Tahun 2011 merupakan tahun yang cantik dalam sejarah dunia. Ini karena tahun ini merupakan tahun pertama dekade kedua dalam milenium ketiga menurut kalender Masehi.
Khusus di Indonesia, tahun ini bangasa kita akan tercatat dalam tonggak sejarak pemasaran. Lalu apa saja yang terjadi dan harus dilakukan pemasar di 2011 ini?
Berikut pemaparan Pakar Marketing Indonesia yang juga Founder&CEO MarkPlus Inc, Hermawan Kertajaya dalam Half Day Seminar Marketing in Indonesia yang digelar MarkPlus di Ballroom Hotel Horison Makassar, Kamis (27/1).
Di 2011 ini, saya melihat seperti jembatan. 2011 merupakan ujungnya dan di 2015 mendatang adalah ujung keluarnya. Dalam periode ini, kita punya waktu lima tahun untuk menyambut hadirnya ASEAN Economy Community. Di mana semuanya bebas masuk ke Indonesia, begitupula sebaliknya Indonesia bebas keluar.
Nah, pertanyaannya sekarang adalah, apakah perusahaan siap menyambut semua itu? Mau tidak mau memang kita dituntut agar bisa bersaing. Dalam kurun waktu tersebut, sudah saatnya buat perencanaan dan pembentukan karakter sedari sekarang. Kita memang memerlukan bagaimana ada survive, succesbility, dan sustainability.
Diibaratkan sebagai sirkuit Formula satu (F1) yang sudah ada di depan kita. Kalau kita tak menggantinya dengan mobil F1 otomatis kita akan ketinggalan. Sekali lagi, 2011 merupakan jembatan emas bagi Indonesia. Mengapa? Karena di tahun ini Indonesia memang lagi bagus-bagusnya. Apakah kita mau tetap dibelakang atau menyiapkan diri untuk F1 tersebut?
Dekade pertama, Amerika jeblok (hancur), sementara China begitu hebatnya. Tak bisa dipungkiri bahwa China merupakan negara yang paling ditakuti.
Begitu pula dengan Indonesia yang lagi naik daun diluar. Orang luar lebih menghormati orang Indonesia ketimbang orang di negaranya sendiri. Dilihat dari perekonomian, Indonesia stabil sejak 2004. Mudah-mudahan kita bisa seperti China.
Apa yang akan ditiru dari ekonomi China tentunya adalah kerja keras. Inilah rahasia China sehingga ekonominya bisa hebat.
Sebagai orang marketing, kita seharusnya perlu mengetahui siapa pesaing kita, apa yang terjadi dengan pesaing, serta tren apa saja saat ini. Jangan melihat masa lalu.
Pada waktu memasuki jembatan emas, ada tiga ciri-ciri yang harus kita perhatikan. Ini yang disebut dengan tren 3C, yakni semakin connected-nya masyarakat Indonesia karena dorongan teknologi, semakin credible-nya posisi Indonesia di dunia, serta semakin creative-nya pasar Indonesia.
Berbicara soal teknologi, jangan pakai lagi model marketing yang dulu yang menganggap bahwa konsumen tidak connect (terhubung satu sama lain).
Cara marketing kita sekarang beda karena konsumen sudah ter-connect. Sekitar 45 juta masyarakat sudah terhubung dengan internet. Ramalan saya, lima tahun lagi akan menjadi 100 juta pengguna.
Dengan adanya jaringan internet yang bisa dipakai melalui ponsel atau yang lebih canggih lagi smartphone, orang tak lagi sekadar chat, namun juga memanfaatkan media tersebut untuk berbisnis secara online.
Kemudian credible. Sudah tentu kita menghasilkn sesuatu yang "lebih" sehingga bisa diperhitungkan. Market Indonesiapun kreatif. Dari sepuluh tahun terakhir, pasar menengah mejadi kuat. Jika pasar menengahnya besar, maka akan menjadi kreatif.
Pergeseran pasar Indonesia menjadi semakin kreatif karena adanya dominasi pasar urban, middle class, serta youth-women-netizen.
Estimasi akhir 2010, sudah separuh penduduk Indonesia menghuni daerah urban. Dengan perpindahan menuju daerah perkotaan mempunyai banyak implikasi bagi psikografi dan perilaku konsumen. Pengeluaran konsumen yang cenderung meningkat karena biaya hidup dan pola konsumsi yang meningkat. Dengan demikian secara otomatis, gaya hidup-pun serba cepat.
Middle class atau kelas menengah didefinisikan sebagai orang yang sudah berada di atas garis kemiskinan, sehingga sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Smementara pergeseran pasar karena youth-women-netizen, ketiga sub culture ini sangat penting. Mengapa? Karena 40 persen orang muda (youth) lebih berani mencoba produk baru. Untuk segmen women, ditemukan bahwa 84 persen segmen ini di Indonesia yang memegang kontrol keuangan rumah tangga. Jadi peranan perempuan sangat menentukan.
Sementara netizen didefinisikan sebagai konsumen yang aktif di dunia maya, di mana 40 persen keberadaannya punya peranan sangat penting dalam dunia pemasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda