Kamis, 13 Januari 2011

Pemerintah Tak Terima Dituduh Berbohong

Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak terima dikatakan telah melakukan banyak kebohongan atas nama rakyat. Pemerintahan SBY meminta agar hal tersebut segera diluruskan. Pasalnya, hal itu menyangkut kredibilitas, kehormatan, dan integritas pemerintahan SBY, mulai dari Presiden hingga camat.

Pernyataan pemerintah telah melakukan banyak kebohongan ini disampaikan pemuka agama yang terdiri dari Syafii Maarif, Andreas A Yewangoe, Din Syamsuddin, Uskup D Situmorang, Biksu Pannyavaro, Salahuddin Wahid, I Nyoman Udayana Sangging, Franz Magnis Suseno, dan Romo Benny Susetyo.

Para pemuka agama ini mengatakan akan mengajak umat mereka untuk memerangi kebohongan yang dilakukan pemerintahan Presiden Yudhoyono.

Pernyataan ini, selain diberitakan, juga menjadi topik editorial di Media Indonesia edisi Rabu (12/1/2011) dengan judul "Kritik Tokoh Agama".

"Pemerintah tidak pernah berbohong," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto pada jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/1/2011).

Dalam jumpa pers itu, Djoko didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Hatta mengatakan, ketika pemerintah menyampaikan pernyataan, hal ini didasarkan pada data. Hatta mencontohkan, ketika dikatakan bahwa angka kemiskinan menurun, hal ini didukung oleh data dari Badan Pusat Statistik. Jika ada kelompok-kelompok yang memiliki data berbeda, Djoko mengatakan, hal tersebut sebaiknya disampaikan secara langsung.

"Kalaupun ada perbedaan pendapat, ruang untuk kita berdiskusi selalu diberikan. Jadi jangan menuduh seperti itu," kata Djoko.

Djoko membantah bahwa pernyataan keberatan ini ditujukan kepada pemuka agama. Djoko bersikeras hal ini ditujukan kepada editorial Media Indonesia.

"Saya sampaikan itu kepada media yang editorialnya mengatakan saat ini pemerintahan SBY bohong. Saya tidak mengutip yang mana-mana. Saudara jangan keliru. Awas kalau keliru," ketus Djoko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tulis Komentar Anda