Makassar yang selama ini kita kenal ada di Sulawesi Selatan, tapi ternyata ada Macassar Afrika Selatan.
Syekh Yusuf,perintis pendiri dan tonggak sejarah penyemaian Islam di benua hitam, Afrika Selatan tempat perhelatan Piala Dunia 2010 digelar. Di Macassar, ada sebuah tempat yang dinamakan “The Kramat”. The Holy Resting Place of Sheikh Yusuf Al Makassari.
Syekh Yusuf adalah Keturunan Raja Gowa(Sulsel) yang diasingkan pemerintah Belanda ke Afrika yang kemudian mengajarkan agama Islam sekaligus berjuang membela Afrika dari penindasan penjajah di negara tersebut.Lalu ,dari hasil perkimpoian pengikut Syekh Yusuf inilah menjadi cikal bakal keturunan orang bugis Makassar hingga saat ini di kampung Macassar.Syekh Yusuf adalah pahlawan besar, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga Afrika Selatan. Gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah Afrika Selatan yang diwujudkan melalui Oliver Thambo Award pada 2005 mempertegas status itu.
Di Indonesia Syehk Yusuf -- Abadin Tadja Tjoessoep adalah keponakan Raja Goa -- dikenal sebagai salah satu tokoh legendaris yang gigih mengusir penjajah Eropa dari bumi Makasar, Indonesia, ratusan tahun lalu.
Sepak terjangnya yang gigih menggetarkan hati Belanda yang kemudian menangkap dan mengasingkannya -- mula-mula ke Sri Lanka lalu kemudian ke Kaapstaad (yang dikenal sebagai Cape Town setelah diambil alih Inggris pada 1806).
Namun, siapa sangka jika setibanya di Kaapstaad pada 2 April 1694, Syekh Yusuf bersama dengan 49 pengikutnya mendirikan Kampung Macassar dan aktif menyebarkan dakwah Islam --orang pertama yang menyebarkan Islam di Afrika Selatan-- serta kesadaran untuk merdeka bebas dari penjajahan.
Bahkan Bapak Afrika Selatan, Nelson Mandela, yang berhasil membebaskan Afrika Selatan dari politik apartheid mengaku terinspirasi oleh perjuangan Syekh Yusuf.
Kampung Macassar terletak di Distrik Stellenbosch, kawasan perkebunan anggur yang indah, sekitar 40 kilometer dari jantung kota Cape Town.
Makam Syekh Yusuf banyak dikunjungi orang terutama menjelang Musim Haji. Dan setiap Paskah ada tradisi untuk menghormati tokoh legendaris itu. Kebiasaan itu berasal dari ratusan tahun lalu, ketika para pekerja perkebunan hanya mendapat libur dari penjajah.
Kedekatan hubungan Batavia dengan Kaapstaad menjadikan banyak pejuang-pejuang Indonesia yang diasingkan ke kota pelabuhan yang terletak di pertemuan dua samudra itu -- Hindia dan Atlantik -- sehingga puluhan tahun setelahnya komunitas Melayu mencapai jumlah 800 ribu orang dari 3,27 juta penduduk.
Perkampungan-perkampungan itu terkonsentrasi di Bo-Kaap, Salt River, Woodstock, Michels Plain Athlone dan Gatesville.
Akan tetapi sebuah ramalan 250 tahun yang dipercaya warga Cape Town secara turun temurun menyebutkan bahwa sebuah lingkaran Islam akan mengelilingi Cape Town.
Ramalan itu saat ini diterjemahkan sebagai lingkaran Kramat atau tempat dimana para orang suci dimakamkan. Mereka rata-rata adalah para pemuka agama Islam dari Indonesia.
Secara keseluruhan ada 23 Kramat di Western Cape --12 di Cape Town, 4 di pinggiran kota Cape Town dan 7 di selatan Cape Town-- yang berawal dari Kramat di puncak bukit Signal Hill, lalu berlanjut ke Oude Kraal di luar Camps Bay dan berputar mengelilingi gunung ke Constantia, Tokai, Zandvleit (kampung Maccasar), dan berakhir di Robben Island.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda