Kegiatan membangunkan warga dengan menggunakan musik secara berkelompok, atau populer sahur on the road yang diikuti ribuan massa disetiap sabtu malam selama ramadhan di Makassar, menelan Jiwa.
Suandi (24), mahasiswa universitas swasta di Makassar, meregang nyawa setelah ditikam di Jl Urip Sumoharjo, Minggu (5/9), dini hari. Selain Suandi, adik kandung korban yang bernama Arfandi (21) juga masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Akademis setelah mengalami pendarahan hebat. Ia ditikam sebanyak tiga kali, di antaranya pada bagian dada, perut, dan lengan. Perisriwa terjadi saat itu korban yang juga warga Kompleks Puri Mutiara, Jl Monginsidi Baru, Kecamatan Makassar, sedang mengikuti kegiatan tersebut bersama adiknya dan sejumlah rekannya.
Saat melintas di Jl Urip Sumiharjo, tepatnya di depan lembaga kursus mengumudi Aliah, tiba - tiba kelompok tersebut dilempari dengan batu oleh sekelompok pemuda di wilayah tersebut. Lalu terjadi keributan dan adu mulut antara peserta sahur on the road dengan sejumlah pemuda yang nongkrong di tempat tersebut. Menurut sejumlah saksi, Arfandi mendatangi gerombolan pemuda tersebut. Katanya dia bermaksud dan meminta agar gerombolan itu tidak melempar lagi, jelas Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Makassar, AKP Saiful, saat ditemui di ruang kerjanya, Minggu kemarin.
Namun pemuda-pemuda yang ditegur tersebut malah marah. Arfandi dianiaya. Ia ditikam dibagian perut sebelah kanan. Arfandi yang bersimbuh darah kemudian tersungkur.
Sejumlah rekan Arfandi, termasuk kakak kandungnya, Suandi, kemudian datang memberikan pertolongan. Beberapa rekannya melarikan Arfandi ke RS Akademis.
Sementara Suandi menetap dan berusaha mencari siapa yang menikam adiknya. Naasnya Suandi kemudian mengalami hal yang sama. Ia ditikam sebanyak tiga kali. Suandi akhirnya mengembuskan nafas terakhir saat dilarikan ke rumah sakit.
"Kami sudah mengamankan enam pemuda. Mereka adalah warga Karuwisi. Salah satu diantaranya bernama Abd Rahman sudah mengakui perbuatannya," jelas Saiful
Masih menurut Saiful, untuk sementara ini pihaknya masih melakukan pengembangan untuk mencari sejumlah pelaku lainnya.
Kapolres Datangi TKP
Beberapa saat setelah aparat kepolisian berhasil mengamankan sejumlah pemudam tiba-tiba beredar kabar jika Polsek Makassar akan diserbu oleh sejumlah rekan dan sahabat korban. Akibatnya sejumlah perwira kepolisian seperti Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Fajaruddin, dan Kapolrestabes, Kombes Polisi Muhammad Nur Samsul, segera mendatangi Polsek Makassar.
Seminggu sebelumnya, Kepala Kepolisian Sektor Panakkukang AKP Wahyu Bram, dianiaya oleh sejumlah pemuda dari organisasi Laskar Merah Putih. Wahyu dipukul hingga berkali kali dibagian kepalanya saat berusaha menertibkan gelombang massa yang mengikuti kegiatan sahur on the road. Pasalnya saat itu aksi peserta sahur ini membuat sejumlah ruas jalan di Makassar mengalami kemacetan.
Sirait, salah seorang warga Kota Makassar, meminta tahun depan agar kegiatan serupa yang tidak memiliki tujuan tersebut dibubarkan. Seharusnya pemerintah Kota Makassar dan pihak kepolisian agar tidak lagi mengeluarkan izin untuk kegiatan seperti ini. Ini lebih banyak mudarat-nya dibanding manfaatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda