Warga Tanaberu, Kabupaten Bulukumba, akan mencatat sejarah baru dalam pembuatan perahu Phinisi. Besok malam, pengrajin perahu Phinisi di daerah itu akan meluncurkan sebuah perahu phinisi dengan ukuran yang jauh lebih besar dari biasanya.
Kali ini, perahu yang akan diluncurkan berukuran panjang 50 meter dan lebar sembilan meter. Ini adalah perahu dengan ukuran terpanjang dan terlebar yang pernah dibuat oleh masyarakat Tanaberu, Buluumba, selama ini.
Kepala Dinas Pariwisata Bulukumba, Andi Nasaruddin Gau, mengatakan, perahu yang dibuat Muslim Baso ini, rencananya akan diekspor ke Polandia. Seorang pengusaha di negeri tersebut telah memesan perahu Phinisi dengan ukuran seperti itu.
Para pengrajin perahu Phinisi di Bulukumba telah beberapa kali memasarkan perahu phinisi ke luar negeri. Negara yang menjadi pasar mereka adalah Singapura, Papua Nugini, Polandia, Australia, Perancis, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya.
Nasaruddin menjelaskan, kendala utama yang dihadapi para pengrajin saat ini adalah masalah bahan baku pembuatan perahu. Bahan baku kayu selama ini didatangkan dari Kalimantan. Kebijakan pemerintah yang membatasi pengadaan kayu dari Kalimantan membuat banyak pengrajin perahu yang pindah ke Kalimantan, Papua, dan Kendari, Sulawesi Tenggara.
"Kalau mereka pindah, jelas yang dirugikan adalah Bulukumba sendiri karena kehilangan orang-orang potensial," kata Nasaruddin. Karena itu,Nasaruddin berharap Pemprov Sulsel turun tangan mencari solusi agar pengrajin Phinisi di Bulukumba tidak punah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda