Pakar Psikologi Politik dari Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk mengutarakan, kesalahan besar dilakukan Partai Demokrat (PD) dengan menduga-duga pengirim SMS hoax yang ditujukan kepada sejumlah elit PD.
Seharusnya PD tidak melakukan intervensi terhadap masalah ini karena sudah ditangani pihak kepolisian. Sudah sepantasnya, kader PD diam dan tidak malah menuding balik partai politik lain.
"Kalau itu nggak jelas asal usulnya serahkan saja domainnya ke polisi. Jadi jangan saling menuding balik. Meskipun reaksi kader PD ini dimulai dari ungkapan Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono," tegas dia, di Jakarta, Kamis, (2/6/2011),
Saat ini PD melakukan tudingan kepada ‘Mister A’ sebagai orang dari parpol lain yang melakukan fitnah. Wakil Sekretaris Jenderal IV DPP PD Ramadhan Pohan sebelumnya menyatakan penyebar SMS fitnah ini adalah seorang politisi yang disebutnya "Mister A". Informasi ini diperoleh SBY dari jaringan intelijen yang memberikan laporan resmi.
Hamdi menyebutkan, counter yang dilakukan PD melalui Ketua Dewan Pembina PD tidak memiliki makna. Seharusnya SBY sebagai Presiden juga tidak usah sibuk berspekulasi dengan memberikan dugaan-dugaan.
Apalagi, ungkapan tersebut disampaikan Presiden SBY melalui mimbar negara. Hal ini, kata dia, tidak sepatutnya dilakukan. Karena mimbar negara adalah alat untuk menyampaikan sesuatu yang penting bagi hajat hidup orang banyak.
"Biarkan digital forensik Polri bekerja. Kalau Pak SBY mau berbicara di mimbar negara lebih baik membicarakan hal-hal penting seperti misalnya perampokan kapal di Somalia, kenaikkan harga beras, krisis pangan, dan sebagainya. Kalau memang yang diserang pribadinya, ini wilayah hukum penyelidikan dan yang memberikan keterangan cukup Juru Bicara," tandasnya.
Hamdi mengemukakan, saat ini yang terjadi adalah hal-hal menyangkut urusan publik lambat ditanggapi, namun urusan pribadi malah diperpanjang. Seharusnya dibalik polanya jika citra Presiden di mata publik ingin segera diperbaiki.
Ini dilakukan dengan memperkecil mimbar negara dijadikan alat untuk menyelesaikan masalah pribadi, sebaliknya hal ini digunakan menanggapi problematika negara. "Hal ini juga akan berdampak pada partai politik pengusung presiden dalam hal ini PD. Presiden juga kan Ketua Dewan Pembina PD," pungkasnya.
Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti menilai, pernyataan Wakil Sekjen Partai Demokrat yang menyebutkan ada aktor berinisial Mr A dibelakang kelompok yang hendak menghancurkan Partai Demokrat tidak elegan. Menurutnya, jika tanpa dirinci siapa yang dimaksud sebagai Mr A tersebut, pernyataan Ramadhan sama saja dengan rumor-rumor tentang Demokrat yang santer berkembang akhir-akhir ini.
"Artinya, situasi ini membuat rumor dibalas dengan rumor, isu dibalas isu, dan fitnah dibalas dengan fitnah. Sewajibnya Partai Demokrat secara aktif mempraktekan himbauan Presiden yg sangat menyesalkan munculnya rumor atau fitnah dalam politik Indonesia. Jangan sampai pidato presiden justru mentah karena ulah orang-orang dalam Partai Demokrat sendiri," ujar Ray kepada Kompas.com, Rabu (1/6/2011).
Ray menambahkan, karena semua proses penyelidikan terhadap isu-isu tersebut sedang
berlangsung, sebaiknya pengurus Partai Demokrat dapat menahan diri dari berbagai pernyataan-pernyataan juga yang bersifat rumor. Jika para kader Partai Demokrat telah mengetahui dalang dibalik isu-isu yang berkembang saat ini, lanjutnya, seharusnya Demokrat dapat melaporkannya kepada penegak hukum.
"Lebih dari itu ungkapan-ungkapan yang menyebut bahwa si A atau mungkin si B yang jadi dalang sangat tidak bertanggungjawab. Sebab hanya proses penyidikan oleh aparatlah yang dapat memastikan apakah seseorang melakukan kejahatan atau tidak," jelasnya.
Selain itu, lanjut Ray, penyebutan inisial Mr A juga dapat berdampak teror bagi politisi lain yang kebetulan mempunyai nama dengan awalan A. "Oleh karena itu, daripada menjadi rumor lanjutan, sebaiknya Partai Demokrat melaporkan yang bersangkutan atau jika tidak menempuh jalan ini lebih baik diam. Mulailah imbauan berpolitik santun itu dari dalam Demokrat sendiri," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyebutkan ada seseorang berinisial Mr A yang ingin menghancurkan partainya. Dia mengatakan, Mr A adalah politikus lama, tetapi merupakan orang baru dalam isu-isu politik belakangan ini. Akan tetapi, Ramadhan tidak menjelaskan secara rinci indikasi-indikasi lebih lanjut mengenai serangan Mr A tersebut ke partainya.
"Kami menyesalkan, Partai Demokrat tidak pernah menzolimi partai lain. Kami enggak pernah mengintervensi partai lain. Tapi, kebalikannya, sekarang kami diobok-obok walaupun gagal," kata Ramadhan, di Gedung DPR, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda