Dalam wawancara dengan Al-Jazeera Sabtu terakhir di tahun 2010, pendiri WikiLeaks Jullian Assange mengatakan bahwa sejauh ini situsnya menampilkan dokumen rahasia dengan cara yang "bertanggungjawab". Tapi bila dia ditekan, maka pihaknya bisa membocorkan semuanya.
"Jika terpaksa kami bisa bertindak ekstrim dan mengungkap satu persatu file yang bisa kami aksses," kata Assange meradang. Assange mengaku jika dia takut dibunuh, tapi dia yakin masih ada sekitar 2.000 situs yang siap membocorkan dokumen di WikiLeaks jika dirinya "telah dibereskan".
"Jika saya dibunuh atau ditahan dalam waktu yang lama, ada 2.000 website yang siap mempublikasikan file-file tersisa. Kami telah melindungi website-website ini dengan kata sandi yang sangat aman," tegas Assange. "Kami harus melindungi sumber-sumber kami dengan cara apapun. Ini tekad kami." Pria warga negara Australia itu mengatakan, Amerika Serikat berulang kali mengusik websitenya dengan teknologi mutakhir, namun belum berhasil.
"Washington juga berupaya menjadikan saya sebagai seorang teroris dan berusaha meyakinkan dunia bahwa saya adalah Usamah bin Ladin yang lain," katanya. Dia mengatakan, mulai 11 Januari 2011 dirinya akan disidang dalam sebuah pengadilan khusus di London terkait pengungkapan berbagai dokumen rahasia. Dan pengadilan itu, katanya, menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan terorisme.
"Jika Inggris (di mana saya berada sekarang) memutuskan untuk menyerahkan saya ke Swedia dengan tuduhan kasus pelecehan seksual, maka mereka (Stockholm) akan menyerahkan saya ke AS," katanya. Assange khawatir AS kemudian akan mengakali hukum dengan menyatakan dirinya sebagai seorang mata-mata yang membahayakan Washington. Pentagon telah menyiapkan "ruangan perang" yang diisi 120 orang dengan tugas hanya untuk mengacaukan dan menghancurkan WikiLeaks, kata Assange.
"Kami punya banyak file tentang isu-isu pertahanan di Eropa Tengah, tapi saya atau staf saya tidak punya waktu untuk menelusurinya semua."
Apa yang ditampilkan oleh kelima media rekanan WikiLeaks hanyalah materi yang menurut mereka menarik bagi para pembacanya.
Dalam wawancara itu Assange juga mengungkap bahwa banyak pejabat tinggi negara Arab yang memiliki hubungan dekat dengan CIA. Mereka rutin mengunjungi kedutaan-kedutaan AS di negaranya untuk menjalin hubungan dengan agen mata-mata Amerika Serikat itu.
"Para pejabat ini adalah mata-mata bagi AS di negara mereka," ujar Asange kepada Al Jazeera.
Di awal, pewawancara Ahmad Mansur mengatakan bahwa Assange telah menunjukkan kepadanya dokumen berisi sebagian nama pejabat tinggi Arab yang diduga memiliki kaitan dengan CIA. Meskipun demikian, keduanya tidak menyebutkannya ke publik. Menurut Assange, sebagaian negara Arab juga memiliki tempat-tempat penyiksaan di mana biasanya Washington mengirim "tersangka" untuk kemudian diinterogasi dan disiksa.
Ada juga pejabat Arab yang mencuri minyak milik negaranya. "Kami memerlukan rekan media untuk lebih mengorek masalah ini," kata Assange. WikiLeaks mendapatkan berbagai file rahasia tentang Afghanistan, Kenya, Rusia dan China serta beberapa negara lain.
Selama sembilan tahun pasukan AS dan NATO gagal membungkam rakyat Afghanistan karena mereka adalah orang-orang yang loyal dan jujur. Pasukan marinir AS di Afghanistan tidak senang berada di sana, karena mereka tidak mengetahui untuk apa, mengapa serta berperang melawan siapa, kata Assange.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda