Dalam suatu taklimat, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Janet Napolitano dan Menteri Pertanian Tom Vilsack dengan berat hati berulang-kali menyebut flu itu sebagai "virus H1N1".
"Ini bukan penyakit yang ditularkan oleh makanan, tapi virus. Tidak tepat merujuknya sebagai flu babi karena sungguh bukan itu masalahnya" kata Vilsack.
Israel sudah lebih dulu menolak nama flu babi dan memilih menyebutnya "flu Meksiko". Hukum mengenai makanan dalam agama Yahudi melarang pemeluknya makan daging babi.
WHO, yang berpusat di Paris, juga diberitakan sudah menyampaikan keberatan dengan nama tersebut, dan mengatakan virus itu berisi unsur virus unggas dan manusia dan sejauh ini "tak ada babi" yang ditemukan menderita penyakit tersebut.
Selain itu, ada perasaan yang berkembang di sektor pertanian untuk menyebutnya virus Amerika Utara, meskipun ahli penyakit Anthony Fauci mengatakan dalam dengar pendapat di Senat bahwa rancangan "flu babi" mencerminkan protokol penamaan ilmiah. Bagi produsen daging babi di AS, nama flu babi telah merugikan, sehingga para pejabat pemerintah mengambil sikap dengan menegaskan bahwa daging babi Amerika aman dimakan dan negara lain tak perlu melarang impor.
Harga daging babi, kedelai dan jagung telah anjlok dalam beberapa hari belakangan, "dan jika ini berlanjut, tentu saja ada potensi besar. Itu sebabnya mengapa penting untuk meluruskan ini", kata Vilsack.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda