Kondisi pelabuhan rakyat Cappa Ujung, Lontangnge, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, yang sempat menuai kejayaan di tahun 80-an, kini semakin lesu.
Dari puluhan kapal penumpang maupun pengangkut rempah-rempah dan bahan bangunan yang setiap bulannya bersandar, kini tersisa tiga hingga empat kapal saja per bulan.
"Sejak angkutan bahan bangunan seperti semen di alihkan ke Kabupaten Pangkep, pelayaran di pelabuhan rakyat Cappa Ujung nyaris sepi. Hanya berkisar tiga hingga empat kapal saja yang sandar untuk mengangkut barang ke luar Sulawesi setiap bulannya," kata Dewan Pimpinan Cabang Pelabuhan Rakyat (Pelra) Parepare Anda kepada Kompas.com, Rabu (27/7/2011).
Kapal-kapal yang bersandar di Pelra Cappa Ujung Parepare, rata-rata tujuan ke Berau, Kalimantan Timur, yang mengangkut beras, gula merah, telur dan bawang merah. Bahkan, jelang bulan puasa pun, Pelra Cappa Ujung Parepare tetap lesu dari permintaan barang dari pulau tujuan.
Bahkan siang ini, hanya terlihat satu kapal yang melakukan bongkar muat rempah-rempah. Anda berharap, ada kepedulian pemerintah Kota Parepare agar Pelra Cappa Ujung bisa tetap berjalan, mengingat pelabuhan yang berada di ujung Kota Parepare tersebut merupakan salah satu ikon Parepare.
Anda mengaku khawatir, nama Pelra Cappa Ujung Parepare tinggal sekadar nama saja. Hal itu bisa terjadi, jika kondisi tidak berubah, dan tidak ada upaya Pemerintah ikut memikirkan pengembangan pelabuhan tersebut. Semakin lesunya Pelra Cappa Ujung, praktis banyak mempengaruhi perekonomian masyarakat di sekitar.
"Imbasnya juga akan menambah penangguran, karena jumlah buruh yang bekerja di Pelra Cappa Ujung mencapai puluhan, kendati sebelumnya jumlah yang ada jauh lebih besar di banding sekarang ini," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda