Dialektika persaingan antara Microsoft, Apple, dan Linux (yang didukung banyak perusahaan, salah satunya Google) seperti roman yang tanpa ujung. Perkembangan sistem operasi notebook, desktop dan server 20 tahun terakhir, otomatis didominasi oleh ketiga nama tersebut.
Fokus tulisan ini hanya pada sistem operasi notebook, desktop dan server dan bukan pada Gadget atau tablet. Jadi pembahasan mengenai iOS, Android, Windows phone, symbian, dan blackberry os tidak akan dibahas secara khusus, dan dibahas sehubungan dengan desktop semata.
Microsoft: Masih Merupakan ‘Kekaisaran IT’ yang sangat Kuat
Ada perkembangan yang sangat menarik di negeri Jerman. Kementerian Dalam Negeri Jerman akhirnya memutuskan menggunakan Microsoft Windows XP Kembali.
Alasan yang dikemukakan kemenlu Jerman secara resmi adalah, karena adanya 'kritik dari user', dan masalah 'interoperabilitas' yang tak dapat dipecahkan.
Parlemen Jerman (Bundestag) sudah mempertanyakan, kenapa hal ini terjadi. Sebab di institusi pemerintahan yang lain, sudah bermigrasi ke linux/open source. Hal ini membuktikan bahwa lobi Microsoft masih sangatlah kuat, dan tidak dapat diremehkan.
Tidak hanya pada pemerintahan. Di Korporasi, Dominasi Microsoft sudah ‘mendarah-daging’. Contoh, mereka memiliki aplikasi bisnis Dynamic AX, yang diakuisisi dari sebuah perusahaan Denmark, dan juga Microsoft Exchange.
Microsoft Office masih dianggap sebagai aplikasi Office standar perkantoran, dan Microsoft hanya menyediakan versi MacOSX, selain versi Windows. Hal ini menyebabkan pemakai Microsoft Office hanya bisa menggunakan dua sistem operasi itu, dan tentunya Microsoft lebih menekankan, supaya user menggunakan versi Windows.
Secara mengejutkan, pers mengumumkan terjadinya aliansi antara Microsoft-Nokia. Dengan digunakannya Windows phone 7 pada handset Nokia, maka penetrasi OS Windows di desktop secara umum akan tetap kuat.
Sinkronisasi data dari handset Windows phone 7 Nokia tentu akan diarahkan untuk menggunakan OS Windows. Ini merupakan tawaran menarik bagi korporasi, yang memang menggunakan desktop berbasis Windows. Sinkronisasi data akan semakin mudah, karena di atas kertas sistem operasi desktop dan gadgetnya berasal dari vendor yang sama.
Windows 7 sendiri bukanlah sistem operasi yang buruk. Microsoft sudah banyak belajar dari kekurangan-kekurangan mereka sewaktu mengembangkan Windows Vista, dan hasilnya Windows 7 adalah produk yang lebih handal dan baik. Sekarang, Microsoft sedang mempersiapkan Windows 8, yang juga akan dioptimasi untuk tablet PC.
Di pasar server, Windows server pun masih mendominasi, dengan menguasai 70 persen lebih pasar, walaupun khusus untuk web server, linux yang dominan. Tetap bagaimanapun, Produk Microsoft masih memiliki 'tempat' di korporasi.
Hanya Windows server saja yang dapat menjalankan Microsoft Exchange Server, aplikasi produk kolaboratif yang dikembangkan oleh Microsoft. Fitur-fitur utama Exchange terdiri terdiri dari surat elektronik, kalender, kontak dan tugas, dukungan untuk akses mobile dan berbasis web untuk informasi, dan dukungan untuk penyimpanan data. Semua fitur yang ditawarkan Exchange tersebut sudah menjadi standar di korporasi.
Rasanya, masih terlalu dini untuk berpendapat, bahwa pengaruh Microsoft sudah berkurang di industri IT. Di segmen tertentu, mereka tetap dominan.
Mereka akan tetap di sana sampai tahun-tahun mendatang. Segmen Korporasi bagaimanapun masih akan dikuasai oleh mereka. Walaupun Bill Gates sudah tidak berada di manajerial, Microsoft tetap adalah ‘Gulliver’ IT.
Apple: Gabungkan Inovasi iOS dengan MacOSX
Apple pun mulai mengambil langkah strategis, untuk memperkuat market retailnya. Akhirnya, Apple memilih mundur dari bisnis server high-end, sehubungan dengan 'gempuran' Microsoft dan Linux/Open Source di lini korporasi. Xserve product line, yang merupakan server high-end dihentikan.
Jika konsumen Apple ingin beli produk server, mereka masih sediakan Macmini server dan Macpro server, yang didesain untuk server low-end dan mid-range. Apple akan lebih memfokuskan diri dengan konsumen retail, seperti terlihat pada suksesnya Apple Store.
Penulis sempat mengunjungi Apple Store yang berada di Frankfurt am Main, Jerman. Gedungnya sangat modern dan stylish. Di sana terlihat sekali, bahwa konsumen yang mendatangi tempat itu bukanlah dalam konteks kerja kantoran atau korporasi. Namun sebagian besar lebih untuk 'fun' atau bersenang senang melepas lelah.
Banyak juga muda-mudi yang datang, baik sekedar untuk memainkan iPad dan komputer mac, atau untuk bertransaksi. Seperti layaknya Apple Store lain, suasana tempat tersebut sangat 'homey', dan membuat setiap pelanggannya untuk 'susah meninggalkan tempat'.
Seingat saya, ada Apple Store Frankfurt terdiri atas dua lantai. Lantai pertama, tempat Apple mendisplay komputer mac dan gadget-gadgetnya (iPad/iPod). Lalu lantai kedua tempat customer service, peripherals, software, dan aksesoris.
Posisi Apple store yang terletak di Große Bockenheimer Straße 30 ini memang sangat strategis. Ramai, namun tidak terlalu ramai, dan setelah keluar dari toko kita bisa ngaso di tempat duduk dan di bawah pohon.
Memang, Apple memiliki kriteria sangat khusus untuk memilih tempat sebagai store retail dia, dan salah satu kriterianya, tempat itu harus strategis.
Di poin ini saya sangat sepakat, bahwa Apple adalah vendor IT yang paling sukses dalam bisnis retail. Belum ada vendor IT lain yang bisa menciptakan sesuatu sesukses Apple store. Jika ada pun, hanya Apple yang mampu memberikan sentuhan seni dan design pada store miliknya.
Banyak pengamat yang berpikir, bahwa dengan inovasi Apple yang luar biasa di sektor gadget, maka desktopnya akan ditinggalkan. Ternyata tidak demikian. Apple justru berencana membawa inovasi-inovasinya di sektor gadget pada sistem operasi desktop.
Jadilah mereka berencana merilis veris berikutnya dari MacOSX, yang diberi nama 'Lion'. Intinya, 'Lion' adalah Gabungan antara iOS dan MacOSX.
Di sistem operasi baru ini Mac Apps store akan dimasukkan, walaupun sudah dibundel pada update MacOSX 10.6.6 yang terbaru. User interface 'Lion' akan diarahkan supaya semudah menggunakan gadget iPad. Konfigurasi sistem akan dipermudah, dan akhirnya iChat akan disertakan dukungan Yahoo Messenger.
Satu hal yang akan mempermudah setting server 'low to midrange', sistem operasi server sudah build in di 'lion', tanpa perlu beli sistem operasi terpisah. Dan fitur-fitur lain akan diketahui pas launching.
Macbook Air baru adalah sebuah notebook dengan dimensi hampir menyerupai iPad. Memiliki berat dan volume yang hampir sama, namun dengan fungsionalitas sama persis dengan notebook biasa.
Ini sebenarnya sebuah tawaran menarik bagi para komuter atau SOHO, sebab di Macbook Air tetap bisa menggunakan Microsoft Office, jika ingin sinkronisasi data dengan desktop Windows.
Di sisi lain kesuksesan Iphone/pad/pod mendorong popularitas desktop/notebook macintosh juga. Sebab popularitas mereka menjadikan Apple juga populer di kalangan korporasi, yang mulai banyak menggunakan gadget Apple.
Steve Jobs adalah pengagum design Jerman yang perfeksionis. Dia Pengagum design produk Mercedez-Benz dan Braun. Oleh karena itu, berpikir bahwa Jobs 'teledor' dan tidak memikirkan mengenai suksesi adalah sangat berlebihan.
Pendapat yang mengkhawatirkan kesehatan Jobs adalah juga sangatlah berlebihan, sebab Jobs dipastikan sudah ada rencana suksesi di kepalanya.
Selama ini, Jobs sudah berusaha keras untuk mempromosikan anggota direksi Apple lain, seperti Tim Cook, Phill Schiller, dan Jonathan Ive. Setiap event konferensi, sudah tidak pernah didominasi Jobs, namun diisi bergantian dengan anggota direksi yang lain.
Itu bukan sekedar sandiwara, karena Jobs ingin menunjukkan, bahwa kepemimpinan di Apple bersifat kolektif dan bukan ‘one man show’. Walt Disney, Sony, IBM, Nokia, dan banyak korporasi lain, walaupun sudah ditinggal oleh foundernya, tetap berjalan normal dan tetap mengeruk profit selama puluhan bahkan ratusan tahun setelah suksesi pertama.
Apple sekarang sama sekali tidak bisa disamakan dengan Apple antara tahun 1985-1997, sewaktu Jobs absen. Sebab, sudah ada banyak sekali perubahan yang terjadi di Apple, terutama terkait kultur korporasi, yang menyebabkan Apple lebih mampu beradaptasi terhadap tantangan ke depan.
Saya percaya, Jobs dan timnya sudah banyak belajar dari kesalahan Apple di era 85-97, lebih baik daripada kita-kita yang pengamat dari luar. Apple adalah ‘Leonardo Da Vinci’ dunia IT, yang berhasil realisasikan design nya.
Linux: Open Source, Para Ilmuwan, dan Google sang ‘juru selamat’
Search Engine Google disokong sepenuhnya oleh linux, seperti yang pernah dilaporkan oleh detikinet. Google juga sudah menyerahkan puluhan juta baris kode pada komunitas open source, seperti dibahas di detikinet.
Open Source menjanjikan kontinuitas pengembangan software ‘vendor independent’. Pengembangan Software hanya dibatasi oleh kreativitas developer.
Linux adalah platform standar untuk riset komputasi, baik komputasi murni, fisika, kimia, biologi/bioinformatika, matematika, atau lainnya. Platform Unix-like yang scientific, namun cost-friendly, itulah yang menyebabkan linux disukai oleh ilmuwan/akademisi di Universitas.
Pada umumnya, publikasi ilmiah serius dalam bidang komputasi ‘hard core’ adalah penelitian yang berjalan pada platform linux. Contohnya pada bioinformatika, chemoinformatics, dan komputasi fisika, penggunaan Linux adalah standar di bidang studi tersebut.
Linux memungkinkan pengolahan data genome/proteome dalam jumlah besar, di sistem cluster, dengan price/performance ratio yang paling baik. Bisa lakukan riset, tanpa harus tergantung pengembangan software dari vendor. Independensi ini sangat penting, agar riset bisa berjalan secara kontinu.
Larry Page dan Sergey Brin, founder Google, adalah Mahasiswa PhD Computer Science Stanford yang sedang On-leave, Eric Schmidt, CEO Google (yang akan diganti oleh Larry Page) adalah Profesor IT di Stanford. Mereka adalah Linux User sejak awal-awal kuliah (Schmidt mungkin sudah dari awal familiar dengan Unix).
Hal ini membuktikan, bahwa memang Linux sudah sangat familiar dengan dunia akademis dari sejak awal. Jauh sebelum Google menjadi perusahaan besar, Brin dan Page sudah mempublikasi penelitian mereka mengenai search engine pada publikasi ilmiah yang peer-reviewed. Mereka, para computer scientist di Stanford, adalah para Linux 'die harder'.
Untuk membuktikan komitmen kami pada platform Linux dan Open source, tulisan ini sengaja kami tulis pada pengolah kata Open Office Writer 3.2, yang dirunning pada OS Fedora Linux 13, disinkronisasikan dengan Google docs. Mendukung Linux dan Open Source memang harus dibuktikan dalam tindakan, dan ini bisa dimulai dengan hal-hal kecil.
Google sendiri sudah mempersiapkan Chrome OS, yang sekarang masih berada di versi beta. Namun, rilisnya ternyata ditunda sampai pertengahan tahun 2011 ini, seperti yang diberitakan oleh detikinet.
Chrome OS adalah sistem operasi berbasis Web, yang tetap menggunakan kernel monolithic Linux. Chrome OS dikembangkan dari proyek open source 'Chromium OS'.
Berbeda dengan MacOSX dan Windows 7, Chrome OS adalah sistem operasi yang berjalan secara penuh pada lingkungan 'cloud', alias membutuhkan koneksi internet untuk pengoperasiannya.
Sampai sekarang, Google masih melakukan pengujian terhadap Chrome OS, dengan membagikan prototip notebook cr-48 kepada beta tester di Amerika Serikat. Diharapkan, sewaktu 'launching' pada pertengahan tahun ini, Chrome OS akan langsung mendapatkan dukungan dari vendor hardware terkemuka, seperti Acer, Intel, Dell, Lenovo, Toshiba, dan lainnya.
Saya percaya, bahwa membaiknya infrastruktur internet di tanah air, akan sangat mendukung bagi kemunculan Chrome OS, yang sepenuhnya 'cloud based OS'. Chrome OS akan menjadikan Linux sebagai sistem operasi yang lebih mainstream, tanpa membawa brand linux itu sendiri.
Ini memang salah satu strategi branding dari Google, yaitu 'seakan' memisahkan Linux dari Chrome OS, supaya end user tertarik. Diharapkan, strategi branding Google ini akan sukses dalam melepaskan 'stigma' linux sebagai platform para 'kutu buku', dan menjadikannya langsung bersaing di pasar consumer retail, dan berhadapan langsung dengan Apple.
Google bisa disebut sebagai 'juru selamat' bagi Linux.
Menurut situs top500, lebih dari 90 persen komputer super di dunia ini menggunakan sistem operasi Linux. Berarti, di bidang 'hard core computing', memang Linux masih mendominasi.
Hal ini diramalkan tidak akan berubah banyak pada 2011, sehingga Linux tetap akan menjadi 'kaisar' bagi OS komputer super. User installed based linux yang tidak sebesar Windows dan MacOSX bukan berarti pengaruhnya tidak sebesar mereka.
Search Engine Google, Internet Server, portal scientific, disokong oleh Linux semua. Dalam kasus ini, kuantitas sama sekali tidak mencerminkan bagaimana kualitas dan pengaruh linux sesungguhnya di dunia IT.
Linux itu seperti ‘Pasukan Komando’, yang jumlahnya terbatas, namun memiliki peran sangat kunci dalam menyelesaikan suatu ‘misi’. Nah, salah satu 'misi khusus' tersebut adalah menjadi backbone bagi dunia riset dan akademis di Universitas.
Sukar membayangkan suatu riset IT yang bisa berjalan tanpa Linux sama sekali. Dunia Akademis memerlukan sistem operasi yang menyediakan price-performace ratio terbaik, dan Open Source. Itu semua bisa diberikan oleh Linux.
Masa Depan Windows, Mac, dan Linux
Dialektika ketiga ‘kerajaan’ tersebut akan selalu menghasilkan teknologi-teknologi baru, karena persaingan yang keras akan memaksa mereka semakin kompetitif. Baik Microsoft, Apple, dan Google akan tetap mendominasi OS Desktop dunia IT sepanjang tahun ini, dan bahkan mungkin sampai dekade yang mendatang.
Direncanakan, Google akan merilis Chrome OS pada tahun ini, sehingga akan semakin 'meramaikan' persaingan di sektor OS. Diharapkan, Chrome OS akan memberikan alternatif 'segar' kepada user yang sudah terbiasa dengan sistem operasi yang ada, dan ini secara langsung akan meningkatkan user installed base dari Linux.
Namun, tentu Microsoft dan Apple tidak akan tinggal diam, dan akan terus berinovasi. Basis Microsoft di korporasi, dan Apple di retail jelas akan sukar 'digoyang' begitu saja oleh Google.
Seperti biasa, konsumen yang akan diuntungkan, karena bisa menikmati produk dari ketiga pihak tersebut secara bersamaan. Sebagai contoh, gunakan search engine Google, dan sistem Operasi Windows pada komputer Macintosh.
PC Windows pun juga tetap bisa gunakan produk Apple, karena Safari dan iTunes telah diport ke Windows. Sehingga sinkronisasi dengan gadget Apple tetap bisa dilakukan pada PC Windows.
Chrome OS pun diharapkan juga akan bisa eksis di network yang multi-platform.
Sysadmin tentunya selalu akan bisa untuk mengharmonisasi teknologi dari tiga 'dunia' yang berbeda tersebut. Paling tidak, berdasarkan pengalaman pribadi, networking multi-platform sudah sangat biasa di dunia akademik (Windows, Linux, dan MacOSX).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda