Pergolakan politik sudah menjatuhkan penguasa Tunisia dan Mesir dan terus menjalar ke dunia Arab didalangi Amerika Serikat lewat proyek "Timur Tengah Baru".
"Kerusuhan dan revolusi yang kita saksikan saat ini di negara Arab adalah akibat dari implementasi proyek AS bernama ’Timur Tengah Baru’ itu. Program tersebut dimulai dari Irak, kemudian Lebanon," kata anggota parlemen Bahrain sekaligus wartawan, Samira Rajab kepada kantor berita Rusia, RIA Novosti.
Istilah "Timur Tengah Baru" dikenalkan pada 2006 oleh Menteri Luar Negeri AS era Presiden George W Bush, Condoleezza Rice. Para analis mengatakan, proyek itu mendefinisikan kebijakan Washington di wilayah yang luas, termasuk negara Arab dan Asia Tengah.
"Babak baru implementasi proyek itu baru akan terlihat setidaknya sepuluh tahun lagi, yang dimulai sejak 2011," katanya. Menurut dia, strategi AS di wilayah Timur Tengah bertujuan melemahkan rezim berkuasa dan mengenalkan kelompok oposisi ke pemerintahan mereka.
Setelah Tunisia dan Mesir, api revolusi kini menjalar di dunia Arab seperti Libya, Bahrain, dan Yaman. Negeri-negeri ini umumnya dikendalikan penguasa renta selama beberapa dekade.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda