Kamis, 19 Agustus 2010

Fenomena Matahari Kembar - Matahari Baru

Planet dengan dua matahari seperti kampung halaman Luke Skywalker dalam film Star Wars ternyata bukan fantasi belaka. Badan angkasa luar Amerika Serikat, NASA, memprediksikan bahwa khayalan itu dapat terjadi.
Teleskop angkasa luar milik NASA, Spitzer, telah menemukan sistem planetari yang mengelilingi bintang ganda. Sistem ini sama saja dengan sistem Tata Surya kita yang mengelilingi bintang tunggal, matahari. Studi teranyar yang dipublikasikan di Astrophysical Journal ini menggunakan kamera infra merah pada teleskop Spitzer untuk mencari bintang ganda atau disebut juga “kepingan debu”.
Kepingan debu ini terbentuk dari serpihan bebatuan angkasa yang tersisa saat pembentukan planet-planet. “Kami sudah tahu bahwa bintang-bintang itu ada di sana. Pertanyaannya adalah apakah ada planet lain di sana dimana kita bisa melihat matahari,” ujar Karl Stapelfeldt, ilmuwan dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) milik NASA di Pasadena, California, seperti yang dikutip BBC News belum lama ini.
Pertanyaan tersebut terjawab dengan temuan teleskop Spitzer, dimana sistem binari di luar angkasa sana juga memiliki planet-planet lain, yang juga memiliki matahari sendiri. Menurut David Trilling dari University of Arizona, temuan ini memang mungkin saja membuktikan hal itu, namun belum bisa dipastikan begitu saja.
“Pada sistem Tata Surya kita, asteroid saling memecah dan menghasilkan tebaran debu yang kita asumsikan sebagai kepingan lain, yakni debu yang diproduksi oleh dua badan objek yang lebih besar,” jelas Trilling. Satu hal yang logis adalah bahwa proses pembentukan objek besar itu adalah proses serupa dengan pembentukan planet.
Tim ilmuwan menganalisis kepingan debu dalam 69 sistem binari yang berjarak antara 50-200 tahun cahaya dari bumi. Data menunjukkan bahwa 40 persen dari sistem ganda memiliki kepingan debu yang frekuensinya lebih tinggi dari sampel serupa bintang tunggal.
Dari temuan ini disimpulkan bahwa sistem planetari adalah hal biasa di sekitar bintang-bintang binari itu dan bisa jadi mereka juga memiliki matahari seperti planet kita. Pada sistem yang terdiri dari 50-500 unit astronimis, kepingan debu berputar sendiri-sendiri atau berpasangan mengelilingi bintang.
Pada sistem bermatahari ganda ini, Trilling memperkirakan bahwa dorongan gravitasi mampu “menendang” debu-debu ke dalam antariksa dan mencegah terjadinya pembentukan planet lain.
Munculnya matahari kembar atau matahari baru menjadi perhatian para ilmuwan saat ini. 'Matahari kembar' ini tertangkap Teleskop Herschel dan disebut-sebut sebagai matahari baru, diperkirakan ukurannya akan lebih besar dibanding dengan matahari yang sekarang.
Kalau kita lihat sang calon bintang raksasa ini dalam citra teleskop tersebut tampak seperti sebuah gumpalan putih di tepi bawah gelembung. Embrio itu diperkirakan bisa tumbuh menjadi salah satu bintang terbesar dan yang paling cerah di galaksi dalam ratusan ribu tahun mendatang. Apa seperti artikel tentang kemunculan objek terang di luar angkasa yah?
Menurut info detektor inframerah yang di miliki oleh Teleskop Herschel mampu menangkap materi suhu rendah yang bisa melahirkan bintang, RCW 120 atau citra gelembung gas disinyalir dapat membantu untuk menjelaskan bagaimana proses sebuah bintang raksasa terbentuk. Waa canggih sekali yah teknologi yang di miliki oleh manusia sekarang ini, sampai-sampai kemunculan embrio bintang baru saja bisa di deteksi.
Menurut para peneliti juga di sinyalir calon bintang besar seperti matahari ini memiliki massa sekitar delapan hingga sepuluh kali lebih besar dibanding massa Matahari, dan dikelilingi begitu banyak material. Waw bisa kita bayangkan yah besar nya seperti apa, matahari yang ada di tata surya kita saja sudah sangat besar, ternyata ada lagi calon bintang yang masih jadi embrio bakal melebihi besarnya.
Info menyatakan jika saja ada banyak gas dan debu berjatuhan di embrio bintang baru tersebut maka objek baru luar angkasa ini mempunyai potensi untuk menjadi salah satu objek besar atau raksasa dalam Galaksi Bima Sakti, katanya juga jika saja ini terjadi maka kehadiran dari bintang baru pesaing dari matahari tersebut dapat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar.
Ilmuwan Herschel, Dr. Annie Zavagno, dari Laboratoire d’Astrophysique de Marseille menyatakan, “Ini merupakan bintang besar yang mengontrol evolusi kimia dan kedinamisan galaksi,” ia juga menambahkan lagi “Ini merupakan bintang besar yang menciptakan elemen berat seperti besi dan elemen-elemen tersebut akan berada di ruang antar bintang. Dan karena bintang-bintang besar mengakhiri hidup mereka dengan ledakan supernova, mereka juga menyuntikkan energi besar ke galaksi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tulis Komentar Anda