Ada Sebuah Kebiasaan yang dipegang oleh masyarakat Bugis-Makassar (orang Sulawesi-Selatan) yang mungkin sudah menjadi adat kebiasaan para orang tua ketika melepas anaknya pergi merantau: (kayak saya donk hehehehehe)
dan orang tua saya pun mengatakan HAL ini kepada saya………
Beliau Berkata:
Nak kalo dikampungnya ko orang kamu HARUS JAGA 3 Hal: (wah dlm hati Ceramah lagi….)
1. Jaga Bicaramu
2. Jaga BUTO nu
3. Jaga Dirimu (sebenarnya ada BADIKnya bapak tapi jangan meko bawa ki yg ada mo kau pake)
Pokoknya Ini semua 3 UJUNG kau Harus Jaga Baik-baik…kalo tidak bisa-bisa hancur ko di tempatmu nanti
Dalam Hati saya berfikir “Baru kali ini BIG BOSS bicara PORNOGRAFI sama Saya…
Apakah itu???? yang ke 2. jaga BUTO nu yg artinya KEMALUAN/Alat kelamin mu.
Saya awalnya mengira ini hanya nasehat biasa ternyata setelah saya baca di sebuah Artikel ini merupakan FALSAFAH 3 Ujung (Tallu Cappa) Bugis-Makassar, Yaitu:
1. Ujung LIDAH (Cappa Lila)
2. Ujung Kemaluan (Cappa Buto)
3. Ujung Badik (Cappa Badi’)
Kedengarannya memang sangat FULGAR dan SADIS tapi bila diteliti. ini sangat bagus….
Dahulu orang BUGIS-MAKASSAR dalam menyelesaikan suatu perkara atau masalah menggunakan tiga HAL ini:
1. Ujung Lidah : kita dalam menyelesaikan Masalah Harus dengan jalan Diplomasi atau pembicaraan terlebih dahulu
2. Ujung Kemaluan : Bila cara 1 gagal maka bisa dilakukan dengan mengadakan perkawinan antara kedua pihak yang bertikai agar diharapkan dengan adanya perkawinan ini bisa menjalin kekerabatan yang lebih.
3. Ujung Badik : dan bila kedua cara di atas gagal maka cara terakhir adalah dengan peperangan untuk mempertahankan HARGA DIRI dan menunjukkan KEBERANIAN.
Dan bukan hanya dalam penyelesaian PERKARA atau masalah saja di butuhkan Falsafah ini, tapi dalam pembauran atau sosialisasi dengan masyarakat juga demikian…
1. Ujung lidah: yang bisa diartikan sebagai kecerdasan..cerdas disini bukan Cerdas karna mendapatkan gelar S.3….S.4…S.5… Tapi kecerdasan dalam segala HAL…membedakan baik-buruk
2. Ujung Kemaluan: yang bisa di artikan NEPOTISME (kyk KKN aja hahahahahaha) yah kalo bisa cari jodoh bangsawanlah, tapi jodoh sapa yang tau ya???? kt cm bisa usaha aja…..
3. Ujung Badik: Dalam pergaulan pasti ada yang namanya Cek-Cok permusuhan nah disini fungsi Ujung yang terakhir yaitu HARGA DIRI. Dalam adat Bugi-Makassar HARGA DIRI adalah HARGA MATI yang Harus dibayar meskipun dengan NYAWA…
peneliti La Galigo, Prof Dr Nurhayati juga berpendapat : Menurutnya, orang Bugis-Makassar di mana-mana lebih menonjolkan sisi keberanian yang membuatnya terkenal dan dapat diterima masyarakat setempat. Dikisahkan, tiga pangeran Kerajaan Gowa, Daeng Mangalle, Daeng Ruru dan Daeng Tulolo diutus Kerajaan Gowa belajar di Kerajaan Siam, Thailand.
Sayangnya, keberadaan mereka di Siam tidak tepat. Pasalnya, perang tengah berkecamuk antara tentara Prancis dengan prajurit Siam. Sejarah mencatat, salah satu pangeran, Daeng Mangalle ikut angkat senjata dalam perang itu.
Namun dalam perang ini, Daeng Mangalle gugur. Mengenai gugurnya Daeng Mangalle dan prajurit Bugis-Makassar, seorang pendeta Prancis membuat catatan yang menurutnya hampir-hampir tidak masuk di akal.
Pendeta itu menulis, seumur hidupnya, dia baru pertama kali menyaksikan keberanian manusia yang dikenal sebagai prajurit Bugis-Makassar. Saat itu, seorang prajurit Bugis-Makassar yang telah membunuh tujuh tentara Prancis, akhirnya berhasil dilumpuhkan dengan tembakan dan tikaman bayonet yang bertubi-tubi.
Dalam keadaan sekarat, seorang tentara Prancis menendang-nendang kepala prajurit itu. Tiba-tiba saja, menurut catatan pendeta itu, prajurit Bugis-Makassar ini bangkit lalu membunuh tentara yang menendang-nendang kepalanya itu, kemudian dia pun mengembuskan nafasnya yang terakhir.
Pendeta ini mengatakan, tak ada alasan lain yang membuat prajurit itu mendapatkan kembali kekuatannya, selain karena mempertahankan harga diri dan keberanian, kata Nurhayati.
Nasib yang lebih mujur dialami dua saudara Daeng Mangalle, yaitu Daeng Ruru dan Daeng Tulolo.
Mereka berhasil meloloskan diri dari perang dan menuju Kerajaan Prancis, pada masa kekuasaan Louis XIV dan Louis XV. Malah, keduanya mendapat kehormatan dari Raja Louis XIV sebagai anak angkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda