Hitungan terakhir mengenai gempa yang terjadi di Jepang kemarin, adalah lempengan Bumi yang retak, tidak sebesar yang diperkirakan. Wilayah lempengan bumi yang retak itu kecil, dengan panjang antara 300 dan 400 kilometer. Sebagai perbandingan, gempa 9,1 skala richter yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 menghasilkan retakan lempengan sepanjang 1.300 km. Demikian seperti yang dikutip dari New Scientist, Sabtu (12/3/2011).
Lalu, mengapa gempa tersebut sangat kuat? Hal itu terjadi ketika dua lempengan tektonik bergeser sepanjang 40 meter. Kalkulasi ini didapatkan Chen Ji dari University of California, Santa Cruz. Untuk dapat menghasilkan kalkulasi tersebut, Ji mengunduh informasi mengenai gelombang seismik yang hadir di stasiun di seluruh dunia, dan lalu membalikkan data tersebut, untuk melihat retakan yang dihasilkan dari energi seismik tersebut.
Kalkulasi dari Ji menyatakan kalau retakan lempengan sepanjang 400 km tersebut ada yang seluas 40 meter. Sementara dari US Geological Survey mengestimasikan luas retakan tersebut hanya 20 meter saja
Nampaknya ini adalah salah satu pergerakan lempengan Bumi terbesar di dunia dan memiliki dampak yang besar bagi gempa ke depannya di wilayah tersebut, sebagaimana tekanan selama gempa akan disalurkan ke retakan terdekat.
"Gempa ini meningkatkan kondisi tekanan dan potensi bagi retakan untuk pecah di bagian selatan dan utara. Ini bisa memakan waktu beberapa bulan atau tahun," jelas Ji. Begitu kondisi di Jepang sudah pulih, maka data ini akan menyediakan sebuah informasi detil bagaimana gempa tersebut bisa menimbulkan tsunami yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda