Serangan bom yang mengguncang Kairo, Mesir diduga terkait dengan kemarahan atas serangan militer Israel di Gaza. Serangan bom itu menewaskan satu orang dan melukai sekitar 20 orang lainnya, termasuk 17 remaja Prancis dan seorang warga Jerman.
"Sifat ledakan terlihat seperti perbuatan yang dilakukan pemuda, tidak berpengalaman dan amatir yang emosinya terbakar dengan event-event Gaza," kata Montasser el-Zayat, pengacara yang mewakili para ekstremis kepada saluran berita Al-Jazeera.
Serangan bom tersebut diyakini menargetkan warga dari negara-negara Barat. Pengeboman itu terjadi di pasar yang ramai di dekat masjid abad ke-12, Al-Hussein, yang merupakan daerah tujuan wisata di Kairo.
Seorang perempuan Prancis tewas dalam insiden pengeboman itu. Sedang korban luka-luka termasuk 3 warga Saudi, 13 warga Prancis, seorang warga Jerman dan 4 warga Mesir, termasuk seorang anak.
Kementerian Kesehatan Mesir menyatakan, korban-korban luka hanya mengalami luka-luka ringan. Sebagian besar korban tersebut akan dipulangkan dari rumah sakit pada Senin, 23 Februari ini. Demikian seperti dilansir harian Telegraph, Senin (23/2/2009).
Salah seorang pejabat agama terkemuka di Mesir, Sheik Al-Azhar Mohammed Sayyed Tantawi menyebut serangan bom yang terjadi Minggu, 22 Februari itu "pengecut dan binatang."
"Mereka yang melakukan tindakan kriminal ini adalah pengkhianat bagi agama dan negara mereka dan merusak imej Islam, yang menolak terorisme dan melarang pembunuhan warga sipil," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda