Naturalisasi ternyata tidak hanya akan terjadi bagi pemain sepak bola keturunan Indonesia. Kemungkinan besar, para pemain muda Indonesia yang telah lama bermukim di Uruguay untuk mengikuti program timnas SAD (Sociedad Anonima Deportivo) menarik minat Uruguay untuk dinaturalisasi.
Manager SAD Indonesia Demis Djamaoeddin menyatakan, dirinya sudah mendapatkan kiriman surat elektronik dari pihak Asosiasi Sepakbola Uruguay (AUF). "Tetapi saya belum mengetahui nama pemain yang dilirik oleh Uruguay ini," kata Demis dalam konferensi pers di Kantor Sekretariat PSSI, Jakarta, Selasa (11/1).
Demis menyatakan, dalam surat ini hanya disebutkan ketertarikan Uruguay untuk menaturalisasi pemainnya, tanpa disebutkan jumlah dan siapa saja yang diminati. Oleh karena itu, Demis akan berupaya untuk memperjelas maksud Uruguay ini setelah tiba di sana.
Peluang bagi para pemain Indonesia yang telah lama masuk dalam program latihan SAD di Uruguay itu untuk menjadi warga negara memang cukup besar. "Jika ada seseorang yang bermukim di sana selama tiga tahun atau lebih, akan bisa menjadi warga negara," katanya.
Tim SAD Indonesia memulai program pelatihan di Uruguay sejak 2008. Minat Uruguay, negara asal Cristian Gonzales yang kini telah menjadi warga negara Indonesia, itu ditunjukkan dengan adanya dua pemain timnas SAD yaitu Syamsir Alam dan Mochammad Zainal Haq yang dipinjamkan klub CA Penarol yang bermarkas di sana.
Keduanya akan memulai pelatihan sekaligus tes penempatan pada Rabu (12/1). Menurut rencana, Demis bakal menemani pemain-pemain asuhannya berangkat ke Uruguay pada 23 Januari mendatang.
"Saya akan sekaligus mempertanyakan maksud dari e-mail itu," katanya. Demis akan membawa serta 40 pemain yang merupakan gabungan dari pemain yang lolos seleksi di sepanjang tiga bulan terakhir tahun 2010 lalu serta pemain yang sebelumnya telah lebih dulu berangkat.
Ada 21 pemain yang terseleksi dan akan diberangkatkan bersama 19 pemain lama. Demis menyatakan, sepanjang proses pelatihan di bawah asuhan pelatih Cesar Payovich itu, seleksi akan langsung dilakukan.
"Konsepnya open group, pada tahap pertama ada tujuh atlet dicoret, selanjutnya lima nama, dan dilanjutkan dengan lima nama lagi," kata Demis. Dia enggan merinci agenda pencoretan nama itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda