Jumat, 04 Maret 2011

Teknologi Kotak Hitam (Black Box) Pada Pesawat Terbang

Saat terjadi kecelakaan pesawat terbang, selain sibuk mencari lokasi jatuhnya pesawat, menyelamatkan dan mengevakuasi korban, juga ada sesuatu lain selalu dicari-cari, apakah itu? Yah itulah “black box” atau kotak hitam. Apakah fungsi kotak hitam itu? mengapa benda itu termasuk yang amat dicari saat tejadi kecelakaan pesawat terbang?

Ide dasar dari pembuatan kotak hitam adalah bahwa perlu adanya informasi yang menjelaskan segala kegiatan yang terjadi selama pesawat sedang terbang. Informasi ini digunakan untuk mengetahui apa penyebab sebuah pesawat mengalami kecelakaan misalnya.

DH106_Comet_1 Awalnya alat pencatat kegiatan pesawat diciptakan oleh pencipta pesawat terbang yaitu oleh Wright Bersaudara pada tahun 1900-an, berupa alat pencaat putaran baling-baling. Selanjutnya 50 tahun kemudian barulah diciptakan kotak hitam pertama oleh Dr David Warren, Australia. Warren menggagas alat ini saat sebelumnya terjadi kecelakaan pesawat jet pertama De Havilland Comet DH-106, yang sama sekali tidak diketahui penyebabnya.

Dalam perkembangannya, black box ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu FDR (Flight Data Recorder– perekam data penerbangan) dan CVR (cockpit Voice Recorder– perekam suara di kokpit). masing-maasing dapat merekam hingga 700 parameter penerbangan seperti waktu terbang, tekanan udara, ketinggian, kecepatan angin, keseimbangan horizontal, arah kompas, dan sebagainya. Juga dapat merekam hingga 25 jam pembicaraan terakhir pilot.

Alat ini disimpan di bagian ekor pesawat, tempat yang diduga paling “aman” jika pesawat mengalami kecelakaan. Dan alat ini “dibungkus” dalam sebiah kotak yang disebut CSMU (Crash-survivable memory unit), yang berlapis-lapis masing-masin aluminium tipis, silika, dan baja tahan karat atau juga titanium, yang amat kuat dan tahan terhadap berbagai kondisi ektrim.

Seperti tahan terhadap suhu 1.100 derajat celcius selama 1 jam, bertahan dalam air laut selama 30 hari, tahan terhadap bahan kimia, dan juga benturan yang kuat hingga 3.400 G (manusia akan pingsan jika mengalami tekanan 5 G selama lima detik, ingin tau tentang gaya G, baca artikel “Gaya-G yang membahayakan?”)

Kotak hitam juga dilengkapi dengan ULB (Underwater Locator beacon), yang akan mengeluarkan “sinyal” suara ultrasonik setelah terjadi “kecelakaan” selama 30 hari (dengan harapan akan lebih mudah diketahui posisi jatuhnya pesawat)
Tentu kamu akan bertanya, jika FDR dan CVR akan “aman” berada di dalam kotak hitam tadi, lalu mengapa pesawat terbang tidak dibuat dari bahan yang sama, sehingga bisa melindungi penumpangnya? well, tentu saja pesawat akan lebih kuat tetapi sekaligus berat dan tidak bisa terbang dong ya??

Saat kecelakaan terjadi dan kotak hitam ditemukan, maka kotak itu segera di kirim ke organisasi yang netral (bukan bagian dari perusahaan pesawat yang terkena musibah) dan dilakukan “pembacaan” dan analisa. Pembacaan dan analisa yang mendalam membutuhkan waktu berminggu-minggu, bahkan lebih lama lagi. Untuk membaca tidak memerlukan waktu lama, tinggal menghubungkan unit kotak hitam tadi ke alat pembaca. Namun yang lama adalah analisa nya, karena membutuhkan berbagai pendapat ahli mulai dari ahli penerbangan, mesin, dan juga ahli kesehatan dan kejiwaan sang pilot.

Oh, ya kotak hitam ini sebenarnya tidak berwarna hitam lho, namun berwarna oranye. barangkali karena ditemukan “hangus” dan menjadi hitam, maka dikenal dengan nama kotak hitam atau black box.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tulis Komentar Anda