Langkah Facebook mengubah “Become a fans” menjadi “Like” pada fanspage sekitar tahun lalu tampak seperti suatu yang sederhana. Tidak disangka langkah sederhana itu telah menjadi cikal bakal meledaknya social commerce yang sudah mulai kita rasakan saat ini.
Sejak perubahan “Become a fans” menjadi “Like” saya sendiri merasakan jumlah “Like” pada halaman Facebook saya meningkat tajam. Dari hanya beberapa fanspage artis, kini tahu-tahu sudah membengkak menjadi 61 likes dengan mudahnya.
Saya pun memperhatikan halaman-halaman Facebook teman saya. Banyak juga yang memiliki likes lebih dari 50. Sebagian besar dari likes itu adalah brand produk atau jasa. Betapa mudahnya kita menyukai sesuatu. Sebaliknya, untuk menjadi fans dibutuhkan perasaan yang jauh lebih kuat. Hanya sedikit brand yang dapat menghasilkan perasaan begitu kuat pada penggunanya. Tidak demikian halnya bila hanya sekadar “Like.”
Perubahan ini dimanfaatkan dengan baik oleh para pemilik brand. Semakin banyak brand membuat fanspage di Facebook. Semakin banyak produk iklan Facebook yang menawarkan peningkatan jumlah “Like.” Semakin marak promosi brand di Facebook ini merupakan awal dari perkawinan social media dengan e-commerce.
Apalagi sejak Facebook meluncurkan fitur “Like” yang dapat dipasang pada situs-situs web, semakin kita dapat merasakan semakin nyatanya social commerce. Social commerce didefinisikan sebagai bagian dari electronic commerce (e-commerce) yang melibatkan penggunaan social media, media online yang mendukung interaksi sosial dan kontribusi user, dalam membantu proses pembelian barang/jasa secara online. (Wikipedia)
Sejak fitur “Like” pada website diluncurkan bulan April yang lalu, dengan segera button itu ada di mana-mana. Para pemilik brand menilai ini adalah salah satu cara cerdik untuk memanfaatkan 500 juta penduduk Facebook di seluruh dunia.
Financial Times mencatat saat ini sudah ada lebih dari 350.000 situs web yang memasang fitur itu. Tidak sedikit dari situs web itu yang melaporkan dampak yang signifikan, mulai dari peningkatan traffic hingga peningkatan sales.
IMDB, situs database perfilman, melaporkan traffic pengunjung dari Facebook berlipat ganda sejak memasang tombol “Like” di situsnya. Situs berita ABC melaporkan peningkatan statistik sebanyak 250 persen.
Beberapa brand menggunakan tombol “Like” tersebut untuk mengetahui produk mana yang lebih disukai pengunjung situs web. Lalu hal ini dapat dikaitkan dengan aktivitas promosi produk-produk tertentu berdasarkan pilihan pengunjung.
Akan semakin banyak ide dan strategi baru berkaitan dengan social commerce. Survey Altimeter Group baru-baru ini menemukan 86% respondennya sedang bersiap-siap meluncurkan strategi social commerce pada tahun 2011.
Bagaimana dengan Anda? Apakah kita akan melihat tahun 2011 menjadi tahun social commerce untuk Indonesia? Kita tunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda