Rabu, 02 Maret 2011

Trenggale, Hantu Mobil dari Wasur Merauke

Dalam diskusi tentang film horor Indonesia di Blitz Megaplex Mall of Indonesia, Kelapa Gading, pertengahan Februari lalu, sebagai pembicara saya enyampaikan bahwa perkembangan film horor lokal nyaris tak beranjak dari tema favorit: demonic horror. Maka yang muncul di layar adalah sundel bolong, kuntilanak, pocong, dan jelangkung. Itu pun jenis demon yang lazim dalam kultur masyarakat Jawa.

Nyaris tak ada demon yang digambarkan dari kultur lain, Papua umpamanya, yang mengenal trenggale, sebutan untuk makhluk halus yang bisa melayang terbang, berbentuk mobil dengan lampu depan menyala, seperti pengakuan para petugas Taman Nasional Wasur, Merauke, yang kerap melihat demon ini. Sebab itu, munculnya film horor yang keluar dari "tradisi" demonic dan menatap jalur yang relatif "baru" bagi sineas Indonesia, seperti Slasher, menjadi fenomena yang patut diperhatikan. Misalnya melalui Macabre, film besutan sutradara Mo Brothers (Timo dan Kimo) yang akan beredar pada Mei 2009.

Slasher adalah sebutan untuk film horor dengan tokoh utama manusia (bukan setan dan keluarga besarnya), namun memiliki perangai psikopat yang hobi menyiksa, mencincang, dan menjagal korban secara terus-menerus, sampai akhirnya, di ujung film, biasanya sang pelaku, yang bukan pembunuh biasa itu, akan tertangkap.Sensasi Slasher adalah bagaimana sisi gelap manusia bisa ditampilkan dengan cara tak terduga, yang mampu membuat nyali penonton ciut.

Macabre adalah versi panjang dari film pendek Dara yang ditayangkan pada sebuah festival film di Tanah Air tahun lalu, namun tak diizinkan beredar oleh Lembaga Sensor Film (LSF). Dara berkisah tentang seorang perempuan cantik pengelola restoran yang hobi membantai teman kencannya, menyimpan mayat mereka di lemari es, dan menghidangkan cuilan daging korban dalam bentuk steak yang sangat dinikmati pengunjung. "Kalau film ini diloloskan, bagaimana dengan respons para pengelola restoran? Dan apakah kelakuan perempuan itu mencerminkan perempuan Indonesia?" ujar Ketua LSF Titie Said Sadikun kepada Koran Tempo (Tamu, 15 Mei 2008).

Maka dari itu, menarik untuk ditunggu apakah Macabre akan bernasib sama seperti Dara sehingga hanya teronggok di meja LSF atau bebas diputar untuk umum dan dan tawaran alternatif lain bagi penggemar film horor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tulis Komentar Anda