Iklan satu putaran yang digerakkan oleh tim sukses capres Susilo Bambang Yudhoyono dianggap telah membangunkan ‘macan tidur’ karena mendorong rekonsolidasi kekuatan lawan-lawan SBY.
Salah satu faktor penyebabnya adalah gencarnya publikasi iklan pilpres satu putaran yang dilakukan oleh Denny JA. Demikian ujar peneliti LSI Burhanuddin Muhtadi di Jakarta.
"Iklan satu putaran yang digerakkan Denny JA telah membangunkan macan tidur karena mendorong rekonsolidasi kekuatan lawan-lawan SBY. Buktinya tren elektabiltas SBY malah turun pasca Denny dan kawan-kawannya mengampanyekan gerakan satu putaran itu," katanya.
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia menunjukkan elektabilitas SBY mengalami penurunan. Iklan itu terlanjur dipersepsikan milik SBY, meski capres incumbent itu membantah.
Dari data survei LSI terakhir menunjukkan, dalam tempo 20 hari, SBY-Boediono mengalami penurunan sebesar 3%, dari 7o% ke 67%. Mega-Prabowo cenderung stagnan dikisaran 16%, sedangkan JK naik dari 7% menjadi 9%.
Burhan mengatakan, selain karena iklan satu putaran, blunder politik tim kampanye SBY-Boediono yang dikendalikan oleh Mallarangeng bersaudara juga akan berpotensi besar kembali menurunkan elektabilitas SBY. Sebab, migrasi pemilih rasional SBY ke JK karena adanya konsolidasi pendukung primordial JK di Sulsel.
"Sentimen-sentimen Mallarangeng potensial membuat terjadinya konsolidasi kekuatan JK yang berbasis kesukuan. Blunder yang dilakukan Mallarangeng soal orang Bugis mempunyai peluang menurunkan elektabilitas SBY. Itu membuat citra SBY sedikit tercoreng terutama di konteks Sulawesi Selatan," ungkapnya.
Senada, analis politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) juga menilai blunder politik Mallarangeng bersaudara, akan sangat berpengaruh terhadap jumlah pendukung SBY nantinya.
“Sentimen SARA berpotensial membuat terjadinya konsolidasi kekuatan tim Jusuf Kalla. Pendukung SBY kemungkinan juga beralih ke kebu JK, dan bisa saja suara JK melampaui SBY,”ujar Warjio mengingatkan kepada Waspada Online, siang ini.
Ini harus menjadi catatan untuk tim SBY, agar tidak terlalu mengeluarkan kontroversi yang tidak perlu menjelang 8 Juli ini. “Lebih baik bermain aman dari pada memancing blunder," pungkasnya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda