Tragedi menyedihkan terjadi saat berlangsungnya Festival Air di ibu kota Kamboja, Pnom Penh, Selasa (23/11). Dalam tragedi itu, ratusan orang tewas. Data terakhir menunjukkan, sebanyak 329 orang tewas. Namun, berdasarkan penyidikan, hingga Rabu (24/11), jumlah korban tewas bertambah menjadi 450 orang. Sementara korban luka-luka tercatat sebanyak 452 orang.
Investigasi pihak keamanan menunjukkan, tragedi itu diawali kepanikan, yang terjadi setelah terdengar sebuah teriakan yang memprovokasi para pengunjung bahwa jembatan akan runtuh.
"Pengunjung pun panik dan berusaha untuk lari dari jembatan tersebut agar selamat. Terlebih, jembatan gantung tersebut sempat bergoyang keras," tandas Prum Sokha, Ketua Tim Investigasi Tragedi Festival Air, yang mengingatkan masyarakat pada pembantaian yang berlangsung selama 1975-1979 yang dilakukan Khmer Merah.
Menyikapi tragedi Festival Air, Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, langsung mengumumkan sebagai Hari Berkabung Nasional. "Ini mengingatkan saya pada tragedi pembantaian yang menimpa Kamboja periode 1975-1979, yang dilakukan Khmer Merah," tandas Hun Sen. Korban rata-rata terinjak-injak, tertindih, terlempar, dan cedera akibat melompat dari jembatan ke sungai. Sampai saat ini, tim SAR masih terus menyisir sungai untuk mencari korban tenggelam, yang prediksinya, berjumlah cukup banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Anda