Dengue merupakan virus yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Gejala yang ditimbulkannya pun bertahap. Mulai dari demam tinggi, pusing yang teramat parah, sampai bercak-bercak merah pada kulit. Kabar sedihnya, lebih dari 100 juta orang di dunia terjangkiti oleh virus ini setiap tahunnya.
Menurut Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Dir P2B2), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, negara kita menyandang predikat sebagai yang terttinggi untuk kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada tahun 2010 lalu, terdeteksi sebanyak 150.000 kasus dan 1.317 orang meninggal akibat terjangkiti virus Dengue ini.
Untuk mencegahnya, memang belum ada vaksin atau obat-obatan khusus untuk DBD. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memfokuskan teknik pencegahan agar tidak terinfeksi oleh penyakit ini. Setidaknya masyarakat diberikan jalan untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang DBD dari berbagai sumber dan institusi.
Peduli dengan masalah DBD, raksasa mesin pencari google pun memperkenalkan inovasi teranyarnya, Google Dengue Trends. Melalui media ini, masyarakat Indonesia dapat online kapan saja dan melacak aktivitas DBD terbaru di Indonesia.
Sama halnya seperti Google Flu Trends, Google Dengue Trends ini menggunakan metodologi gabungan data pencarian Google untuk memperkirakan aktivitas flu di seluruh dunia. Pencarian topik-topik terkait DBD dengan jumlah orang yang benar-benar memiliki gejala DBD kemudian dihitung menggunakan estimasi DBD resmi.
Saat ini, Google Dengue Trends sudah diluncurkan dalam 38 bahasa dan 5 negara, yaitu Bolivia, Brazil, India, Singapura, dan Indonesia. Untuk mencicipinya, pengguna dapat langsung mengakses situs www.google.org/denguetrends/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda