Mulai tahun ini, siswa-siswi miskin Sekolah Menengah Umum (SMU) di Indonesia jangan khawatir lagi kalau sulit masuk ke universitas negeri.
Pasalnya, mulai 2011, pemerintah memprioritaskan sebanyak 20 persen siswa-siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi dapat duduk di universitas negeri.
"Sudah bukan zamannya lagi, anak-anak yang ekonominya kurang tidak bisa bersekolah di perguruan tinggi negeri mulai tahun ini. Inilah salah satu cara memutus mata rantai kemiskinan di negeri kita," tandas Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh, saat menjawab pertanyaan seorang siswa, dalam dalam silaturrahmi dengan para pelajar Sekolah Menengah Umum (SMU) se-Sumatera Selatan, Sabtu (22/1/2011) pagi.
Nuh kemudian memberi contoh, "Misalnya, kalau siswa yang mau masuk ke Universitas Swiwijaya sebanyak 4.000 orang, maka 20 persennya orang miskin adalah 1.000 siswa."
Menurut Nuh, saat ia meyakinkan para rektor universitas negeri agar 20 persen siswa miskin diprioritaskan dari total siswa yang masuk ke universitas negeri, memang sempat ada yang keberatan. Namun, ia kemudian memberikan argumentasi yang serius dan meyakinkan.
"Memang ada yang keberatan, kalau kita sendiri tidak pernah ada yang tidak miskin. Coba lihat dari guratan wajahnya, jabatan tangannya, pundaknya, kakinya, yang menunjukkan orang miskin. Jadi, Alhamdulilah, akhirnya bisa diyakinkan," demikian Nuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda